Hal yang sebenarnya ringan, namun sesuatu yang lumayan sulit dilakukan yaitu soal bagaimana kita bersikap, berpikir, dan bertindak optimis. Pada kondisi seperti ini, semua karyawan memang tidak membutuhkan perangkat kerja yang muluk-muluk. Setiap KITA hanya membutuhkan bekal optimisme untuk bisa tetap bekerja keras dan meyakinkan diri bahwa segala hal buruk yang terjadi itu hanya hal kecil yang mencoba menguji kemampuan kita.

Sebelum menilai kadar optimis dalam diri kita, yuk kita cari tahu dulu soal beberapa hal yang biasanya merintangi optimisme.

Kita mungkin familiar dengan istilah pesimisme. Jadi, pesimisme ini adalah paham yang menganggap bahwa pada dasarnya, segala sesuatu merupakan hal buruk atau jahat. Orang-orang yang pesimis akan melihat bahwa kehidupan selalu berisi kejahatan, sekalipun secara nyata selalu ada kebaikan dan kejahatan. Para penganut pesimisme selalu berpandangan suram, beranggapan tiada harapan, selalu sedih, murung, dan putus asa. Bisa merusak diri kita nih, kalau energi pesimisme ini terus-menerus kita pelihara. Sebab, sang pesimis itu bahkan ragu dan bimbang dengan kemampuan diri sendiri. Mereka tidak berani mengambil resiko, mudah putus asa, dan takut saat menghadapi rintangan.
Boleh saja sih memiliki rasa takut gagal, tapi bukan berarti kita harus menyerah dan berhenti berusaha kan?

Nah, selanjutnya, tidak kalah bahaya, ini dia sang oportunis. Orang ini memiliki sikap tidak ingin berpihak pada siapapun, kecuali untuk hal yang menguntungkan bagi dirinya. Biasanya para oportunis lebih mementingkan diri sendiri sehingga terlihat egois dan tidak suka bekerja sama dengan orang lain.

Setelah mengetahui dua sifat jelek tadi, kini saatnya menilai kadar optimisme kita. Menurut literatur, optimis adalah sifat yang penuh dengan pikiran positif dan keyakinan pada diri sendiri. Orang yang memiliki sifat optimis biasanya penuh percaya diri dan berani mengambil keputusan. Meskipun tahu akan banyak rintangan di depan, sang optimis akan tetap mencoba maju. Seandainya pun dia gagal, orang optimis tidak akan kecewa dan bersedih terlalu lama karena mereka yakin akan bisa berhasil kalau mau terus berusaha. Sifat optimis inilah yang harus ada dalam diri kita setiap kali ingin melakukan sesuatu.

Selain tiga sifat tadi, dalam implementasinya pun ternyata manusia harus memiliki sifat dinamis dan kritis. Dalam artian, dinamis untuk terus giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, dan terus tumbuh. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Seraya terus dinamis, manusia pun seharusnya bisa dapat mempertajam pikirannya dalam menganalisa, tidak mudah percaya, dan selalu berusaha menemukan ketidaktepatan pada kesalahan. Untuk meneguhkan sikap ini, ternyata ada rintangannya, yaitu sikap statis yang dapat menghambat kemajuan dan mendatangkan kerugian. Sebab, sikap ini biasanya berpangku tangan saat pekerjaan datang. So, which one are you?



"ARTIKEL BEBAS : OPTIMIS, PESIMIS, OPORTUNIS, DINAMIS, KRITIS, STATIS"   |   Dibaca 690 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar