Berikut adalah hasil assessment IQA 2007 terhadap INTI.

Catatan:

INTI diasses pada saat ini, dan assessment yang dilakukan didasarkan pada apa yang telah dan sedang dikerjakan sampai saat ini, bukan berdasarkan apa yang akan dilakukan.

Hasil assessment ini dapat digunakan sebagai alat bantu mengidentifikasi strength dan OFI (Opportunity for Improvement) serta mengembangkan rencana tindakan perbaikan.
1. Senior Leadership

Pimpinan Senior INTI menggunakan Sistem Kepemimpinan untuk memandu dan mempertahankan keberlanjutan organisasi.

Sistem Kepemimpinan tersebut meliputi Penetapan & Penjabaran Visi & Misi, Nilai-Nilai (ISTICARRE), Arahan Strategis; Pengorganisasian, Perencanaan, Penyelarasan; Pencapaian Kinerja sesuai Rencana; Pengembangan, Penghargaan, Pengakuan; Pembelajaran Organisasi & Personal.

Para Pemimpin Senior INTI juga men-deploy Visi dan Nilai-Nilai dalam berbagai kesempatan hingga Visi & Nilai-Nilai Perusahaan telah dapat dipahami oleh hampir seluruh karyawan.

2. Strategic Planning

INTI telah memiliki proses perencanaan strategis yang baku dan terjadual dibawah koordinasi dan tanggung jawab PUSBISPRO dan melibatkan seluruh unit kerja serta pemimpin senior.

Proses ini menggunakan pendekatan rolling. Monitoring dan evaluasi menggunakan pendekatan Balance Scorecard, analisa IFAS-EFAS, BCG, dan 5 Forces Porter. Trend teknologi dipantau dan menjadi dasar menyusun road map teknologi.
RKAP yang merupakan action plan dari RJP dijabarkan menjadi program kerja Divisi melalui Forum Rapat Dinas, yang meliputi program kerja beserta bobot masing-masing program dan standar performansi, dan rencana kerja, selanjutnya ditandatangani Direksi dan Kepala Divisi sebagai kontrak kerja.

3. Customer & Market Focus

INTI telah memiliki proses untuk mengidentifikasi pelanggan dengan melakukan pengelompokan dan menetapkan segmentasi pasar berdasarkan jenis produk. Segmentasi pasar serta penyesuaiannya dilakukan secara periodik sesuai dengan perubahan lingkungan bisnis seperti penambahan Divisi.

INTI memiliki berbagai cara mendengarkan suara pelanggan melalui pertemuan langsung, surat, email dan formulir isian tentang kepuasan pelanggan. Suara pelanggan, data loyalitas pelanggan dievaluasi dan dipakai sebagai dasar acuan untuk menentukan persyaratan utama pelanggan, kebutuhan dan perubahan harapan pelanggan.

4. Measurement, Analysis & Knowledge Management

INTI telah memiliki suatu sistem informasi manajemen (SIM) yang diimplementasikan di seluruh organisasi, baik yang melalui sistem terdistribusi di level Divisi maupun terpusat (khusus untuk yang berhubungan dengan keuangan) dengan level akses yang berbeda, sesuai kepentingannya.

INTI telah menyediakan secara lengkap sarana-sarana baik web dan portal untuk mengakses data dan informasi sesuai dengan kepentingannya, misal untuk workforce : Jaring.inti.net ; CBHRM, mail.inti.co.id dan untuk suppliers, partners & collaborators telah dipersiapkan: www.inti.co.id. Sarana ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak dan mendukung sistem kerja INTI.

5. Workforce Focus

INTI telah memiliki system kompensasi, reward & recognition dan insentif dengan menggunakan system merit yang didasari oleh hasil penilaian individu dan pencapaian kinerja perusahaan (SK.KN.015/2005). Unsur yang digunakan adalah prestasi perusahaan dalam hal penjualan dan laba sebagai variable dalam perumusannya. Hal ini menunjukkan bahwa INTI menanamkan pentingnya fokus kepada pelanggan & pencapaian bisnis

6. Process Management

INTI melakukan perbaikan terhadap proses-proses kerja untuk meningkatkan kinerja, menurunkan penyimpangan, memperbaiki produk dan pelayanan, dan untuk menjaga proses agar selaras dengan arah dan kebutuhan bisnis melalui proses Continuous Improvement dan menyelenggarakan penghargaan inovasi baik terhadap produk maupun sistem yang dilaksanakan secara tahunan.

Opportunities for Improvement

1. Leadership

Para Pimpinan Senior INTI untuk menciptakan suatu perusahaan yang berkelanjutan senantiasa mengkomunikasikan keselarasan VOSTA (Visi, Objective, Strategic, Tactic, & Action) secara langsung kepada seluruh tenaga kerja, serta mengelola perusahaan antara lain dengan kegiatan; mensponsori, memimpin, berpartisipasi dan mendukung inovasi.

Selain itu karyawan telah didorong untuk mengikuti pelatihan untuk menciptakan iklim pembelajaran tenaga kerja. Sistem Pengendalian Kinerja juga telah mengalami perbaikan hingga kini telah mengalami revisi ke3, namun berbagai pendekatan tersebut tidak terbukti efektif yang diindikasikan oleh hasil-hasil keuangan utama mengalami penurunan.

