Judul di atas adalah salah satu judul lagu band favorite dari bandung yaitu Peterpan sengaja saya cuplik disini karena sangat cocok dengan kondisi dan situasi yang ada terjadi sekarang di INTI gonjang ganjing polemik piutang,uang cuti dls .

Selama saya bekerja di INTI baru kali ini saya mendengar(gosip) kondisi keuangan INTI sangat tambal sulam gali lobang tutup lobang, piutang banyak tapi sedikit yang masuk diperparah dengan hutang yang bertumpuk plus tidak terlihat kemauan yang kuat untuk bersama memperbaiki semua masalah itu , konon solusi yang dilakukan justru menjadi inefisiensi dan tidak nyambung. Untuk masalah piutang dengar-dengar(katanya) perusahaan telah membentuk tim investigasi yang anggotanya ditunjuk dari semua divisi untuk menanggulangi masalah penagihan piutang tsb, apa ini bukan salah satu bentuk tidak efisiensinya tindakan, kenapa kok tidak langsung aja minta ke Divisi ybs datanya atau apapun masalah dan kesulitanya kan ada KaDiv dan stafnya yang tentunya bisa memberikan keterangan lebih pasti dan akurat dan bisa segera di tindaklanjuti, ketimbang membentuk satu team yang akan memperpanjang waktu dan jalur perbaikan karena INTI harus segera bisa menerima piutang tersebut.

Konsumen kita rata-rata adalah perusahaan yang bonafide, apabila persyaratan dan kelengkapan penagihan dipenuhi saya rasa kecil kemungkinan mereka tidak membayar, hal paling memungkinkan terjadinya keterlambatan dan kemacetan pembayaran piutang adalah karena kita tidak bisa memenuhi persyaratan dan kelengkapan yang diminta oleh konsumen dan yang paling tahu kondisi persayaratan konsumen ya tentunya yang dapat kontrak tersebut.
Tapi namanya juga lagu pasti akan berlalu begitu aja "Ada Apa Denganmu"...
================================================


"Ada Apa Dengan Mu (INTI)"   |   Dibaca 411 kali   |   3 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar

User Image
@ pada 1 Mei 2007 - 15:23
Barang kali ada mismanajemen, atau mungkin tingkat responsibilitinya masih rendah, atau mungkin memang dibikin rendah, sehingga membuat tersendatnya rantai penagihan sehingga denyut nadi pun ikut tersendat.Mumpung belum kebacut (terlanjur), mari kita semua perbaiki dan sadari,mulai dari diri sendiri, mulai hari ini, and don't blame the ohter's. TQ.
 
User Image
@martono pada 20 April 2007 - 10:35
Dari sumber informasi yang dapat dipercaya diperoleh info bahwa banyak karyawan anggota koperasi yang sudah ngantri di koperasi untuk nganjuk. Hebat kata orang kalau ada karyawan INTI yang tidak punya hutang ke koperasi ke yang lain.

Dari obrolan antar sesama karyawan yang mengaku sebagai karyawan "yang tidak pinter" diperoleh kesimpulan bahwa mereka mempertanyakan bagaimana hal seperti sekarang ini terjadi? Dan dari mereka cenderung mencari siapa yang harus bertanggungjawab. Tentu saja tidak enak kalau disebut siapa yang salah, tetapi bukankah sudah menjadi kebiasaan di "kita" bahwa kalau ada yang tidak menguntungkan maka dicarilah si kambing hitam.

Pertanyaannya, bagaimana kalau ternyata memang tidak ada yang salah (baca: tidak ada ketidaksesuaian) dengan perusahaan ini? Artinya tidak perlu ada tindakan apa pun terhadap apa yang ada sekarang.

Sebaliknya, bagaimana kalau ada yang benar-benar salah? Maka sudah seharusnya ada tindakan perbaikan, yang salah ya diperbaiki, yang harus diganti ya diganti, yang tidak perlu ya dibuang, dan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini sangat penting agar yang pernah terjadi salah tidak terjadi lagi.

Untuk mengetahui ada-tidaknya ketidaksesuaian diperlukan audit. Hasil audit harus obyektif. Karyawan tidak tahu laporan hasil audit internal yang dialkukan oleh yang berwenang, jadi tidak dapat ikut nimbrung, memang bukan haknya ikut nimbrung (kata orang yang ngaku tidak pinter tadi). Dia berharap, kalau ada laporan audit bahwa ada pencuri mestinya pencurinya ditangkap, tidak tebang pilih.

Kalau hasil audit menyatakan bahwa semua benar tidak ada yang salah? Ya sudah, memang tidak ada yang salah.

Yang penting uang cuti, uang kinerja, uang pendidikan, uang pakaian, gaji dasar dibereskan. Dan jangan lupa untuk nambal kebocoran-kebocoran yang kata orang sudah membudaya juga.

Begitulah kata karyawan yang ngaku nggak pinter. Saya yakin dia pinter.

Saya sarankan, kalau ada aspirasi dapat disalurkan lewat SEJATI.

 
User Image
@djaelani pada 18 April 2007 - 15:15
sahabatku,

sebaiknya Anda,

jangan tanya siapa
jangan tanya mengapa
jangan tanya apa-apa

cukup,
tebak saja


sahabatmu,
Djaelani.