Tuhan telah menciptakan berbagai macam makhluk yang mengisi kehidupan dunia. Setiap makhluk sekecil apa pun mereka memiliki tujuan dan makna dalam penciptaannya. Berbagai pelajaran dan makna kehidupan dapat kita raih selama kita ingin membuka mata, hati, dan pikiran kita dalam menyerap setiap inci aspek dari kehidupan setiap makhluk. Tidak terkecuali tetumbuhan atau pun pepohonan. Dalam bentuk mereka yang pasif tanpa gerak berbagai pelajaran dan makna hidup dapat kita petik.
Sebuah pohon yang besar pasti diawali oleh sebuah biji atau benih yang kecil dan rapuh. Benih dan biji yang meski pun rapuh tapi adalah bentuk pilihan dan bentuk terbaik dari spesies mereka. Bibit ini kemudian akan berkembang sampai beribu tahun untuk mencapai fisik yang terbaik yang tampak di mata kita. Dan ketika tiba saatnya kelak, ia harus meneruskan regenerasi dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, bibit dan biji yang baru akan muncul menggantikan posisi spesies mereka yang telah habis masa hidupnya.
Selayaknya pohon, seorang manusia pun lahir dari pembuahan sel-sel yang tak kasat mata. Sel-sel terbaik dan pilihan yang dalam perjuangan untuk dapat mempertahankan hidup dan menciptakan kehidupan, tidak akan pernah berhenti hingga takdir menyatakan tugas mereka telah usai. Sel tak kasat mata yang mampu bertahan akan melalui tahap penciptaan kehidupan yang melahirkan bentuk darah, daging, tulang, hingga tersusunlah fisik seorang insan yang sempurna. Bahkan ketika hidup kita masih hanya bagian dari partikel kecil tak terlihat, kita telah belajar arti berjuang. Berjuang untuk bertahan, belajar untuk menciptakan, dan belajar untuk menyesuaikan diri.
Pohon setiap helai daunnya menciptakan udara yang menjadi unsur makhluk hidup lainnya dalam bernafas. setiap makhluk menikmati udara segar yang pohon ciptakan bahkan ketika dedaunan jatuh berguguran, masih bermanfaat dalam menciptakan kesuburan bagi tanah. Batang dan dahan yang kokoh menjadi tempat sandaran Mkhluk dalam mengistirahatkan dirinya. Pohon menjadi saksi kelahiran makhluk lain yang menggantungkan hidup mereka pada sebuah pohon.
Belajar dari filosofi sebuah pohon, sudah selayaknya sebagai sebuah insan berakal untuk pandai mempelajari dan mencari hikmah atas penciptaan diri kita dalam kehidupan. Seorang manusia ditugaskan untuk menjadi khalifah dalam hidupnya. Ia dituntut untuk mampu hidup layaknya sebuah pohon, berjuang untuk bertahan namun disisi lain memberikan penghidupan dan naungan bagi makhluk lainnya. Mewujudkan suatu keseimbangan dan keselarasan dalam alam. Lakukan dan kerahkanlah upaya terbaik yang bisa kita lakukan dalam hidup. Dedikasikan hidup kita dengan penuh keikhlasan untuk bisa berguna dan bermanfaat.

Sudahkah kita merasa seperti pohon yang mengikhlaskan buahnya untuk dimati oleh makhluk lain. Tidak pernah merasa kikir dan tidak menuntut timbal balik atas setiap perbuatan baik yang kita lakukan dalam hidup. Tidakkah kita sadar bahwa perbuatan baik sekecil apa pun akan berbalik ke diri kita. Sebaliknya, perbuatan buruk meski hanya sebesar partikel atom sekalipun akan mendapat balasan.
Alam memang ditakdirkan untuk menjadi tempat pertama seorang manusia dalam mencari ilmu dan di sinilah aku berada sekarang. Belajar dan menyerap setiap poin-poin penting kehidupan langsung dari makhluk ciptaan-Nya. Belajar makna dari setiap penciptaan dan tujuan hidup dari setiap makhluk.




"ARTIKEL BEBAS : POHON LEBIH MULIA DARI MANUSIA?"   |   Dibaca 171 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar