Dikirim pada 2008-02-13 12:45:43 Oleh admin
Pada hari Selasa 12 Februari 2008 telah diselenggarakan "INTI Innovation Award 2008" yang bertujuan menggali potensi karyawan INTI dalam menghasilkan inovasi produk, jasa, sistem dan proses yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Ajang penghargaan inovasi terbaik tahun ini diikuti oleh 5 tim peserta yang menampilkan 2 kategori produk (barang/jasa) serta 3 kategori sistem & proses bisnis.
Inovasi-inovasi yang ditampilkan meliputi "Flood Forecasting & Warning System", "Message Validation System pada Remote Monitoring Digital KWH Meter", "Fault Management System Call Center", Community Development Center" dan "CAKRA" (sistem informasi pendukung manajemen SDM dan manajemen proses bisnis).
Dalam sambutannya, Dirut INTI Abdul Aziz mengatakan bahwa maju-mundurnya suatu perusahaan terletak pada R&D-nya, dan kemampuan R&D INTI sebenarnya sudah diakui secara nasional. Namun itu saja tidak cukup karena harus dibarengi dengan manajemen proses yang baik.
Aziz menambahkan bahwa saat ini banyak proses bisnis di INTI yang harus dibenahi. "Proses di INTI rawan fraud dan tidak GCG. Dalam bahasa Malcolm Baldrige, tidak ada result-nya alias kosong karena kita tidak tahu apa yang kita kerjakan," katanya.
"Seperti ICN, prosesnya kita tidak mengetahui, karena pertama kalinya kita mematenkan produk ini. Bagaimana me-manage-nya, hal ini tidak ada di INTI, dan ini salah satu penyebab kinerja kita seperti ini," ungkap Aziz.
Abdul Aziz juga menyorot sedikitnya jumlah peserta dibandingkan jumlah karyawan INTI yang ada. "jika banyak inovasi di INTI bisa terangkat dan terjual, citra kita akan terangkat. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan pencarian ulang inovasi-inovasi di INTI untuk diusulkan menjadi inovasi unggulan," katanya.
Sebagai penutup, Aziz mengajak seluruh karyawan untuk berinovasi, bukan hanya dalam bentuk produk atau barang tetapi juga proses bisnis, sebab hal itu akan menjadi benefit bagi perusahaan. (INTI/Dav)
Ajang penghargaan inovasi terbaik tahun ini diikuti oleh 5 tim peserta yang menampilkan 2 kategori produk (barang/jasa) serta 3 kategori sistem & proses bisnis.
Inovasi-inovasi yang ditampilkan meliputi "Flood Forecasting & Warning System", "Message Validation System pada Remote Monitoring Digital KWH Meter", "Fault Management System Call Center", Community Development Center" dan "CAKRA" (sistem informasi pendukung manajemen SDM dan manajemen proses bisnis).
Dalam sambutannya, Dirut INTI Abdul Aziz mengatakan bahwa maju-mundurnya suatu perusahaan terletak pada R&D-nya, dan kemampuan R&D INTI sebenarnya sudah diakui secara nasional. Namun itu saja tidak cukup karena harus dibarengi dengan manajemen proses yang baik.
Aziz menambahkan bahwa saat ini banyak proses bisnis di INTI yang harus dibenahi. "Proses di INTI rawan fraud dan tidak GCG. Dalam bahasa Malcolm Baldrige, tidak ada result-nya alias kosong karena kita tidak tahu apa yang kita kerjakan," katanya.
"Seperti ICN, prosesnya kita tidak mengetahui, karena pertama kalinya kita mematenkan produk ini. Bagaimana me-manage-nya, hal ini tidak ada di INTI, dan ini salah satu penyebab kinerja kita seperti ini," ungkap Aziz.
Abdul Aziz juga menyorot sedikitnya jumlah peserta dibandingkan jumlah karyawan INTI yang ada. "jika banyak inovasi di INTI bisa terangkat dan terjual, citra kita akan terangkat. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan pencarian ulang inovasi-inovasi di INTI untuk diusulkan menjadi inovasi unggulan," katanya.
Sebagai penutup, Aziz mengajak seluruh karyawan untuk berinovasi, bukan hanya dalam bentuk produk atau barang tetapi juga proses bisnis, sebab hal itu akan menjadi benefit bagi perusahaan. (INTI/Dav)