Islam sebagai mengatur bagaimana mewujudkan kebahagiaan, menciptakan rumah sebagaimana slogan “Baitii Jannatii’ (Rumahku, Surgaku). Rumah yang didalamnya ditemukan kedamaian, kasih sayang dan rahmat dari Illahi, laksana sebuah surga di dunia. Slogan ”Rumahku Surgaku” dapat berasal dari sebuah rumah dengan bangunan yang indah, megah dan luas laksana istana raja, namun tak menutup kemungkinan, jika ungkapan ”Rumahku surgaku” keluar dari mulut penghuni rumah yang sangat sederhana, namun bersih dan rapih serta penghuninya berhati lapang sehingga rumah yang tidak luas pun terasa lapang.

Kebahagiaan laksana surga dunia yang dapat dirasakan oleh keluarga dengan paras tampan dan cantik. Namun kebahagiaan dapat pula terwujud dari pasangan dengan wajah dan penampilan fisik biasa saja, namun memiliki hati rupawan yang lahir dalam bentuk akhlak mulia, sehingga pemiliknya terlihat sangat menawan. Kebahagiaan jelas hanya dimiliki oleh orang-orang yang suka berbuat baik, namun sebagai manusia biasa mereka pun tak lepas dari kesalahan, hanya saja setiap kesalahan yang dilakukan selalu diiringi kebaikan untuk mengimbanginya. ”Rumahku Surgaku” pun bukan berarti sebuah rumah yang hanya berisi kebahagiaan dan kesenangan tanpa masalah dan rasa sedih, namun mereka yang mampu menghiasi rumahnya dengan sikap sabar dan syukur.

Untuk bisa menciptakan surge diantaranya Jadikan agama sebagai pondasi keluarga.
Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang besar. Bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidak-harmonisan dan kehancuran. Bila pondasi agama kuat, maka akan kuat pula masyarakat dan akan terwujud kebahagiaan yang didambakan. Sebaliknya, bila tercerai berai ikatan keluarga dan kerusakan meracuni anggota keluarganya, maka dampaknya terlihat pada masyarakat, sehingga kebahagiaan dalam keluarga pun akan sulit untuk dicapai. Jadikan cinta kasih sebagai atapnya.

Cinta Kasih adalah sesuatu yang mesti ada dalam sebuah pernikahan, karena cinta merupakan bumbu perkawinan. Jika pernikahan dibarengi dengan cinta, maka pernikahan akan terasa indah, penuh dinamika. Jadi, ketika akan melangsungkan akad nikah, maka tanamkanlah cinta kasih diantara keduanya, dan bawalah cinta kasih tersebut kedalam rumah tangga yang kelak akan dijalaninya. Insya Allah harapan ”Rumahku Surgaku” akan tercapai. Hiasi keluarga dengan jiwa sabar dan syukur. Keluarga sakinah terbentuk bukan karena kosongnya kesulitan, ujian, dan problematika hidup. Tapi, ia terbentuk karena sikap dan cara menyikapinya dengan benar, yaitu dengan menanamkan sikap sabar dan syukur. Adanya problematika hidup menyebabkan manusia dapat memaknai arti sebuah jalan keluar yang diambilnya. Dan agar manusia kreatif dalam mencari, menemukan keputusan yang tepat sebagai jalan keluar bagi problematika hidupnya. Jadikan keteladanan sebagai cara utama dalam mendidik anak-anak. Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, ”Didiklah anak-anakmu dengan bijak, karena mereka akan mengalami zaman yang tidak akan engkau alami”. Banyak cara dalam mendidik anak namun mendidik dengan memberikan teladan adalah yang paling utama. Anak belajar dengan mudah karena orang tua menjadi model bagi sang anak. teladan yang baik akan membentuk karakter yang baik.

Bayi jannati (rumahku surgaku) selayaknya menjadi cita-cita orang beriman. Seorang mukmin harus berupaya sungguh-sunggu mewujudkannya dengan memenuhi prasyarat yang dipelukan serta menghiasi diri dengan karakter para penghuni syurga. Wallahu alam.






























"ARTIKEL BEBAS : RUMAHKU SURGAKU"   |   Dibaca 169 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar