Dunia hobiis ikan hias, memang tak ada habis-habisnya. Sesuai dengan jenis dan macam ikan hias, mereka berkelompok-kelompok. Ada yang perkumpulan cupang, memphis dll. Bahkan kini bergeser ke ikan "mahal" yaitu Lou Han. Jenis ikan pendatang ini, selain indah, ternyata tidak sulit dipelihara. Kendati harganya jutaan, karena begitu gilanya para mania ikan hias ini, mereka beli saja, tanpa menghitung jumlah uang yang dikeluarkan. Nah untuk menelusuri ikan pendatang yang sedang trendy ini, kami menurunkan beberapa tulisan yang berkaitan dengan prospek bisnis dalam menggeluti bisnis ikan Lou Han. Selamat mencoba.


LOU HAN, demikian nama tenar ikan hias ini. Di kalangan para penggila ikan hias, nama Lou Han memang menjadi idaman dan menjadi impian, bagi mereka yang ingin memilikinya. Siapapun, bisa bermain-main dengan ikan hias pendatang baru, yang bertubuh indah dan seksi ini.

Namun untuk bermain asyik ria bersama Lou Han, anda harus mengeluarkan kocek hingga ratusan juta rupiah. Setidaknya, belasan juta rupiah lah. Bahkan di Malaysia, ada yang dihargai sampai Rp 1,2 miliar. Uedaaaann tenan. Kaget bukan? Apa sih keistimewaannya, ikan hias asal Malaysia ini ? Oh buanyak ta ieu !. Lihat saja, sosok body dan warnanya, memiliki keindahan yang luar biasa. Akselerasi warna yang demikian indah, menjadi salah satu penampilan Lou Han yang mengagumkan bagi semua orang yang melihatnya.

Yang mengagumkan, dalam kombinasi bercak warna hitamnya menyerupai rajah hurup Mandarin, Arab, angka dan bisa mengandung makna menurut penafsiran masing-masing. Tak heran bila di kalangan hobiis sebagian orang, baik di negara asalnya Malaysia maupun di Indonesia ikan ini dipercaya punya nilai hoky. Sehingga bagi mereka yang percaya, sangat tertarik untuk memilikinya.

"Cukup rasional, bila ikan hias ini harganya mahal. Bentuk tampilan fisik, dan warna memiliki keindahan yang tidak dimiliki oleh ikan hias lain," jelas salah seorang eksportir, yang memiliki beberapa Farm di Malaysia dan Indonesia, Suwandi Surya, dari Bintang Discus Farm Cipanas Cianjur.

Yang unik dan mengasyikan, bila ikan ini sudah sudah jinak, telunjuk dicelupkan ke dalam aquarium, ia akan menyambutnya dengan kecupan mesra. Demikian jinaknya, ikan ini tidak takut dielus-elus malah menyambutnya.

Keunikan lainnya lagi, Lou Han bisa memindah-mindahkan batu hias yang ada di dalam aquarium, ditumpuk hingga menggunung. Lain waktu, tumpukan itu dipindahkan lagi ke tempat lain.

Tak heran, bila para hobiis ikan hias demikian menggilainya, dan mau mengeluarkan isi dompetnya hingga ratusan juta rupiah. Bintang Discus Farm, merupakan pintu gerbang pertama yang menaburkan Lou Han di Indonesia. Kini ikan "nongnong" ini, sudah tersebar di seluruh kota-kota besar tanah air. Atas perannya lah, kini ikan yang disebut juga dengan nama Flowerhorn ini telah tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Medan, Semarang dan kota lainnya di Indonesia.

Di Bandung saja, saat ini terdapat puluhan pedagang Lou Han tersebar diberbagai penjuru kota. Beberapa diantaranya, sengaja mengimpor langsung dari Malaysia. Namun para pedagang yang di hubungi "MB" menilai, seiring dengan makin besarnya minat pehobi, di sisi lain bisa berdampak dengan membanjirnya "Lou Han sampah". Artinya banyak beredar Lou Han dari grade rendahan.

"Banyak pemula yang kecele, dengan beredarnya ikan yang tidak bisa dijamin kualitasnya. Bahkan ada diantaranya, yang menjual ikan Lou Han "aspal" (asli tapi palsu). Padahal sebenarnya ia merupakan anakan trimacullatum, bentuknya hampir sama," tegas seorang pedagang yang tidak mau disebut namanya .

Meski demikian, dua bersaudara Harry dan Jimmy misalnya, tidak menyurutkan niatnya untuk tetap menggeluti bisnis ini. "Saya mulai jadi pedagang sejak setahun lalu, hasilnya juga lumayan. Bagi saya lambat-laun, para pehobi akan menilai mana pedagang yang bisa dipercaya dan yang tidak eksistensinya," ujar Harry.

