Dikirim pada 2008-03-04 16:55:03 Oleh Admin
Bertempat di Ruang Rapat Lantai 8 Div. Sekper & SDM, Selasa 4 Maret 2008, INTI kembali mendapat kehormatan sebagai perusahaan yang patut dijadikan referensi bagi perusahaan lain di lingkungan BUMN.
Kali ini INTI dijadikan Benchmark Visit oleh PT. Pal Indonesia Surabaya, dalam kaitannya dengan penerapan dan pengelolaan Manajemen Risiko.
Sebagaimana disampaikan oleh Arif Cahyana mewakili PT. Pal Indonesia, kunjungan ini dipandang perlu dan sangat besar artinya oleh Unit Manajemen Risiko PT. Pal sebagai bekal dalam penerapan / pengelolaan Manajemen Risiko yang sebenarnya.
Arif Cahyana menambahkan, bahwa “sebenarnya Unit Manajemen Risiko PT. Pal telah memiliki SOP dan siap untuk di implementasikan, namun diantara sesama anggota Unit Manajemen Risiko masih terdapat perbedaan tentang wewenang, fungsi dan tugas Unit ini, sehingga ada keragu-raguan untuk memulainyaâ€.
â€Selain INTI, benchmark visit juga akan dilakukan ke PT. Semen Gresik dan PT. PJB (Pembangkit Jawa Bali) salah satu anak perusahaan PT. PLN di Jawa Timur. Dengan melakukan Benchmark Visit kebeberapa perusahaan yang telah cukup lama mengimplementasikan MR, diharapkan keragu-raguan tersebut akan hilangâ€.
Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia sendiri merupakan suatu unit fungsional dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuanganâ€, demikian Arif menambahkan.
Andi J. Purba, yang bertindak sebagai tuan rumah, dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa, â€INTI berterima kasih atas kepercayaan PT. Pal Indonesia yang telah memilih INTI sebagai salah satu tempat referensi bagi pengimplementasian fungsi Manajemen Risiko, dan sampai saat ini INTI masih terus menyempurnakan sistem dan panduan Manajemen Risiko-nyaâ€.
Sementara itu Dodi Drajat selaku Sekretaris Komite Manajemen Risiko memaparkan latar belakang dan sejarah terbentuknya Komite Manajemen Risiko di INTI.
Pada awal pembentukannya, INTI juga sama-sama melakukan Benchmark Visit ke beberapa perusahaan BUMN, seperti PT. Krakatau Steel, PT. Antam, dan PT. Semen Gresik.
Dodi melanjutkan, â€yang paling penting dan cukup sulit adalah menyamakan persepsi tentang apa yang dimaksud dengan masalah* dan apa yang dimaksud dengan risiko*, karena masih banyak yang menyamakan arti kedua kata dimaksudâ€.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh seluruh anggota Komite Manajemen Risiko INTI, Arif Cahyana menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Kepala Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia, Bapak Harso.
Selain mendengarkan penjelasan tentang pelaksanaan Manajemen Risiko di INTI, kedua belah pihak juga melakukan diskusi atas kasus yang mungkin telah dan akan dihadapi pada masa-masa yang akan datang.
Diakhir acara Benchmark Visit yang dilakukan Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia, Arif Cahyana menyampaikan pendapatnya bahwa dibandingkan dengan Simar (Sistem Informasi Manajemen Risiko) PT. Petro Kimia, konsep Kebijakan Manajemen Risiko yang dirumuskan oleh Komite Manajemen Risiko INTI jauh lebih komprehensif dan dapat lebih mudah dimengerti.
Kedua belah pihak, Komite Manajemen Risiko INTI dan Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia juga bersepakat untuk terus melakukan koordinasi dan saling bertukar informasi dalam kaitannya dengan pelaksanaan Manajemen Risiko di perusahaan masing-masing.(Inti/Hm)
Catatan :
Menurut definisi yang dibuat oleh Komite Manajemen Risiko INTI, masalah adalah sesuatu yang telah terjadi, sedangkan risiko adalah sesuatu yang mungkin akan terjadi.
