Dikirim pada 2007-05-09 11:02:37 Oleh Admin
Himbauan seorang teman dengan initial TQ dalam menanggapi tulisan yang berjudul â€Ada Apa Denganmu?â€: “ . . Mumpung belum kebacut (terlanjur), mari kita semua perbaiki dan sadari, mulai dari diri sendiri, mulai hari ini, and don't blame the ohter'sâ€. Himbauan yang baik, orang mengatakan â€himbauan sapu jagat †(universal).
Sayangnya â€baik†dan â€sadar†menurut dirinya sendiri sifatnya sangat relatif. â€Baik†menurut kita belum tentu baik bagi orang lain atau bagi perusahaan,. â€Sadar†menurut kita benar, tapi mungkin bagi orang lain â€ndablegâ€, nggak bisa diajak kerja sama membangun perusahaan dengan benar.Bisa dibayangkan, apa yang terjadi ketika semua orang memperbaiki dan mulai sadar menurut ukuran dirinya sendiri. Maka akan terjadi kesibukan yang luar biasa seperti di Pasar Malam -segala macam bunyi-bunyian berbaur menjadi satu yang berasal dari berbagai pertunjukan yang menurut penyelenggara baik dan bisa menghibur. Kita bisa menyaksikan pertunjukan â€Doger Monyet†yang bercerita tentang Monyet jadi pahlawan (monyet manggul senjata), Monyet mendapat penghargaan (monyet mendapat kacang), Monyet naik inova (monyet naik mobil-mobilan dengan tulisan inova), Monyet naik motor, dan diakhiri dengan Monyet minta upah -sayangnya pembayarannya sering tidak lancar. Semuanya itu bisa kita saksikan tanpa perlu mengkritik (don't blame the ohter's).
Kembali ke â€mari kita semua perbaiki dan sadari!â€, tetapi dari mana memulainya? Berikut ini suatu cerita –yang dipendekkan- dari sebuah perusahaan yang hampir bangkrut kemudian bangkit kembali karena menyadari kelemahan dan kemudian memperbaiki diri.
Jika para pemimpin dalam organisasi baru ingin mengubah beberapa hal dalam perusahaan itu, mereka mungkin dapat mulai mengubah cara dan sarana yang biasa mereka gunakan.
Vaughn Beals, mantan Ketua Harley-Davidson, memandang lurus ke arah para pekerjanya yang sibuk dengan pekerjaannya dan berkata, "Kami telah mencoba semua solusi biasa -rutinitas budaya, rutinitas robot, rutinitas upah yang rendah- dan tidak satu pun yang berhasil. Kami tidak dapat menghindari kesimpulan yang tak terelakkan. Kami, pihak manajemen, adalah masalah yang sebenamya."
Di awal tahun 80-an, Harley sedang berada dalam kondisi hancur, disaingi oleh Honda. Honda menjual sepeda motor yang memiliki model yang lebih baik dan olinya tidak bocor. Tampaknya Harley sedang memegang tiket satu arah ke kuburan perusahaan.
Kemudian, Vaughn Beals bangkit. la menyadari bahwa masalah mendasamya bukanlah Honda, serikat buruh, atau siapa pun yang menjadi alasan untuk minggu ini. Agaknya, masalah terbesamya terletak pada sosok dirinya di dalam cermin setiap pagi. Seperti yang dinyanyikan Michael Jackson, perubahan dimulai dari "Man in the Mirror" (manusia dalam cermin).
Beals mulai memberdayakan orang-orangnya. la mengatur semua orangnya menjadi beberapa tim dan memberi mereka tanggung jawab atas jadwal, mutu, dan rancangan lini produksi. Ia merampingkan hierarki dan menyingkirkan para pengawas yang menghambat para pekerja sehingga mereka dapat melakukan semua yang harus mereka lakukan. Ia memasukkan dalam sistem inventarisasi Just-In-Time. Dengan bantuan orang-orangnya, ia mampu membuat sistem itu bekerja. Saat ini, Beals berkata, '"Kekuatan dari tim-tim itu nyaris tanpa batas." Suatu perubahan drastis-dalam cara berpikirnya.
