Dikirim pada 2007-02-14 12:19:38 Oleh Admin
Andi E., salah seorang penumpang INTI Air memasuki cockpit sebuah pesawat terbang jet modern dan melihat hanya ada satu instrumen di sana. Bagaimana perasaan Anda saat menaiki pesawat terbang tersebut, setelah percakapan dengan penerbangnya berikut ini ?â€Saya sungguh terkejut melihat Anda menerbangkan pesawat ini hanya dengan satu instrumen. Apakah yang diukur oleh instrumen itu?†tanya Andi E, salah seorang penumpang jurusan Mediun kepada Pilot.
â€Kecepatan. Saya sedang berusaha menguasai instrumen kecepatan dalam penerbangan ini.†jawab Pilot jebolan Perguruan Tinggi Dirgantara.
â€Kecepatan kelihatannya memang penting, tetapi bagaimana dengan ketinggian, bukankah alat pencatat ketinggian (Altimeter) akan sangat membantu?â€
â€Saya telah melatih diri dengan masalah ketinggian dalam beberapa penerbangan terakhir dan saya telah menguasainya. Saya sekarang sedang berkonsentrasi untuk menyesuaikan kecepatan.â€
â€Tetapi saya perhatikan Anda bahkan tidak memiliki instrumen pengukur bahan bakar, bukankah itu akan sangat menolong?â€
â€Anda benar. Bahan bakar memang amat penting, tetapi saya tidak dapat berkonsentrasi dengan baik untuk demikian banyak instrumen sekaligus. Maka pada penerbangan ini saya akan fokuskan pada kecepatan. Jika saya sudah dapat menguasai instrumen kecepatan dan juga ketinggian dengan baik, saya bermaksud untuk berkonsentrasi pada masalah konsumsi bahan bakar pada penerbangan-penerbangan berikutnya.â€
Setelah percakapan itu, kami yakin Anda tidak akan pernah menaiki pesawat terbang itu lagi. Sekalipun si penerbang telah menguasai dengan baik masalah kecepatan, Anda akan tetap cemas terhadap kemungkinan pesawat tersebut menabrak gunung tinggi atau kehabisan bahan bakar. Percakapan tersebut memang hanya khayalan karena tidak satu penerbangpun bermimpi untuk menerbangkan kendaraan yang rumit seperti pesawat terbang jet; melintasi ruang angkasa yang penuh sesak, dengan hanya satu instrumen. Penerbang yang terlatih mampu memproses informasi dari berbagai macam instrumen dalam mengemudikan pesawat mereka. Mengemudikan perusahaan dewasa ini melintasi lingkungan persaingan yang kompleks sama rumitnya seperti menerbangkan pesawat jet. Percayakah kita bahwa para eksekutif hanya memerlukan sedikit instrumen dalam mengendalikan perusahaan mereka? Manajer, seperti seorang penerbang, memerlukan instrumen, yang mampu menjelaskan berbagai aspek lingkungan dan kinerja mereka dalam memantau perjalanan ke arah masa depan yang menjanjikan.
Balanced Scorecard (BSC) menyediakan para manajer suatu instrumen yang dibutuhkan untuk mengemudikan perusahaan menuju kepada keberhasilan persaingan masa depan. Dewasa ini, perusahaan bersaing dalam lingkungan yang kompleks sehingga pemahaman yang akurat tentang tujuan serta metode untuk mencapainya adalah amat vital. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis, Selain tetap memberi penekanan pada pencapaian tujuan finansial, Balanced Scorecard juga memuat faktor pendorong kinerja tercapainya tujuan finansial tersebut. Scorecard mengukur kinerja perusahaan pada empat perspektif yang seimbang (balanced): finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran serta pertumbuhan. BSC memungkinkan perusahaan mencatat hasil kinerja finansial sekaligus memantau kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa datang.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah Pilot kita sudah menggunakan instrumen-instrumen pengendali secara memadai dalam jumlah dan berimbang?
2. Benarkah Pilot kita hanya memperhatikan â€penjualan†saja tanpa melihat instrumen lainnya seperti â€profit margin†karena mereka berkeyakinan bahwa profit margin bisa dikarang?