Kali ini INTI dijadikan Benchmark Visit oleh PT. Pal Indonesia Surabaya, dalam kaitannya dengan penerapan dan pengelolaan Manajemen Risiko.
Sebagaimana disampaikan oleh Arif Cahyana mewakili PT. Pal Indonesia, kunjungan ini dipandang perlu dan sangat besar artinya oleh Unit Manajemen Risiko PT. Pal sebagai bekal dalam penerapan / pengelolaan Manajemen Risiko yang sebenarnya.
Arif Cahyana menambahkan, bahwa “sebenarnya Unit Manajemen Risiko PT. Pal telah memiliki SOP dan siap untuk di implementasikan, namun diantara sesama anggota Unit Manajemen Risiko masih terdapat perbedaan tentang wewenang, fungsi dan tugas Unit ini, sehingga ada keragu-raguan untuk memulainyaâ€.
â€Selain INTI, benchmark visit juga akan dilakukan ke PT. Semen Gresik dan PT. PJB (Pembangkit Jawa Bali) salah satu anak perusahaan PT. PLN di Jawa Timur. Dengan melakukan Benchmark Visit kebeberapa perusahaan yang telah cukup lama mengimplementasikan MR, diharapkan keragu-raguan tersebut akan hilangâ€.
Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia sendiri merupakan suatu unit fungsional dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuanganâ€, demikian Arif menambahkan.
Andi J. Purba, yang bertindak sebagai tuan rumah, dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa, â€INTI berterima kasih atas kepercayaan PT. Pal Indonesia yang telah memilih INTI sebagai salah satu tempat referensi bagi pengimplementasian fungsi Manajemen Risiko, dan sampai saat ini INTI masih terus menyempurnakan sistem dan panduan Manajemen Risiko-nyaâ€.
Sementara itu Dodi Drajat selaku Sekretaris Komite Manajemen Risiko memaparkan latar belakang dan sejarah terbentuknya Komite Manajemen Risiko di INTI.
Pada awal pembentukannya, INTI juga sama-sama melakukan Benchmark Visit ke beberapa perusahaan BUMN, seperti PT. Krakatau Steel, PT. Antam, dan PT. Semen Gresik.
Dodi melanjutkan, â€yang paling penting dan cukup sulit adalah menyamakan persepsi tentang apa yang dimaksud dengan masalah* dan apa yang dimaksud dengan risiko*, karena masih banyak yang menyamakan arti kedua kata dimaksudâ€.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh seluruh anggota Komite Manajemen Risiko INTI, Arif Cahyana menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Kepala Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia, Bapak Harso.
Selain mendengarkan penjelasan tentang pelaksanaan Manajemen Risiko di INTI, kedua belah pihak juga melakukan diskusi atas kasus yang mungkin telah dan akan dihadapi pada masa-masa yang akan datang.
Diakhir acara Benchmark Visit yang dilakukan Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia, Arif Cahyana menyampaikan pendapatnya bahwa dibandingkan dengan Simar (Sistem Informasi Manajemen Risiko) PT. Petro Kimia, konsep Kebijakan Manajemen Risiko yang dirumuskan oleh Komite Manajemen Risiko INTI jauh lebih komprehensif dan dapat lebih mudah dimengerti.
Kedua belah pihak, Komite Manajemen Risiko INTI dan Unit Manajemen Risiko PT. Pal Indonesia juga bersepakat untuk terus melakukan koordinasi dan saling bertukar informasi dalam kaitannya dengan pelaksanaan Manajemen Risiko di perusahaan masing-masing.(Inti/Hm)
Catatan :
Menurut definisi yang dibuat oleh Komite Manajemen Risiko INTI, masalah adalah sesuatu yang telah terjadi, sedangkan risiko adalah sesuatu yang mungkin akan terjadi.