Beberapa waktu yang lalu, ada koran yang pernah menampilkan usaha peternakan itik. Tapi yang ini jenis itiknya beda, yaitu itik yang pembibitannya berasal dari LN yaitu dari "Cherry Valley" (CV) alias CV-2000. Itik ras ini, memang tidak jauh berbeda dengan itik lokal. Namun dalam hal produktivitas, bisa mencapai 80% dalam kurun produksi yang cukup lama. Nah untuk mengetahui segala sesuatu tentang ternak ini, kami menurunkan sdr Yayan ke Garut dan mengungkap tentang itik jenis ini. Hasil liputannya, setelah dilengkapi bisa anda baca di bawah ini. Selamat Mencoba.
ITIK Cherry Valley (CV) 2000 produktivitas telurnya cukup tinggi, dibanding dengan itik yang telah biasa dipelihara para peternak itik. Namun kehadirannya, belum banyak dikenal para peternak. Selain itu, itik jenis CV 2000 dalam pemeliharaannya lebih senang dipelihara dengan sistim kering. Artinya, itik ini lebih senang dipelihara dalam kandang, baik secara kelompok besar maupun kelompok kecil.

Sebetulnya, kehadiran itik CV 2000 ini di Indonesia telah lama, namun perkembangannya mengalami pasang surut. Selain itu, minat petani untuk memelihara itik jenis ini masih kurang. Mereka lebih menyenangi, pemeliharaan itik yang dengan cara digembalakan. Karena menurutnya, itik yang mereka telah biasa pelihara lebih mudah. Tidak heran bila mereka, lebih menyenangi memelihara itik dengan sistim gembala.

Memelihara itik sistim gembala, maupun dengan cara dikandangkan, sebenarnya memiliki kelemahan dan keunggulan masing- masing. Namun menurut pengalaman beberapa peternak, yang tersebar di Jawa Barat maupun di Tegal Jawa Tengah, memelihara itik kandangan lebih menguntungkan.

Itik kandangan, pemeliharaannya tidak terlalu capek dan kebersihan kandang mudah terkontrol. Produksi telurnya pun, bisa mencapai frekuensi hingga 80 persen. Asalkan pakan terjamin, dan pemberiannya teratur.

Sedangkan itik gembala, memang dalam segi biaya relatif ringan. Hanya saja, tidak efisien baik waktu maupun tempatnya. Produktivitas telurnya juga, paling tinggi hanya 60 persen saja. Itu pun, jika itik tidak mengalami stres. Sebab itik yang digembalakan, biasanya banyak yang stres karena terlalu capek dan banyak berebut makanan.

Melihat sejarah perkembangan itik CV 2000 di Indonesia, awalnya itik itu dihasilkan di daerah Cherry Valley, Inggris. Angka 2000, merupakan kode seri dari strainnya. Jenis itik cherry valley tipe petelur ada dua, yaitu CV 2010 yang menghasilkan telur berkulit putih dan CV 2000 menghasilkan telur berkulit biru.

Perkembangan itik CV 2000 cukup pesat, kini telah dikembangkan di 60 negara lebih di dunia. Di Asia itik jenis ini, telah dikembangkan di beberapa negara diantaranya Malaysia, Hongkong, Taiwan, Myanmar, Thailand, Indonesia dan negara Asia lainnya.

Di negara asalnya, Inggris, itik ini memiliki kemampuan produksi telur mencapai 285 butir per ekor, dalam setahun dengan berat telur 75 gram. Sebagai perbandingan saja, itik lokal produksi telurnya hanya antara 180 - 225 butir per ekor dalam setahun.

Usia produktif itik CV 2000, bisa sampai lima tahun. Namun seiring dengan bertambahnya usia, maka peroduksi telur yang tadinya 90 persen, terus menurun hingga 65 persen. Setelah itu, itik petelur diafkir dan digemukan untuk dijadikan sebagai itik pedaging. Itik pada usia 21 satu minggu, produksi telurnya masih sedikit, yaitu sekitar 10 persen.

Sedangkan pada usia 24 minggu, itik ini sudah bisa bertelur sampai 70 - 80 persen. Sementara puncak produksi telur, pada itik CV 2000 bila usia 26 hingga 32 minggu bisa mencapai 90 persen. Kemudian pada usia satu tahun, masih bisa bertahan hingga 75 persen. Bahkan pada usia 1 - 1,5 tahun masih mampu memproduksi telur hingga 65 persen.


Prospek Pasar

Kalau kita amati, sampai saat ini telur itik masih merupakan sebagai bahan makanan primadona masyarakat. Baik sebagai lauk pauk, atau bahan campuran pembuatan kue maupun untuk membuat telur asin. Sehingga kebutuhan telur itik, setiap harinya tidak pernah berkurang. Bahkan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan gizi, yang semakin meningkat maka permintaan telur itik malah semakin tinggi.

