Dikirim pada 2003-01-03 09:29:59 Oleh Admin
Demokkratisasi sedang berlangsung diperusahaan kita tercinta ini, ini akan ditandai dengan pemilihan Ka. Div/Ka. SBU dengan cara dipilih langsung oleh karyawan, kendati pada akhirnya Direksi sendiri yang akan mengetokkan palunya atas kandidat yang terpilih. Hal ini merupakan sikap akomodatif Direksi atas usulan Sejati agar dapat memilih kepala SBU/Ka. Div yang benar-benar nantinya pilihan karyawan, sehingga dengan demikian tidak terjadi lagi " keraguan" atas hasil assesment test yang dipertanyakan sebagian orang yang merasa " berhak" menerimanya. Bukan hanya itu, Sejati sendiri diminta oleh Dirut untuk membuat semacam polling kepada seluruh karyawan untuk mengukur tingkat kepercayaan terhadap dirinya atas permintaan seorang mantan pejabat - dan sama sekali bukan permintaan institusi Sejati - yang mengklaim bahwa sebagian orang diperusahaan ini secara aklamasi meminta dirinya mundur. Menurut Dirut, bukanlah tipe kepemimpinannya yang dapat bekerja tanpa kepercayaan karyawan, oleh sebab itu dipersilahkan kepada Sejati untuk membuat jajak pendapat mengenai tingkat kepercayaan terhadap dirinya. Menurut beliau, bila dari hasil jajak pendapat ini nantinya memang benar karyawan tidak memiliki lagi kepercayaan atas kepemimpinannya, hal itu merupakan lampiran bagi beliau untuk menulis surat pengunduran dirinya kepada Dewan Komisaris yang telah memilihnya untuk memimpin PT. INTI.
Betapa sulit kondisi PT. INTI yang pada saat ini menginjak usia 28 tahun menghadapi badai yang terus - terusan menerpa. Disatu sisi rekan sesama BUMN seperti Indosat sedang memperjuangkan keberlangsungan hidup perusahaan dan nasionalisme, di sisi lain PT. INTI dengan oksigen dan nafas yang terbatas sedang berusaha untuk tetap hidup. Realitas yang terjadi dihadapan jauh dari harapan, skema bisnis Telkom tidak memungkinkan INTI menjadi leader seperti dulu bahkan siapapun Direksinya. Sementara di satu sisi, perusahaan ini juga dihadapkan pada persoalan intern yang cukup menguras energi, sementara hal-hal ekstern yang sedang terjadi telah melindas kita sehinga hinga akhir tahun ini target pencapaian makin memperparah kondisi yang ada.
Bila begitu, memang perlu direnungi, perlukah Pak John mundur ?, ( seperti permintaan seorang mantan pejabat ) tidakkah lebih baik kita mulai saat ini menyingsingkan lengan baju, memeras keringat dan memulai dari nol lagi, serta mengabaikan mereka yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri ?
Jawabannya hanya pada anda.
Betapa sulit kondisi PT. INTI yang pada saat ini menginjak usia 28 tahun menghadapi badai yang terus - terusan menerpa. Disatu sisi rekan sesama BUMN seperti Indosat sedang memperjuangkan keberlangsungan hidup perusahaan dan nasionalisme, di sisi lain PT. INTI dengan oksigen dan nafas yang terbatas sedang berusaha untuk tetap hidup. Realitas yang terjadi dihadapan jauh dari harapan, skema bisnis Telkom tidak memungkinkan INTI menjadi leader seperti dulu bahkan siapapun Direksinya. Sementara di satu sisi, perusahaan ini juga dihadapkan pada persoalan intern yang cukup menguras energi, sementara hal-hal ekstern yang sedang terjadi telah melindas kita sehinga hinga akhir tahun ini target pencapaian makin memperparah kondisi yang ada.
Bila begitu, memang perlu direnungi, perlukah Pak John mundur ?, ( seperti permintaan seorang mantan pejabat ) tidakkah lebih baik kita mulai saat ini menyingsingkan lengan baju, memeras keringat dan memulai dari nol lagi, serta mengabaikan mereka yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri ?
Jawabannya hanya pada anda.