Pembelinya tidak saja datang dari Bandung, tapi juga dari luar kota seperti Surabaya, Ujung pandang, dll. Untuk Lou Han ukuran 2 inchi, ia jual sekitar Rp 250 ribu per ekor.
"Baik Lou han yang punya bintik, maupun non marking saya lihat peminatnya sama. Soal harga, kalau terbilang mahal ya memang mahal. Tapi jangan salah, sebab yang kita jual Lou Han berkualitas, yang dijamin keasliannya" tegas pemilik Bandung Lou Han ini.

Pedagang lainnya, Handy Husada bahkan berani mendatangkan Lou Han jenis tertentu langsung dari Malaysia. "Terus terang kami lebih mengutamakan kualitas, demi kepuasan konsumen," tegas pemilik House of Lou Han ini.

Tidak heran, bisnisnya makin berkembang saja, sedikitnya ia bisa menjual 50 ekor tiap minggunya. Pembelinya tidak saja, dari kalangan pehobi dari dalam dan luar kota, tapi sesama pedagang pun datang kepadanya. "Saya juga bertindak sebagai distributor untuk Lou Han hasil mutasi non marking, seperti Golden Super Red," kata Handy yang mengaku tidak mematok harga.

Hal senada juga diungkapkan Wawan Darmawan, dari outletnya ia bisa menjual 100 ekor tiap minggu, ukuran 2 inchi ke atas. Di outletnya tersedia berbagai jenis Lou Han mulai dari harga Rp 350 ribu hingga puluhan juta. Bahkan ia juga pernah menjual jenis Coronation Link dengan harga Rp 10 juta. "Dalam sebulan, omzet saya sekitar Rp 50 juta. Saya lihat prospek pasar ke depan, ikan ini masih cukup terbuka. Apalagi kalau dibarengi dengan ajang kontes," imbuh Wawan yang juga agen penjualan Lou Han milik Suwandi.


Rekayasa Genetik

Seperti halnya Jimmy, Handy maupun Wawan sama-sama menghimbau bagi pehobi pemula hendaknya jangan buang duit percuma dengan membeli Lou Han di sembarang pedagang. "Jangan karena harganya lebih murah lantas dibeli. Carilah pedagang yang punya kredibilitasnya, bisa dipertanggung-jawabkan. Artinya harga yang ditawarkan, sesuai dengan kualitas Lou Han," saran Wawan yang baru berjualan 2 bulan lalu ini.

Lou Han merupakan hasil rekayasa genetika, para hobiis ikan hias dari negeri Jiran. Lahirnya Lou Han, hasil dari persilangan antar siklid. Namun sampai saat ini, jenis siklid yang dipakai, masih dirahasiakan para inovator ikan hias ini. Yang jelas, Lou Han bukan hasil silangan strain baru.

Di Malaysia, ada tiga penangkar Lou Han cukup besar yaitu, Meng Aquarium, Mei Jing Aquarium dan Mermaid Explorer. Dari ketiga farm ini, hasil penangkarannya berbeda dan memiliki ciri keistimewaan masing-masing. Sebagai contoh, Lou Han hasil rekayasa Meng Akuarium, memiliki keistimewaan warna mencolok dan cemerlang. Sedangkan, dari Mermaid Explorer berjidat besar atau nongnong.

Sementara dari hasil rekayasa Mei Jing, mampu menghasilkan rajah-rajah hitam, pada tubuh Lou Han yang menakjubkan. Bercak ini mirip hurup mandarin atau arab. Lou Han yang memiliki rajah ini dikalangan pehobi disebut Lucky rajah Cichlasoma.

Perbedaan antar ketiga kelompok rekayasa ini, menunjukan siklid yang dijadikan induk berbeda. Sampai saat, dari hasil rekayasa ketiga kelompok itu sedikitnya telah menghasilkan 60 nama Lou Han yang telah beredar di pasaran.

"Namun dalam waktu tidak lama lagi, dan kini tengah dibesarkan dan akan muncul beberapa nama baru lagi. Nama baru ini, penampilannya akan lebih menarik lagi karena persilangan antar siklid yang lebih istimewa", jelas Suwandi yang kini tengah membesarkan nama-nama Lou Han baru di farm miliknya.

Nama-nama Lou Han yang telah populer, dan telah banyak dipelihara para hobiis diantaranya ada, Soon Tong Rajah Ciclasoma, Lucky Rajah Cichlasoma, Son of God, Golden Leopard, Red Shirt Pearl, Swallow Rainbow, Fortune Rajah Cichlasoma, dan banyak lagi nama lainnya.

