Dikirim pada 2002-11-22 08:05:06 Oleh Admin
Pengalaman saya pada tanggal 20 November 2002 (sehari sebelum saya menulis ini) tentang data absensi menunjukkan bahwa adanya data absensi yang hilang yang menyebabkan seseorang dapat dianggap mangkir, tidak selalu disebabkan oleh orang tersebut lupa mendatakan diri pada mesin absensi, melainkan ada sesuatu yang aneh telah terjadi pada mesin absensi PT. INTI.Pada tanggal 21 November 2002 saya memeriksa data absensi saya melaui situs absen.inti.net.id. Melalui itu saya tahu bahwa ternyata data absensi saya ada yang hilang, yaitu data masuk : jam 08.31 dan data saat ke luar halaman anatara jam 12.30 - 13.00 (sesudah ceramah Dluhur). Yang ada hanya jam pulang yaitu jam 16.02 di INTI M. Toha 77.
Saya sudah mencoba mengkonfirmasikannya kepada petugas di Divisi SDM & O. Jawaban petugas tersebut adalah data memang tidak ada, kecuali yang jam 16.02.
Dengan demikian saya berkesimpulan bahwa sebagian data absensi saya pada tanggal 20 November 2002 tidak ada (hilang) bukan karena saya tidak mendatakan diri pada mesin absensi.
Selanjutnya saya merasa prihatin sekali dengan kejadian ini, karena bisa saja kejadian serupa selama ini selalu saja sifat lupa manusia yang dijadikan kambing hitam. Dan kalau demikian, disamping orang dianggap mangkir, juga orang dipotong gajinya. Protes dengan cara papa pun untuk kasus hilangnya data hampir selalu mental alias ditolak.
Masalahnya bagi saya bukan hanya uangnya, tetapi lebih dari itu.
Saya berharap ada perbaikan yang mengarah adanya bukti bagi karyawan kapan masuk kapan ke luar kantor. Sudah banyak usulan perbaikan. Kalau hal yang demikian tidak ditangani dengan baik, saya khawatir kita yang sudah oleng ini semakin dekat dengan dasar laut.
Saya sudah mencoba mengkonfirmasikannya kepada petugas di Divisi SDM & O. Jawaban petugas tersebut adalah data memang tidak ada, kecuali yang jam 16.02.
Dengan demikian saya berkesimpulan bahwa sebagian data absensi saya pada tanggal 20 November 2002 tidak ada (hilang) bukan karena saya tidak mendatakan diri pada mesin absensi.
Selanjutnya saya merasa prihatin sekali dengan kejadian ini, karena bisa saja kejadian serupa selama ini selalu saja sifat lupa manusia yang dijadikan kambing hitam. Dan kalau demikian, disamping orang dianggap mangkir, juga orang dipotong gajinya. Protes dengan cara papa pun untuk kasus hilangnya data hampir selalu mental alias ditolak.
Masalahnya bagi saya bukan hanya uangnya, tetapi lebih dari itu.
Saya berharap ada perbaikan yang mengarah adanya bukti bagi karyawan kapan masuk kapan ke luar kantor. Sudah banyak usulan perbaikan. Kalau hal yang demikian tidak ditangani dengan baik, saya khawatir kita yang sudah oleng ini semakin dekat dengan dasar laut.
Bu Enny, sebaiknya alat absensi kita perlu diadakan test ulang seperti B600 untuk produk R&D. Di dalam test itu kita bisa melakukan test yang sifatnya ubnormal, seperti: absen keluar dibawah jam 12.00, mesin absen dibuat sibuk lalu ada yang absen, dsb.
Yth Pak Martono,
Terima kasih atas disampaikannya masalah yang Pak Martono alami dengan mesin absensi, sehingga menjadi bahan masukan bagi kami.
Mewakili divisi SDM & Org, saya hendak menjelaskan sedikit mengenai hal tersebut :
Semua pendataan absensi yang dilakukan karyawan akan dicatat di server kami, baik karyawan tsb mendata di Palasari maupun di Moh. Toha.
Pencatatan tsb. mencakup:
Received : pendataan semua data yang diterima.
Reject : pendataan semua data yang 'sempat ditolak ", artinya apabila karyawan mendata dan terjadi penolakan, error dll, tetap akan dicatat
Setelah kami cek, ternyata data Pak Martono memang hanya tercatat di kolom received, di mesin absen Moh Toha, tgl 20 Nov. pk. 16.02 ( hanya jam pulang ).
Namun, kami juga sepakat mungkin saja mesin melakukan kesalahan. Kalau memang Pak Martono yakin sudah mendata dan masuk bekerja namun tidak tercatat, tentunya kami bisa koreksi, sesuai dengan prosedur yang berlaku ( bisa kontak ibu Endang, Yanpers ).
Kalau ada waktu, tolong Bapak mampir ke SDM, kita akan cek sama-sama,bisa hubungi Gafrelly ( 2204 ).
OK ... sekian dulu .....kami tunggu di SDM ya PAk... anytime.....
wass
Enny S.
Bang SDM
8711147
Terima kasih atas komentarnya. Membaca komentar yang ada, terdapat tiga hal yang perlu saya komentari balik : kepercayaan terhadap laporan saya, kepercayaan terhadap mesin, dan masalah koreksi.
Apa yang sampaikan adalah fakta. Jika Anda (Divisi SDM&O) tidak percaya terhadap apa yang saya sampaikan, itu hak Anda. Saya maklum ketidakpercayaan terhadap laporan karyawan dalam hal data absensi ini karena Anda telah terlalu yakin dengan kemampuan sistem absensi dengan perangkat mesin-mesin absensi itu.
Tapi sekarang Anda mulai sedikit ragu dengan kemampuan mesin. Itu bagus dan harus karena kasus-kasus sejenis sebenarnya sudah sering terjadi, artinya janganlah terlalu percaya dengan kerja mesin ini. Sebagai industri telekomunikasi berteknologi tinggi kita harus berorientasi pada tingkat keandalan produk 99,999999 %. Produk dengan keandalan 99 % tidak laku. Anda perlu mengukur tingkat keandalan mesin absensi kita. Kalau itu di bawah standar, ya jangan dipakai lagi, atau perbaiki dan uji sampai menghasilkan tingkat keandalan yang cukup. Jangan sampai kita sebagai pemakai dirugikan.
Untuk ketemu Ibu Endang masalah koreksi data absensi diri saya ? Terima kasih undangannya, rasanya tidak perlu saya
sowan, silakan saja berdasarkan prosedur yang ada dikerjakanlah sendiri tanpa kehadiran saya. Dan ingat, masalahnya bukan koreksi untuk saat ini, tetapi lebih penting adalah antisipasi ke depan.
Walaupun singkat saya anggap cukup apa yang sudah saya sampaikan. Silakan untuk dipelajari maknanya. Mohon maaf kalau ada kesalahan dari saya.
maaf bu Enny hal seperti diatas bukan terjadi hanya dg pak.Martono saja tetapi terdapat beberapa orang diruangan kamipun ada 8 orang yg mengalami seperti itu, belum lagi di urusan lain.
Pada saat itu saya mendatakan di mesin no 22 pada jam 08:10, tapi hasilnya tidak ada (tidak tercantum) untuk jam masuknya.
Demikian untuk dikoreksi.
Wass
suyanto s
Harsarprod/Pabrikasi