Dikirim pada 2002-04-16 10:15:06 Oleh Admin
Forrest King nyaris tak mempercayai kejadian itu. Puluhan karyawan Federal Express menyambutnya dengan sorak sorai meriah ketika ia dan istrinya melangkah keluar dari pesawat Boeing 747 yang mereka sewa. King datang ke Memphis bersama sejumlah karyawan Flying Tiger lainnya, perusahaan yang baru saja dibeli oleh Federal Express. Dia datang ke Memphis untuk menjajagi apakah perlu dilakukan relokasi perusahaan. Sambutan itu, lengkap dengan karpet merah dan panitia penyambutan, termasuk oleh walikota Memphis dan CEO FedEx, merupakan perkenalan pertama King dengan perusahaan yang luar biasa ini.Kata King, "Menurut pendapat saya, jika sebuah perusahaan mengambil alih perusahaan kita, mereka tidak wajib mempekerjakan kita. Tetapi, mereka semua - dan hal itu dikomunikasikan melalui memo dan kemudian video - ditawari pekerjaan."
Gaya manajemen CEO FedEx, Fred Smith, yang berbunyi "karyawan dulu" dapat
dirangkum dengan satu slogan FedEx: "Karyawan, Pelayanan, Keuntungan" atau PSP "People, Service, Profit". "Perhatikan karyawanmu; maka mereka pun akan
memberikan layanan yang tak tercela yang dituntut oleh para pelanggan kita, yang akan memberi kita imbalan berupa keuntungan, yang kita perlukan untuk menjamin masa depan kita."
Dan FedEx memang memperhatikan karyawan mereka. Ketika program Zapmail ditutup pada tahun 1986, 1300 karyawan yang bekerja di departemen itu mendapat prioritas pertama untuk melamar pekerjaan yang ditawarkan dalam perusahaan. Karyawan yang tidak mendapatkan kedudukan dengan gaji yang sama dengan gaji sebelumnya dapat mengambil pekerjaan yang lebih rendah dan tetap memperoleh gaji sebesar gaji sebelumnya sampai selama 15 bulan, atau sampai mereka memperoleh pekerjaan lain yang gajinya lebih tinggi.
Dan ketika FedEx menghentikan sebagian besar layanannya di Eropa dan mengurangi angkatan kerjanya di Eropa dari 9200 menjadi 2600 orang, FedEx menerima pujian, antara lain dari The London Times yang memuji cara mereka memberhentikan karyawan mereka. Misalnya, FedEx memasang iklan satu halaman
penuh di sejumlah surat kabar, menghimbau agar ada pihak yang mau mempekerjakan mantan karyawan FedEx. Di Belgia saja, 80 perusahaan menanggapi iklan itu dan menawarkan 600 lowongan kerja.
Karyawan FedEx memang bersatu pada masa-masa sulit. - Robert Levering, Nilton Moskowitz, dan Michael Katz (diadaptasi dari: A Cup of Chicken Soup for the Soul at Work - Jack Canfield, dkk. - Rekan Kantor)
Gaya manajemen CEO FedEx, Fred Smith, yang berbunyi "karyawan dulu" dapat
dirangkum dengan satu slogan FedEx: "Karyawan, Pelayanan, Keuntungan" atau PSP "People, Service, Profit". "Perhatikan karyawanmu; maka mereka pun akan
memberikan layanan yang tak tercela yang dituntut oleh para pelanggan kita, yang akan memberi kita imbalan berupa keuntungan, yang kita perlukan untuk menjamin masa depan kita."
Dan FedEx memang memperhatikan karyawan mereka. Ketika program Zapmail ditutup pada tahun 1986, 1300 karyawan yang bekerja di departemen itu mendapat prioritas pertama untuk melamar pekerjaan yang ditawarkan dalam perusahaan. Karyawan yang tidak mendapatkan kedudukan dengan gaji yang sama dengan gaji sebelumnya dapat mengambil pekerjaan yang lebih rendah dan tetap memperoleh gaji sebesar gaji sebelumnya sampai selama 15 bulan, atau sampai mereka memperoleh pekerjaan lain yang gajinya lebih tinggi.
Dan ketika FedEx menghentikan sebagian besar layanannya di Eropa dan mengurangi angkatan kerjanya di Eropa dari 9200 menjadi 2600 orang, FedEx menerima pujian, antara lain dari The London Times yang memuji cara mereka memberhentikan karyawan mereka. Misalnya, FedEx memasang iklan satu halaman
penuh di sejumlah surat kabar, menghimbau agar ada pihak yang mau mempekerjakan mantan karyawan FedEx. Di Belgia saja, 80 perusahaan menanggapi iklan itu dan menawarkan 600 lowongan kerja.
Karyawan FedEx memang bersatu pada masa-masa sulit. - Robert Levering, Nilton Moskowitz, dan Michael Katz (diadaptasi dari: A Cup of Chicken Soup for the Soul at Work - Jack Canfield, dkk. - Rekan Kantor)