3. Benarkah Pilot kita lebih memperhatikan â€supplier/vendor†ketimbang â€pelanggan†agar bisa sering tamasya?
4. Setelah percakapan antara Pilot dengan Andi E, kami yakin Anda tidak akan pernah menaiki pesawat terbang semacam itu. Sekalipun si penerbang telah menguasai dengan baik masalah kecepatan, lalu bagaimana dengan Andi E, apakah dia langsung turun atau terus ikut naik ?
â€Kecepatan. Saya sedang berusaha menguasai instrumen kecepatan dalam penerbangan ini.†jawab Pilot jebolan Perguruan Tinggi Dirgantara.
â€Kecepatan kelihatannya memang penting, tetapi bagaimana dengan ketinggian, bukankah alat pencatat ketinggian (Altimeter) akan sangat membantu?â€
â€Saya telah melatih diri dengan masalah ketinggian dalam beberapa penerbangan terakhir dan saya telah menguasainya. Saya sekarang sedang berkonsentrasi untuk menyesuaikan kecepatan.â€
â€Tetapi saya perhatikan Anda bahkan tidak memiliki instrumen pengukur bahan bakar, bukankah itu akan sangat menolong?â€
â€Anda benar. Bahan bakar memang amat penting, tetapi saya tidak dapat berkonsentrasi dengan baik untuk demikian banyak instrumen sekaligus. Maka pada penerbangan ini saya akan fokuskan pada kecepatan. Jika saya sudah dapat menguasai instrumen kecepatan dan juga ketinggian dengan baik, saya bermaksud untuk berkonsentrasi pada masalah konsumsi bahan bakar pada penerbangan-penerbangan berikutnya.â€
Setelah percakapan itu, kami yakin Anda tidak akan pernah menaiki pesawat terbang itu lagi. Sekalipun si penerbang telah menguasai dengan baik masalah kecepatan, Anda akan tetap cemas terhadap kemungkinan pesawat tersebut menabrak gunung tinggi atau kehabisan bahan bakar. Percakapan tersebut memang hanya khayalan karena tidak satu penerbangpun bermimpi untuk menerbangkan kendaraan yang rumit seperti pesawat terbang jet; melintasi ruang angkasa yang penuh sesak, dengan hanya satu instrumen. Penerbang yang terlatih mampu memproses informasi dari berbagai macam instrumen dalam mengemudikan pesawat mereka. Mengemudikan perusahaan dewasa ini melintasi lingkungan persaingan yang kompleks sama rumitnya seperti menerbangkan pesawat jet. Percayakah kita bahwa para eksekutif hanya memerlukan sedikit instrumen dalam mengendalikan perusahaan mereka? Manajer, seperti seorang penerbang, memerlukan instrumen, yang mampu menjelaskan berbagai aspek lingkungan dan kinerja mereka dalam memantau perjalanan ke arah masa depan yang menjanjikan.
Balanced Scorecard (BSC) menyediakan para manajer suatu instrumen yang dibutuhkan untuk mengemudikan perusahaan menuju kepada keberhasilan persaingan masa depan. Dewasa ini, perusahaan bersaing dalam lingkungan yang kompleks sehingga pemahaman yang akurat tentang tujuan serta metode untuk mencapainya adalah amat vital. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis, Selain tetap memberi penekanan pada pencapaian tujuan finansial, Balanced Scorecard juga memuat faktor pendorong kinerja tercapainya tujuan finansial tersebut. Scorecard mengukur kinerja perusahaan pada empat perspektif yang seimbang (balanced): finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran serta pertumbuhan. BSC memungkinkan perusahaan mencatat hasil kinerja finansial sekaligus memantau kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa datang.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah Pilot kita sudah menggunakan instrumen-instrumen pengendali secara memadai dalam jumlah dan berimbang?
2. Benarkah Pilot kita hanya memperhatikan â€penjualan†saja tanpa melihat instrumen lainnya seperti â€profit margin†karena mereka berkeyakinan bahwa profit margin bisa dikarang?
3. Benarkah Pilot kita lebih memperhatikan â€supplier/vendor†ketimbang â€pelanggan†agar bisa sering tamasya?
4. Setelah percakapan antara Pilot dengan Andi E, kami yakin Anda tidak akan pernah menaiki pesawat terbang semacam itu. Sekalipun si penerbang telah menguasai dengan baik masalah kecepatan, lalu bagaimana dengan Andi E, apakah dia langsung turun atau terus ikut naik ?