MEMPERINGATI HARDIKNAS DI TENGAH COVID-19


Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati masyarakat Indonesia setiap tahunnya pada tanggal 2 Mei. Tanggal 2 Mei tersebut juga bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara, Pahlawan Nasional yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Beliau yang mengajarkan filososi terkenal di dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.


Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional ini biasanya para pelajar/siswa, satuan pendidikan, kantor Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, serta perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri mengadakan upacara bendera untuk mengenang jasa para pahlawan yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan. Namun, berbeda dengan tahun ini karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meniadakan penyelenggaraan upacara bendera sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19.

Sesjen Kemendikbud mengimbau Instansi Pusat, Daerah, Satuan Pendidikan, serta Kantor Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk mengikuti jalannya upacara bendera secara virtual. Masyarakat, siswa, guru, dan warga lingkungan pendidikan pun dapat mengikuti melalui siaran langsung di kanal Youtube Kemendikbud RI dari rumah ataupun tempat tinggal masing-masing.


Penyebaran virus Covid-19 saat ini, sangat berdampak pada dunia pendidikan di Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan pendidikan jenjang dasar, menengah, hingga perguruan tinggi berubah secara dramatis hanya dalam waktu hitungan hari. Sekolah formal mendadak dipaksa secara serentak menggunakan aplikasi media pembelajaran jarak jauh bagi siswanya, tanpa persiapan yang matang, demi mengantikan pembelajaran tatap muka di kelas. Para guru secara tiba-tiba pula melakukan sesuatu yang berbeda dalam pemberian pelajaran kepada siswanya.

Ada yang canggung dengan teknologi, akibatnya para guru hanya memberikan tugas setiap harinya. Sehingga siswa tidak memiliki flesksiblitas waktu di rumah karena banyaknya tugas diberikan oleh para guru. Namun ada juga guru yang mampu memanfaatkan momen pandemi ini untuk meningkatkan potensi manfaat aksesibilitas platform digital dengan membuat konten pembelajaran e-learning yang khas, sehingga siswa merasa senang dan nyaman dalam belajar. Akan tetapi guru yang mampu tersebut masih sedikit, tidak sebanding dengan jumlah siswa yang banyak. Selain itu ada juga instansi-instansi yang sibuk membuat tayangan TV dengan menyuguhkan pembelajaran ala kadarnya yang penting ada kegiatan belajar online.


Ditambah lagi perubahan paradigma ketika pandemi Covid-19 ini, yaitu pembelajaran yang sangat cepat dan tidak direncanakan ke pembelajaran online - tanpa pelatihan, bandwidth tidak mencukupi, dan sangat sedikit persiapan – tentu saja akan menghasilkan pengalaman belajar siswa yang buruk. Kondisi ini tidak kondusif untuk berkelanjutan pengembangan pendidikan dan pencapaian standar kompetensi minimal yang harus diraih oleh seorang siswa.


Disrupsi Covid-19 secara tidak langsung telah merubah paradigma pendidikan. Pandemi ini telah benar-benar mengganggu sistem pendidikan dan mengakibatkan pendidikan kehilangan relevansinya. Sekolah yang semula berfokus pada keterampilan akademik tradisional secara mendadak tiba-tiba harus pindah ke pembelajaran online yang lebih condong memberikan peluang kemampuan pemikiran kritis dan kemampuan beradaptasi.


Oleh karenanya para pemimpin pada lembaga pendidikan harus secara sadar segera mengambil langkah yang cermat untuk melakukan transformasi total sistem pendidikan di Sekolah. Tidak perlu menunggu instruksi dari pusat, apalagi menunggu pandemi Covid-19 cepat berakhir di tahun ini. Jika pandemi dapat berakhir tahun ini pula maka patut disyukuri karena kondisi demikian yang diharapkan. Namun tetap saja sekolah harus sudah memiliki rencana cadangan yang cermat dan dipersiapkan dengan matang, mengingat mendidik generasi Bangsa ini tidak boleh dilakukan secara asal-asalan.


Siswa harus diberikan akses teknologi ke sumber belajar dan bahkan dibimbing belajar keterampilan teknis melalui media komputer, laptop, tablet dan ponsel yang terhubung dengan internet. Bagi siswa yang memang memiliki akses ke teknologi yang tepat, ada bukti bahwa belajar online bisa lebih efektif dalam beberapa cara.


Untuk itu para pemimpin Sekolah harus mempersiapkan tenaga pengajarnya menjadi fasilitator pengembangan kompetensi siswa dan sekaligus sebagai pencipta konten pendidikan digital yang handal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Inovasi Digital tidak selalu dimaknai dengan pembelajaran online, namun dapat juga berupa aplikasi offline dengan berbagai strategi penyampaian materi dalam bentuk digital based content khususnya untuk pembelajaran di daerah yang tidak terjangkau dengan internet dengan baik.




"SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL"   |   Dibaca 86 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar