Dikirim pada 2021-08-27 09:22:00 Oleh Admin
Smart. Tahukah Anda pengertian kata ini? Jawabannya, pintar? Atau cerdas? Dua kata itu memang sering digunakan untuk menerjemahkan istilah smart dalam Bahasa Indonesia. Namun, benarkah kedua kata itu mendefinisikan smart? Mari kita merujuk istilah tersebut pada beberapa sumber untuk mendapatkan kejelasan.
Berdasarkan kamus Oxford, cerdas memiliki padanan kata dengan inteliigent yang didefinisikan sebagai sikap yang sangat baik dalam menyerap ilmu, memahami dan berpikir logis, sekaligus mampu menunjukkan kemampuannya. Dalam Wikipedia, padanan kata cerdas itu juga terdeskripsi sebagai sikap dengan kemampuan komunikasi, perencanaan, pemahaman, kesadaran bertindak, dan kemampuan menyelesaikan masalah secara logis. Sementara Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ikut menggambarkan cerdas sebagai tajam pikiran dan sempurna akal budinya.
Lalu bagaimana dengan istilah pintar? Dalam KBBI, kata ini sama artinya dengan banyak akal, pandai, atau mahir melakukan sesuatu. Bisa dibilang, pintar sama pengertiannya dengan memiliki ilmu, lawan kata bodoh yang berpengertian tidak memiliki ilmu atau informasi apapun karena enggan menjalani proses belajar dan pengalaman. Dengan demikian, pintar dan cerdas terjabarkan sebagai dua hal yang berbeda. Sebab, cerdas timbul sebagai sebuah sikap alami atau bawaan lahir, sedangkan pintar muncul dari proses pembelajaran secara formal, informal, ataupun pengalaman hidup.
Lalu, cukupkah kita menerjemahkan smart dengan pintar saja? Belum cukup. Pengertian yang tepat untuk menggambarkan smart adalah sikap cerdas mengelola kepintaran secara berbeda (kreatif) agar menghasilkan karya dengan nilai komersial (inovatif) dalam jalur yang benar. Jadi, artinya, smart tidak hanya terdeskripsi pada orang dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) luar biasa tinggi. Smart juga tidak terjabarkan sebagai sikap orang yang menghabiskan waktunya menyendiri tekun belajar. Smart bahkan bukan label yang hanya melekat pada orang lulusan sekolah terkenal. Smart jauh lebih hebat daripada itu.
Kini, berpegang teguhlah pada hal tersebut. Janganlah puas dengan daya kreativitas yang ada. Janganlah berhenti berbuat benar. Jangan pula berhenti berinovasi. Buktikan Anda cerdas, tidak sekedar pintar. Buktikan bahwa Anda smart.