Sehingga sering terjadi, pemintaan jauh lebih tinggi dibanding pasokan telur itik dari peternak. Akibatnya harga telur itik, setiap priode sering mengalami peningkatan harga, karena pasokan kurang. Namun sayangnya, permintaan tinggi ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh para peternak. Kendalanya, sudah jelas berada pada pihak peternak.

Para peternak, umumnya bukan tidak ingin untuk lebih meningkatkan produksi telurnya. Namun karena keterbatasan dana, sehingga pengembangan usahanya tetap tidak ada peningkatan. Selain itu, itik yang dipeliharanya bukan merupakan itik petelur unggulan. Untuk itu, kehadiran itik CV 2000 diharapkan bisa menambah produksi telur dari para peternak itik.

Dalam dua puluh tahun terkahir ini, di Indonesia unggas bertelur biru ini, merupakan salah satu hewan penghasil telur kedua setelah ayam ras petelur. Kontribusi telur itik, pada kebutuhan telur nasional mencapai 30 - 40 persen.

Sementara itu, populasi itik di Indonesia merupakan negara kedua setelah Cina. Jumlah populasi itik di tanah air, hampir mencapai 75 juta ekor yang terdiri darai beberapa jenis. Di antaranya, ada itik tegal, CV 2000, itik Bali, itik Alabio dan itik Mojosari.

Penyebaran populasi itik, di Indonesia tidak merata. Masing-masing daerah, memiliki populasi yang berbeda, baik jenis maupun kualitasnya. Sampai saat ini, baru beberapa provinsi saja yang telah memproduksi telur itik. Sementara yang lain, perkembangannya belum begitu pesat.

Sampai saat ini, permintaan telur itik ada tiga jenis. Pertama, permintaan telur itik segar, yaitu telur itik yang belum mengalami proses sama sekali. Kedua, permintaan telur untuk olahan. Biasanya telur itik, diolah menjadi telur asin. Ketiga, permintaan telur tetas, yaitu telur itik yang akan ditetaskan oleh breeder. Pembibitan itik ini, khusus untuk menghasilkan anak itik.

Di Indonesia, baru daerah Jawa Tengah yang termasuk penghasil utama dan terbesar telur itik, yaitu Desa Pasurungan Lor, Kecamatan Purwadiwongso, Kabupaten Tegal. Dari daerah ini, mampu menghasilkan sekitar 125.000 butir telur sehari. "Dari daerah ini pula, kemudian telur dijual kepada para pengepul dari Kabupaten Brebes. Ini sudah berlngsung sejak lama," tutur Ketua Kelompok Ternak Itik Purwadiwongso, Wardjo.*


Mat Kaswari: "Ternak Itik Memang Bisa Diandalkan"

BAGI lelaki paruh baya, Mat Kaswari (50) warga Sukagalih, Banyuresmi, Garut ini, memelihara itik sudah merupakan bagian dari hidupnya. Meskipun ia tercatat sebagai seorang pegawai negeri, beternak itik merupakan pekerjaan pokoknya yang kedua, setelah mengajar di SMK Pertanian Banyuresmi.

Menurutnya, ternak itik CV 2000 yang dipeliharanya kendati belum genap satu tahun, tapi bisa dirasakan hasilnya. Bahkan kurang dari setengah tahun, bisa tercapai "Break Even Point" (BEP). Memang, Mat Kaswari mengakui, untuk memperoleh bibitnya memang pada awalnya cukup sulit. Karena karakter itik jenis ini, berbeda jauh dengan itik lokal. Sehingga dalam memeliharanya pun, harus memiliki perlakuan khusus.

Tetapi setelah berjalan tiga empat bulan, kesulitan sudah mulai bisa diatasi. Asalkan dalam memeliharanya, mau bekerja serius. "Alhamdulillah dari 200 ekor itik yang dibeli, satu setengah tahun lalu sudah memberikan keuntungan yang lumayan," aku Mat bangga.
Sebetulnya, pada prinsipnya sama dalam perlakuan pemberian pakan dengan itik lokal. Namun yang membedakannya, yaitu dalam komposisi dan dosis. Sedangkan komposisi protein, vitamin, mineral serta pemenuhan gizi, semuanya tidak jauh berbeda.


Sulit Bibit

Hanya saja, sampai saat ini Mat merasa kesulitan dalam memperoleh bibit itik jenis ini. Pasalnya, jumlah penyalur bibit maupun DOD itik ini masih jarang. Yang sekarang ia pelihara, didapat dari Kabupaten Bogor.
Sementara kualitas telurnya, dibanding dengan telur itik lokal tidak jauh berbeda. Hanya saja, telur itik CV 2000 lebih cerah. Selain itu, keunggulan itik ini memiliki kemampuan produksi telur cukup tinggi.

"Dalam setahun dari satu ekor bisa menghasilkan sedikitnya 280 butir. Untuk lebih meningkatkan produksi telur komposisi pakannya harus ditingkatkan sesuai dengan bobot itik itu sendiri," tandas Mat.*


"Itik CV 2000 Penghasil Telur Andalan"   |   Dibaca 904 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar