WE! -- Teknologi CDMA (Code Division Multiple Acces) mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1996. Teknologi ini dibawa oleh Komselindo sebagai salah satu pemegang lisensi regional AMPS yang telah memutuskan untuk mengimplementasikan CDMA ONE (IS-95A) yang diharapkan menjadi pesaing GSM (Global System for Mobile Communcations) yang pada saat itu sudah mulai digunakan. Namun karena terjadi krisis moneter pada tahun 1997, maka CDMA One oleh Komselindo belum sempat digelar secara besar-besaran.
Sementara PT. Telkom Tbk. sebagai pemain terbesar bidang telekomunikasi di negeri ini masih banyak mengantongi daftar antrian panjang para pemohon sambungan telepon fixed line (telepon rumah). Namun karena tingginya biaya investasi untuk memenuhi permintaan sambungan tersebut, maka masih banyak konsumen yang belum terlayani.

Dengan hadirnya teknologi CDMA yang menggunakan layanan fixed wireless atau nirkabel, maka suatu kesempatan yang sangat baik untuk segera memenuhi permintaan itu, apalagi jika dibandingkan dengan biaya investasi fixed line, teknologi fixed wireless cenderung lebih rendah dan sangat fleksibel serta pengembangan teknologinya cenderung lebih prospektif untuk ditambah dengan berbagai fitur dan fasilitasnya.

Pada tahun 2004 ini sudah mulai terjadi perang antar operator untuk menyediakan berbagai layanan fasilitas untuk merebut pasar dankonsumen. Dengan demikian terjadilah perang tarif. Namun kondisi ini kelihatannya belum dapat memacu secara cepat pertumbuhan pelanggan, hal ini karena masih terbentur dengan keterbatasan minimnya content dan tingginya harga handset dan belum sempurnanya sinyal komunikasi yang masih mengalami banyak gangguan.

Berbagai operator dan produsen yang akan dan sedang menggarap teknologi CDMA antara lain:

1--PT. Telkom dengan Telkom Flexi Trendy dan Flexi Classy
2--Mobile 8 salah satu anak perusahaan Bimantara Citra Tbk. meluncurkan CDMA 2000-1X dan EVDO (Evolution Data Only) pada frekuensi 800 mhz.
3--Bakrie Telecom Asia dengan Esia-nya yang dahulubernama PT.Ratelindo (Radio Telepon Indonesia)
4--PT. Indosat Tbk. dengan StarOne berinvestasi sebesar US$ 118 juta ( 700 ribu SST)
5--PT. Mobile Selular Indonesia (Mobisel)
6--PT. Indoprima Mikroselindo (Primasel) kurang lebih 300.000 SST
7--PT. Quasar Cipta Mandiri sebagai penyedia sarana telepon rumah tanpa kabel berbasis CDMA dengan meluncurkan Cel2phone CDMA.
8--PT. INTI dengan solution provider-nya CDMA dengan bisnis andalannya yaitu turn key project. Dan PT. INTI Pisma International yang akan masuk dalam bisnis terminal CDMA.

Kelihatannya pertarungan antar operator selular akan semakin seru saja. Setiap operator berusaha untuk menyediakan fasilitas dan layanan yang terbaik kepada konsumen. Walaupun sebenarnya pasar masih enggan untuk beralih ke CDMA karena masih belum maksimal dan sempurna sinyal yang diterima dan dikirim dengan menggunakan teknologi tersebut.

PT. Telkom Divre III Jabar dan Banten berusaha keras untuk menambah jaringan Flexi –fixed wireless access CDMA 2000-1X di Bandung dengan lima BTS (Base Tranceiver Station) berkapasitas 11.600 nomor. Saat ini di kawasan Bandung didukung oleh 28 BTS dari target 35 BTS sampai dengan tahun 2004. (WE! edisi III/2004)


"CDMA, Kue Bisnis Telekomunikasi yang Banyak Diperebutkan"   |   Dibaca 217 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar