Seharian kita bekerja dalam ruangan ber-AC, lalu mengendarai mobil yang
ber-AC pula. Beristirahat di rumah atau apartemen sambil menghirup udara AC.
Udara kalengan ini memang nyaman, tetapi kadang-kadang menyakitkan.
Bentuknya bermacam-macam, mulai dari kaku otot, meriang kedinginan, sampai
bersin-bersin karena alergi debu halus yang melayang-layang tidak kasat
mata.
Orang yang alergi terhadap debu halus dan bau-bauan tertentu seringkali
bersin kalau memasuki ruangan ber-AC yang kurang bersih karena debu yang
tersangkut di karpet yang jarang disedot. Tapi begitu ia keluar dari
ruangan, bersinnya sembuh. Ia mengalami sick building syndrome. Baru setelah
meja kerjanya diberi tanaman Paku Sepat, dan di lantai dekat mejanya diberi
Karet Kebo, ia sembuh dan bisa bekerja dengan tenang dan produktif, tidak
sebentar-sebentar bersin dan batuk-batuk. Tanaman itu termasuk barisan
tanaman indoor (tanaman hias ruangan) yang mampu menyaring udara kotor dalam
ruangan, dan mengembuskan oksigen murni sebagai pembersih.

Orang yang menemukan bahwa tanaman itu betul-betul menyaring pencemar udara
ialah Dr. B.C. Wolverton, yang dulu bekerja sebagai peneliti di NASA, tetapi
kemudian keluar untuk mendirikan perusahaan Wolverton Environmental Services
di Picayune, Mississippi. Dalam tahun 1990, ia menguji coba 50 jenis tanaman
indoor dalam ruangan yang diberi polutan formalin, bensen, dan
trikloroetilen. Ternyata 10 jenis di antaranya paling efisien. Palem kuning,
waregu, palem bambu, palem funiks, karet kebo, paku sepat, Dracaena
deremensis 'Jane Craig', Hedera helix, Ficus maclellandi 'Alii' dan
Spathiphyllum speciosum.

Dipakainya formalin (penumpas kuman), bensen (pembersih noda), dan
trikloroetilen (pelarut tinta cetak dan cat), karena bahan itu banyak
dipakai dalam obat-obatan perkantoran dan rumah tangga modern. Bahan kimia
itu diserap oleh tanaman percobaan rata-rata antara 40% - 80%. Diduga,
setelah diserap ia dikirim ke akar dalam tanah, tempat para mikroba berpesta
pora mengganyangi (mengubah) bahan itu menjadi senyawaan lain yang tidak
mengganggu.

"Mereka menyaring udara secara alamiah," tulis Dr. Wolverton dalam bukunya
How to grow fresh air, terbitan Penguin Books, tahun 1997 baru-baru ini.
"Proses pembersihan yang mereka lakukan berlangsung terus-menerus, tidak
berisik, atau kdang-kadang mogok seperti mesin!" Apa yang bisa kita tarik
dari fenomena ini? Kita bisa meniru memakai beberapa tanaman indoor di atas
untuk membersihkan ruangan. Pemeliharaannya mudah, dan kalau tidak sudi
memelihara, cukup melanggan tanaman itu dari salah satu perusahaan penyewaan
tanaman hias ruangan yang memanfaatkan peluang ini di kota besar. Seminggu
sekali, tanaman perlu diganti (digilir) dengan tanaman indoor lain, yang
sementara itu sudah cukup beristirahat di kebun pekarangan rumah. Kalau
tidak, mereka sendiri akan merana, karena kekurangan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. (Intisari - Januari 2000 - Rekan Kantor)


"Menyehatkan Ruang BerAC"   |   Dibaca 161 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar