Dalam situasi yang harus diawasi, anda tidak punya waktu untuk main-main. Anda harus menyingkirkan individu yang unjuk kerjanya buruk sekali, dan anda harus menggantikan mereka dengan orang yang bisa melakukan pekerjaan.
Bagi kebanyakan orang, memecat bukanlah pekerjaan yang mudah. Mereka yang harus diberhentikan mungkin sudah bekerja cukup lama di perusahaan anda. Mereka mungkin sudah melakukan yang terbaik, atau mungkin juga tidak. Bagaimana pun memecat karyawan bisa berarti kehilangan uang, prestise, keamanan, dan harga diri. Walaupun demikian, kalau anda ingin adil kepada diri sendiri dan kepada perusahaan, maka sebagai pemimpin anda tidak punya pilihan lain.

Ingat, kita tidak sedang membicarakan manajemen biasa dari hari ke hari. Kita membicarakan situasi kritis yang harus diatasi. Kalau organisasi anda mempunyai tujuan dan misi yang berharga, maka mula-mula situasi ini harus diatasi. Pilihan semacam ini lebih mudah dipahami dalam situasi perang, ketika tindakan yang dilakukan memberikan perbedaan antara hidup dan mati; menang dan kalah. Tidak mudah memahami pilihan ini dalam keadaan damai.

Apa ruginya kalau anda mempertahankan karyawan yang tidak melakukan unjuk kerja sesuai dengan standar? Yang terutama, mereka mungkin tidak mampu bekerja lebih baik lagi sehingga timbul situasi gawat yang harus diatasi. Anda tidak bisa senantiasa memotivasi mereka untuk bekerja habis-habisan sedangkan anda sendiri bersedia menerima kekurangan yang ditunjukkan oleh mereka sendiri.

Namun, perlu anda pahami bahwa bukan hanya karena anda mentang-mentang menjadi pimpinan lalu bisa memecat siapa saja dan menggantikannya dengan orang yang anda anggap lebih baik. Itu sama sekali tidak etis. Itu menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Dalam situasi yang tidak kritis anda harus memberikan toleransi kepada orang lain yang tidak memperlihatkan unjuk kerja sesuai dengan standar. Misal, ada seorang yang tidak mampu menunjukkan unjuk kerja puncak, namun ia sudah melakukan pekerjaan paling baik di masa
lampau. Untuk kasus demikian, anda harus terlebih dahulu mengusahakan penyelamatan orang itu dari pemecatan; yaitu dengan memberi bimbingan dan teknik pelatihan untuk menutupi kekurangannya.

Tetapi dalam situasi yang gawat, jangan buang-buang waktu.

Kalau pemecatan memang perlu dilakukan, maka lakukanlah dengan segera. Berikut ada beberapa petunjuk:

- Jangan repot-repot mengambil tindakan setengah-setengah atau mencari kesempatan kedua. Ambillah keputusan untuk memecat, dan lakukan seketika.

- Jangan mewakilkan pemecatan pada orang lain. Lakukan sendiri.

- Jangan memecat di muka umum. Panggilah orang itu ke kantor anda dan
lakukanlah secara pribadi.

- Bicarakan langsung dan katakan kepada orang itu mengapa dia dipecat.

- Biarlah orang itu tahu bahwa anda tidak mengatakan tidak cakap dalam suatu pekerjaan, hanya tunjukkan standar pekerjaan yang tidak mampu dipenuhinya.

- Tergantung siapa yang akan anda pecat, dan pada tingkat apa, carilah pertolongan tambahan sebelum anda bertindak, jika perlu. Anda mungkin perlu berbicara dengan pengacara, bagian humas, departemen sumber daya manusia, dinas tenaga kerja, atau seorang ahli psikologi. Atau tidak membicarakannya pada seorang pun. Hanya anda yang bisa memutuskan apakah anda memerlukan pertolongan tambahan atau tidak. (diadaptasi dari: The Art of Leadership - William Cohen) - Rekan Kantor


"Memperkerjakan dan Memecat"   |   Dibaca 192 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar