Dikirim pada 2021-07-09 10:03:00 Oleh Admin
STOP WISHING. START DOING
Apa kabar Anda hari ini? Apakah hari ini tidak menyenangkan, tidak berjalan sesuai keinginan? Mungkin, saat membuka layar komputer, yang terlihat hanya bayangan tumpukan pekerjaan yang terus saja menjejali hari-hari. Setiap saat melihat pergerakan jarum jam, menunggu waktu pulang. Langkah gontai dan pikiran tak terarah, begitu saja setiap hari. Di sela pekerjaan, kadang muncul berbagai kalimat andai.
Andai hari ini libur panjang.
Andai saja aku tidak harus melakukan pekerjaan ini setiap hari.
Andai saja aku punya banyak uang.
Andai aku jadi bos.
Andai aku bisa tinggal perintah.
Andai bisa gajian terus.
Dan, deretan andai pun terus mengalir hingga akhirnya kata-kata yang keluar malah berbagai keluhan. Jika saya, anda, atau mayoritas orang di dunia ini menjadikan hal ini, “berharap tanpa berbuat”, sebagai sebuah kebiasaan, pada akhirnya, kita hanya menghabiskan semua energi emosional. Sebab, tidak ada satupun yang kita lakukan. Apakah kita akan biarkan berbagai ‘andai’ terus muncul tanpa terwujud? Bukankah seharusnya saat ada harapan besar, itulah saatnya kita bangkit dan bertindak? Sebab, tidak akan ada satupun orang dermawan yang mau bertindak untuk kebahagiaan kita, kecuali kita sendiri.
Di samping itu, ada lagi hal yang harus kita lakukan. Sesuai dengan strategi perusahaan, kita musti benar-benar mengetatkan ikat pinggang. Upaya penghematan kita selama ini belum cukup. Kita musti terus melakukan efisiensi sekuat yang kita bisa dari alokasi belanja operasional (operational expenditure/OPEX) perusahaan. Sebab, hal ini akan benar-benar membantu kita mencapai titik pulih kita. Sebab, perusahaan ini membutuhkan waktu untuk bisa pulih kembali seperti dulu, dengan catatan, kita benar-benar menjalankan efisiensi dari semua lini.
Berbekal strategi tadi, bisa tidak kita menghadapi periode menjelang? Bisa, dengan sebuah ‘asal’.
Kita bisa bertahan dan bangkit lagi, ASAL, kita bisa STOP menuding dan menunjuk kesalahan orang lain. Entah kita atau siapapun sebenarnya tidak berhak menghukum siapapun atas kondisi ini. Semua hal terjadi karena memang sudah diharuskan terjadi. Kita tidak bisa membalikkan peluru dari pistol. Kita tidak bisa membangkitkan matahari terbenam. Tidak ada gunanya lagi menghujat atau mengutuk keadaan. Toh, setiap kita mengutuk pun tidak akan berdampak untuk kebaikan kita, betul tidak? Intinya, alangkah baiknya bila kita tidak membuang-buang waktu untuk menyentil kesalahan orang lain. Setiap kita, entah sadar atau tidak, mungkin saja berkontribusi atas kondisi ini, meskipun sedikit.
Jadi, yuk ah, jangan lari dari keadaan. Ini adalah tahun penentuan. Ini adalah year of decision. Apakah kita mau tenggelam, terus hidup, atau terus-menerus lupa diri? Jangan hanya berani di belakang. Beranilah di depan, berani berbuat, berani ambil keputusan terhebat untuk perusahaan ini, bukan untuk kita sendiri. Beranilah bertindak, jangan hanya berani menindak. Beranilah ditunjuk, jangan hanya sekedar menunjuk. Kita semua, yang masih berani di perusahaan ini, adalah satu kesatuan yang sudah sampai pada satu titik di mana kita tidak akan pernah bisa kembali lagi. Kita sudah sampai di point of no return. Apakah kita mau pergi dan meninggalkan perusahaan ini bersama puluhan orang yang telah memutuskan resign dalam setengah tahun ini, berdiam diri, atau justru bersama mengerek perusahaan besar ini kembali besar? Jangan hitung untung ruginya yang akan kita dapat. Jangan menyebut kita yang paling berjasa. Jangan terus mengolok masa lalu, karena masa lalu itulah yang akan jadi bekal kita untuk berdiri hebat di masa depan.
Dan sekali lagi, sukses adalah pilihan. Jika kita berharap maka kita akan mendapatkannya, begitupun sebaliknya. Namun, berharap itu bukan halte terakhir. Berharap hanyalah sebuah tapak langkah menuju sukses. Penentu keberhasilan kita, kegagalan kita, ada pada tindakan kita sendiri. Harapan kita tidak terkabul mudah seperti cerita Alladin dan Lampu Ajaib. Harapan kita akan terwujud saat kita bangkit dan bertindak bersama. Mulai sekarang, jangan hanya berharap, mulailah bertindak. Stop wishing. Start doing. ***