Dikirim pada 2008-03-26 14:28:23 Oleh admin
Pernyataan itu diungkapkan oleh Abdul Aziz dalam acara knowledge sharing di hadapan sekitar 30 mahasiswa ITB dan Unpad berprestasi di Asrama Nurul Fikri Tubagus Ismail Bandung, 16 Maret 2008, yang bertajuk "Peluang dan tantangan berkarir di lembaga BUMN".
"Ketika anda (mahasiswa), melihat ketidakberesan dalam lembaga pemerintahan atau badan usaha milik negara (BUMN), janganlah anda lari, justru anda harus bisa masuk untuk membenahi kondisi tersebut. Apabila hal itu dibiarkan dan bahkan dipegang oleh orang yang tidak bertangung jawab, maka kondisinya akan semakin rusak. Hal ini tentunya akan berdampak luas terhadap negeri kita ini," Aziz menambahkan.
Aziz juga menceritakan ketika bekerja pada perusahan swasta murni. Dalam entitas ini, perusahaan dan karyawan di dalamnya hanya berorientasi pada uang, uang dan uang. Target perusahaan yang ada dalam benak owner adalah pencapaian kinerja keuangan semata, dan tidak menyentuh dan memperhatikan bagaimana kemajuan bangsa dan negara.
"Sangat berbeda sekali, ketika kita berada di lembaga pemerintahan atau BUMN, karena mayoritas saham dimiliki oleh negara. Maka kinerjanya akan berdampak pada seluruh aspek. Dan orientasinya pun tidak melulu materi semata akan tetapi kita harus memikirkan kemajuan seluruh komponen bangsa, pertumbuhan perekonomian, tenaga kerja, termasuk para mahasiswa. Berkarya di lembaga ini, kita akan lebih powerful dan mampu melihat lebih luas kondisi bangsa kita," lanjut Aziz.
Sebagai gambaran, Aziz membandingkan pertumbuhan Indonesia dengan negara tetangga, antara lain dalam hal kenaikan PDB (pendapatan domestik bruto), laju perekonomian, laju tenaga kerja dan tingkat pengangguran, serta tingkat konsumtif. Indonesia memiliki laju pertumbuhan tenaga kerja dan tingkat pengangguran yang tinggi, serta perilaku konsumtif yang tinggi, dan hal ini amat mengkhawatirkan.Demikian halnya dengan INTI sebagai BUMN, memliki peran dan kewajiban dalam mendorong kinerja perusahaan, yang pada akhirnya juga mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja nasional, serta tumbuhnya industri pertelekomunikasian. Oleh karena itulah INTI berusaha menciptakan produk asli hasil karya anak bangsa, bukan "made in luar negeri".
Tumbuhnya INTI akan berdampak pula pada tumbuhnya industri-industri pendukungnya. Dengan kata lain, INTI berusaha menjadi prime mover industri dalam negeri, khususnya industri pertelekomunikasian di Indonesia. (INTI/Ksn)
"Ketika anda (mahasiswa), melihat ketidakberesan dalam lembaga pemerintahan atau badan usaha milik negara (BUMN), janganlah anda lari, justru anda harus bisa masuk untuk membenahi kondisi tersebut. Apabila hal itu dibiarkan dan bahkan dipegang oleh orang yang tidak bertangung jawab, maka kondisinya akan semakin rusak. Hal ini tentunya akan berdampak luas terhadap negeri kita ini," Aziz menambahkan.
Aziz juga menceritakan ketika bekerja pada perusahan swasta murni. Dalam entitas ini, perusahaan dan karyawan di dalamnya hanya berorientasi pada uang, uang dan uang. Target perusahaan yang ada dalam benak owner adalah pencapaian kinerja keuangan semata, dan tidak menyentuh dan memperhatikan bagaimana kemajuan bangsa dan negara.
"Sangat berbeda sekali, ketika kita berada di lembaga pemerintahan atau BUMN, karena mayoritas saham dimiliki oleh negara. Maka kinerjanya akan berdampak pada seluruh aspek. Dan orientasinya pun tidak melulu materi semata akan tetapi kita harus memikirkan kemajuan seluruh komponen bangsa, pertumbuhan perekonomian, tenaga kerja, termasuk para mahasiswa. Berkarya di lembaga ini, kita akan lebih powerful dan mampu melihat lebih luas kondisi bangsa kita," lanjut Aziz.
Sebagai gambaran, Aziz membandingkan pertumbuhan Indonesia dengan negara tetangga, antara lain dalam hal kenaikan PDB (pendapatan domestik bruto), laju perekonomian, laju tenaga kerja dan tingkat pengangguran, serta tingkat konsumtif. Indonesia memiliki laju pertumbuhan tenaga kerja dan tingkat pengangguran yang tinggi, serta perilaku konsumtif yang tinggi, dan hal ini amat mengkhawatirkan.Demikian halnya dengan INTI sebagai BUMN, memliki peran dan kewajiban dalam mendorong kinerja perusahaan, yang pada akhirnya juga mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja nasional, serta tumbuhnya industri pertelekomunikasian. Oleh karena itulah INTI berusaha menciptakan produk asli hasil karya anak bangsa, bukan "made in luar negeri".
Tumbuhnya INTI akan berdampak pula pada tumbuhnya industri-industri pendukungnya. Dengan kata lain, INTI berusaha menjadi prime mover industri dalam negeri, khususnya industri pertelekomunikasian di Indonesia. (INTI/Ksn)