Walau pun nilai jual Lou Han mahal, tetapi dalam perawatannya relatif mudah dan terkesan tidak manja. Selain itu, usia hidupnya pun bisa sampai diatas 15 tahun. Sedangkan ukuran tubuhnya, pada usia 1,5 - 2 tahun bisa sampai diatas 30 cm.
Klasifikasi Lou Han, ada grade A, B dan C. Dalam setiap priode anakan, yang masuk kualitas grade A paling banyak hanya 5 persen, dan sedikitnya 1 persen dari jumlah anak yang dihasilkan.*



Bunawan Tantra: "Ya Hobi, Ya Investasi"

MENYATUKAN hobi dengan bisnis memang mengasyikkan. Apalagi kalau bisa mendatangkan fulus yang lumayan. Di tengah maraknya "sang pendatang baru" yang kharismatik ikan hias Lou Han, banyak orang yang menekuni bisnis ini. Namun hanya beberapa gelintir saja yang sukses menjadi seorang pedagang.

Di samping hobi, bisnis ini bisa dijadikan investasi masa depan. Artinya seorang kolektor yang memelihara Lou Han kualitas grade sejak anakan, dalam jangka waktu pemeliharaan tidak terlalu lama (setelah besar -red) harganya bisa melambung," ungkap Bunawan Tantra, seorang hobiis yang juga pedagang Lou Han di Bandung.

Kendati harganya mahal, hobiis terus mencari Lou Han. Untuk mengoleksi seekor berukuran 2 inchi, harus merogok saku Rp 250 ribu. Besar sedikit 3 inchi, antara mencapai jutaan rupiah, sedangkan ukuran 10-15 inchi antara puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung kualitas grade. "Bahkan kalau si ikan sejak kecil sudah menunjukkan kualitas grade A misalnya atau strain-nya langka, seperti jenis Super Red dan jenis Texas harganya bisa tinggi," imbuh Bunawan yang juga ketua penggemar ikan Cupang, Bandung Betta Club (BBC) ini.

Lou Han dengan bentuk kepala nongnong, saat ini menempati interval pertama dalam penilaian. Sedangkan corak bintik (black marking) porsi penilaiannya hanya 10% saja. Jadi meskipun tubuhnya memiliki bintik tidak penuh, namun bentuk kepalanya menonjol, ikan punya khan untuk mengisihkan Lou Han lain, meskipun memiliki warna dan bintik penuh. "Tapi alangkah lebih bagus kalau sudah nongnong, warna ngejreng dan bintik menyerupai hurup Cina. Itu grade-nya mungkin Triple A," tambahnya.

Pemilik "Lou Han Mesri 28" ini, mengakui konsumennya hanya dari kalangan menengah ke atas. Sebagian besar dari luar kota, mulai dari Jambi, Bengkulu, Lampung, Semarang, Solo, Denpasar, Balikpapan, Samarinda dan beberapa hobiis dari Jakarta. "Prinsip saya lebih mementingkan kualitas. Artinya Lou Han yang saya datangkan dari Malaysia merupakan Lou Han pilihan," katanya.


Trend Setter

Makin maraknya peternak dan pedagang Lou Han yang ikut "berkompetisi" menjadikan peredaran ikan Lou Han di kota Bandung saja mencapai ribuan ekor tiap bulannya. Namun fenomena ini tidak menyurutkan niat Bunawan. "Saya memegang komitmen tidak mengejar kuantitas. Visi saya menjadi Trend Setter dengan memberikan yang terbaik buat konsumen," tegasnya.

Bisa jadi, predikat sebagai pedagang Lou Han papan atas di kota Bandung berkat keahliannya memilih Lou Han bakalan berkualitas serta mendatangkan strain baru yang kemudian digandrungi para hobiis. Kebanyakan Lou Han yang diimpor, tidak langsung dijual, namun ia selalu "memproses" dengan membentuk fisiknya terlebih dahulu.

"Kalau Lou Han yang saya jual di atas harga pasaran. Itu saya akui, pasalnya ikan berkualitas hanya sedikit dan harganya sangat mahal. Apalagi jenis langka yang lagi ngetrend. Namun sekali lagi saya tidak akan membodohi konsumen. Sebelum membandingkan harga, sebaiknya konsumen melihat dulu barangnya," kilahnya.
Ia juga menilai sudah waktunya dibentuk club sebagai wadah para hobiis ikan Lou Han. Tujuan selain sebagai ajang bertukar pikiran juga untuk meningkatkan wawasan pecintanya. Apalagi pada bulan Juni mendatang akan digelar kontes perdana ikan Lou Han di Jakarta.*


"Pembesaran Lou Han Untungnya "Edun Euy" !!"   |   Dibaca 689 kali   |   1 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar

User Image
@oenya pada 7 Oktober 2003 - 15:20
BACA NA LIEUR
KEREP PISAN TULISANNA
LO HAN ATAWA KIM O HAN
ARI NU PANDEURI MAH KANA PINGPONG LAIN KA IKAN HIAS