Apa pesan moral dari cerita ini? Kami tunggu komentar Anda.
Salam Sadar Motekar,
Mochamad Djaelani
Sayangnya â€baik†dan â€sadar†menurut dirinya sendiri sifatnya sangat relatif. â€Baik†menurut kita belum tentu baik bagi orang lain atau bagi perusahaan,. â€Sadar†menurut kita benar, tapi mungkin bagi orang lain â€ndablegâ€, nggak bisa diajak kerja sama membangun perusahaan dengan benar.Bisa dibayangkan, apa yang terjadi ketika semua orang memperbaiki dan mulai sadar menurut ukuran dirinya sendiri. Maka akan terjadi kesibukan yang luar biasa seperti di Pasar Malam -segala macam bunyi-bunyian berbaur menjadi satu yang berasal dari berbagai pertunjukan yang menurut penyelenggara baik dan bisa menghibur. Kita bisa menyaksikan pertunjukan â€Doger Monyet†yang bercerita tentang Monyet jadi pahlawan (monyet manggul senjata), Monyet mendapat penghargaan (monyet mendapat kacang), Monyet naik inova (monyet naik mobil-mobilan dengan tulisan inova), Monyet naik motor, dan diakhiri dengan Monyet minta upah -sayangnya pembayarannya sering tidak lancar. Semuanya itu bisa kita saksikan tanpa perlu mengkritik (don't blame the ohter's).
Kembali ke â€mari kita semua perbaiki dan sadari!â€, tetapi dari mana memulainya? Berikut ini suatu cerita –yang dipendekkan- dari sebuah perusahaan yang hampir bangkrut kemudian bangkit kembali karena menyadari kelemahan dan kemudian memperbaiki diri.
Jika para pemimpin dalam organisasi baru ingin mengubah beberapa hal dalam perusahaan itu, mereka mungkin dapat mulai mengubah cara dan sarana yang biasa mereka gunakan.
Vaughn Beals, mantan Ketua Harley-Davidson, memandang lurus ke arah para pekerjanya yang sibuk dengan pekerjaannya dan berkata, "Kami telah mencoba semua solusi biasa -rutinitas budaya, rutinitas robot, rutinitas upah yang rendah- dan tidak satu pun yang berhasil. Kami tidak dapat menghindari kesimpulan yang tak terelakkan. Kami, pihak manajemen, adalah masalah yang sebenamya."
Di awal tahun 80-an, Harley sedang berada dalam kondisi hancur, disaingi oleh Honda. Honda menjual sepeda motor yang memiliki model yang lebih baik dan olinya tidak bocor. Tampaknya Harley sedang memegang tiket satu arah ke kuburan perusahaan.
Kemudian, Vaughn Beals bangkit. la menyadari bahwa masalah mendasamya bukanlah Honda, serikat buruh, atau siapa pun yang menjadi alasan untuk minggu ini. Agaknya, masalah terbesamya terletak pada sosok dirinya di dalam cermin setiap pagi. Seperti yang dinyanyikan Michael Jackson, perubahan dimulai dari "Man in the Mirror" (manusia dalam cermin).
Beals mulai memberdayakan orang-orangnya. la mengatur semua orangnya menjadi beberapa tim dan memberi mereka tanggung jawab atas jadwal, mutu, dan rancangan lini produksi. Ia merampingkan hierarki dan menyingkirkan para pengawas yang menghambat para pekerja sehingga mereka dapat melakukan semua yang harus mereka lakukan. Ia memasukkan dalam sistem inventarisasi Just-In-Time. Dengan bantuan orang-orangnya, ia mampu membuat sistem itu bekerja. Saat ini, Beals berkata, '"Kekuatan dari tim-tim itu nyaris tanpa batas." Suatu perubahan drastis-dalam cara berpikirnya.
Apa pesan moral dari cerita ini? Kami tunggu komentar Anda.
Salam Sadar Motekar,
Mochamad Djaelani