Dikirim pada 2020-05-20 09:15:00 Oleh Admin
Semangat Ramadhan dan HARKITNAS, Mari Bangkit dari Pandemi!
Hari Kebangkitan Nasional atau yang disingkat dengan Harkitnas jatuh pada 20 Mei setiap tahunnya. Peringatannya kali ini bertepatan dengan ibadah Ramadhan 1441 H. Harkitnas pertama kali diperingati pada era pemerintahan Presiden Soekarno di Yogyakarta pada 1948. Dalam pidatonya saat itu, Presiden Soekarno mengajak seluruh rakyat Indonesia yang terpecah belah oleh kepentingan politik agar bersatu melawan penjajahan Belanda. Peristiwa Harkitnas ini menjadi momen yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Sebab, sejarah kemudian mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia dapat diraih saat masyarakat bersatu. Hingga kemudian memunculkan istilah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
Harkitnas tahun ini hadir di tengah ujian pandemi Covid-19 yang telah melumpuhkan gerak masyarakat. Kurang lebih dua bulan ini kita dihadapkan pada situasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Pandemi Covid-19 yang terus meluas memaksa kita membatasi gerak fisik dan mengupayakan langkah-langkah antisipasi penularan. Akibatnya, roda ekonomi tersumbat dan masyarakat harus bertahan di kondisi yang sulit. Di tengah kondisi sulit tersebut, kita masih belum mengetahui secara pasti kapan wabah ini akan berakhir. Media pun kian santer mengabarkan bertambahnya angka penularan Covid-19, di tengah segala strategi dan upaya antisipasi sekaligus penanganan yang dilakukan oleh pemerintah, tenaga medis, hingga masyarakat luas.
Di samping berperang melawan virus, kita juga dihadapkan pada berbagai persoalan lain akibat wabah ini. Yaitu, kerentanan sosial akibat beredarnya provokasi, hoaks, hingga risiko terjadinya kerusuhan dan kekerasan akibat masyarakat yang dicengkeram kecemasan dan kekhawatiran.
Meskipun begitu, kedatangan bulan suci Ramadhan di tengah situasi pandemi ini mesti bisa membawa kita pada refleksi dan pemaknaan untuk membersihkan keburukan sekaligus menumbuhkan segala potensi dan kebaikan bersama, guna ditransformasikan menjadi solusi riil untuk mengatasi situasi ini.
Semangat kebangkitan dan persatuan Harkitnas tersebut menyadarkan kita bahwa untuk menghadapi wabah ini, kita harus kompak dan bersatu dalam mengerahkan segala upaya untuk mengantisipasi dan menangani Covid-19,. Dengan semangat Harkitnas, kita juga mendapatkan suntikan semangat untuk bersatu dan bangkit dari keterpurukan.
Di tengah situasi ini, kita pun harus saling peduli dan membantu sesama, serta bergerak melawan pandemi ini lewat berbagai jalan. Dilandasi semangat membersihkan jiwa dengan berpuasa dan berbuat kebaikan pada sesama, kita bisa memulai kepedulian dengan berupaya melakukan pencegahan secara pribadi seperti menaati arahan pemerintah dan otoritas kesehatan untuk tetap di rumah, menjaga jarak, sering mencuci tangan, dan memakai masker. Taraf selanjutnya, kita eksekusi dengan melakukan gerakan solidaritas membantu masyarakat terdampak Covid-19. Seperti memberikan dukungan pada tenaga medis serta sumbangan untuk penanganan Covid-19, membagikan makanan atau bantuan pada masyarakat terdampak, dan sebagainya.
Selain upaya-upaya tersebut, semangat untuk bangkit juga bisa kita bangun dengan tetap menjaga optimisme di tengah masyarakat, salah satunya, dengan menyebarkan kabar-kabar baik seputar penanganan Covid-19. Tanpa mengesampingkan pentingnya kewaspadaan, menyebarkan perkembangan positif seputar pandemi ini akan memberikan energi positif sehingga masyarakat tak melulu dihantui kabar yang membuat ketakutan dan kekhawatiran.
Mari, jadikan puasa Ramadhan dan momen bersejarah hari ini sebagai penyemangat sekaligus pemicu kepedulian terhadap sesama dan kebangkitan bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19! Selamat Hari Kebangkitan Nasional!