2. Strategic Planning

INTI menunjukkan pendekatan yang sistematis dalam menetapkan strategic challenges, namun tidak teridentifikasi secara jelas strategic advantages, dan potensial blind spot yang dimiliki maupun peluang inovasi pada produk dan jasa, dan tidak menunjukkan secara sistematis bagaimana menyeimbangkan kebutuhan seluruh stakeholders utama.

Pemahaman advantages, potensial blind spot dan peluang inovasi akan membantu INTI menetapkan strategi dalam memenangkan persaingan.

3. Customer & Market Focus

Walaupun INTI telah mempunyai mekanisme akses bagi pelanggan, tetapi tidak dibedakan untuk setiap segmen pelanggan dan tidak ditemukan bagaimana mekanisme akses tersebut dievaluasi, sehingga tidak diketahui sarana akses yang mana yang lebih sering digunakan pelanggan agar dapat diperkuat demi peningkatan efektifitas setiap mekanisme akses yang disediakan.

4. Measurement, Analysis & Knowledge Management

Meskipun INTI telah memiliki suatu sistem informasi manajemen (SIM) yang terdistribusi ke masing-masing divisi namun sistem-sistem tersebut belum terintegrasi satu dengan lainnya serta belum ada proses untuk menetapkan indikator keberhasilan pengembangan dan proses mengevaluasi sistem tersebut.

Tanpa adanya integrasi sistem yang baik maka sulit bagi INTI untuk merealisasikan harapannya menjadikan INTI memiliki proses bisnis yang berbasis IT.

Belum adanya indikator ukuran yang jelas mengenai keberhasilan implementasi sistem dan evaluasinya yang sistematis akan membuat INTI kurang mampu mengidentifikasi manfaat sistem tersebut. Hasil evaluasi juga dapat bermanfaat bagi INTI untuk merancang perbaikan sistem di kemudian hari.

5. Workforce Focus

Meskipun INTI telah memiliki system pengukuran kerja melalui BSC, namun indikator pengukuran yang terdapat pada sistem tersebut belum menunjukkan adanya keterkaitan secara jelas antara keterikatan tenaga kerja dan kinerjanya dengan kinerja perusahaan.

Tanpa adanya indikator ini maka akan sulit bagi INTI untuk mengevaluasi seberapa besar pengaruh keterikatan dan kinerja tenaga kerja terhadap pencapaian kinerja perusahaan

6. Process Management

Meskipun INTI telah menetapkan kompetensi inti yaitu produk IP, Wireless/Mobile, dan Multimedia melalui mekanisme perumusan Rencana Jangka Panjang 5 (lima) tahunan, namun prosesnya belum secara jelas mempertimbangkan kekuatan unik organisasi yang bisa membentuk suatu kompetensi inti sebagai suatu keahlian atau kapabilitas unggul organisasi dalam menghadapi lingkungan persaingan. Hal ini menyulitkan INTI untuk memfokuskan strategi melalui optimalisasi kompetensi inti yang dimiliki dalam mencapai visi, misi dan sasaran-sasaran usaha.

INTI telah menetapkan proses bisnis, namun mekanisme penentuan proses kerja utamanya (key work process) belum dilakukan secara sistematis, dan tidak jelas bagaimana proses ini dikaitkan dengan kompetensi inti serta kontribusinya dalam memberikan nilai kepada pelanggan, profit, keberhasilan perusahaan dan kelangsungan usaha.

Belum ditetapkannya key work process secara sistematis akan menyulitkan perusahaan untuk mengendalikan proses-proses yang digunakan untuk memperkuat kompetensi inti dalam mencapai misi dan sasaran usaha yang telah ditetapkan.

Meskipun dalam menerapkan proses kerja untuk memastikan bahwa persyaratan-persyaratan proses dipenuhi INTI telah menetapkan 2 program: CQIP (ISO 9000:2000) dan CPIP (TQC, GKM, TPM, Just In Time dan lainnya) serta pembentukan tim untuk memfasilitasi pelaksanaan program di atas, namun efektivitas dari tiap program tersebut belum bisa diukur karena tolok ukur keberhasilan tiap proses belum ditetapkan oleh INTI. Tolok ukur keberhasilan dari proses-proses utama yang dituangkan dalam Balanced Score Card juga belum dikaitkan dengan Proses Proses Utama (Key Work Processes) sehingga pengendalian terhadap hasil akhir proses utama sulit dilakukan. Selain itu, beberapa tool CPIP sudah tidak diterapkan lagi.

7. Business Results

Meskipun INTI menyatakan jumlah dan jenis pesaing utamanya baik dalam maupun luar negeri seperti namun data komparatif, kompetitif dan benchmark sangat sedikit diperoleh dari industri sejenis dan luar industri, baik internal maupun eksternal INTI.

Hasil-hasil bisnis belum disegmentasikan dengan optimal, dan banyak item hasil yang tidak direspon.

Minimnya konsolidasi hasil-hasil bisnis akan sulit bagi INTI untuk mengendalikan dan melakukan perbaikan kinerjanya. Hal ini juga akan menyulitkan INTI mewujudkan Visinya yaitu Menjadi pilihan pertama bagi para pelanggan untuk mentransformasikan “MIMPI” menjadi “REALITA”.



"Hasil Eksaminasi IQA 2007 untuk INTI"   |   Dibaca 308 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar