Selamat atas terbitnya jaring.
Jangan lupa main ke renstra yang sekarang sudah jadi bangbis.
http://renstra.inti.net/
salam.


"selamat"   |   Dibaca 282 kali   |   8 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar

User Image
@ pada 12 Maret 2002 - 12:40

Kami para pembaca mengucapkan 'Selamat atas dibukanya kembali Jaring' Semoga Jaring bisa memberikan wawasan lebih luas kepada para pembacanya sehingga dapat menjadi inspirasi karyawan dalam meningkatkan kemajuan perusahaan, tetapi jika tidak ada yang nulis sebaiknya segera saja ditutup, karena kami tidak butuh berita-berita yang disediakan oleh pengelola Jaring, kami bisa mencari sendiri berita yang kami mau, yang kami perlukan adalah informasi tentang PT. INTI, gagasan dan keluhan karyawan, uneg-uneg, guyonan segar, dan tertawa bersama atas kebodohan yang pernah kita lakukan.

 
User Image
@ pada 12 Maret 2002 - 13:40
NB: Perlu juga dicermati " kenapa fordis skrg sepi ? Apakah telah terjadi apatisme diantara kita semua?" Mudah2an pintu kreativitas kita tetap terbuka untuk crazy and wild ideas meskipun tidak menggunakan fordis
 
User Image
@ pada 12 Maret 2002 - 15:59

Ini merupakan hasil kreativitas Tim Pengelola Jaring dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu zero idea, zero kreativitas, zero diskusi, zero defect, zero fight (don't fight). Pokoknya semua harus zero, dengan demikian setiap orang akan lebih konsentrasi pada pekerjaan.

Dengan setiap orang berkonsentrasi pada pekerjaan maka bisa diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja perusahaan, seperti yang kita rasakan saat ini. R&D dengan pilot project kompetensi; SDM dengan membentuk Tim KKB, Tim Kompetensi, Tim Budaya Perusahaan; Sekretariat dengan Tim GCG, Tim DAMKAR, Tim ISO, Tim TQM; SEJATI dengan Tim Grade, Tim Kompensasi, Tim Kinerja; Cross functional dengan Tim Account Manager, Tim Evaluasi Kinerja; Manufaktur dengan Tim Kalibrasi, Bangbis dengan Tim RJPP; Philip dengan INTI Techno Park.

Ini semua berkat gagasan brilian dari pengelola Jaring. Jadi untuk lebih konsentrasi sebaiknya Jaring ditutup saja, sehingga produksi membentuk Tim akan lebih meningkat dimasa datang.

Dimasa lalu kita telah sukses memproduksi prosedur, sekarang dengan reinventing kita memproduksi Tim.

Lalu kapan produksinya? Jangan khawatir saatnya pasti tiba.

Bagi teman-teman yang Timnya belum kami sebut mohon agar maklum. Tetapi jika ingin disebut, silahkan daftarkan ke Pengelola Jaring.



Neneng S.


 
User Image
@ pada 19 Maret 2002 - 10:35
Teh Neneng, kalau saya sih tidak setuju Jaring ditutup, biarkan saja Jaring tetap ada meskipun tidak ada yang nulis, tetapi untuk lebih jelasnya melalui forum ini saya berharap kepada Pak Gultom yang dulu dikenal sebagai pakar agitasi untuk bisa menjelaskan tentang sepinya Jaring kita tercinta, sekalian juga klarifikasi peta reinventing PT. INTI dikaitkan dengan banyaknya Tim-Tim yang disebutkan oleh Teh Neneng.

Kepada Pak Wahyu G., saya rindu berat akan tulisan-tulisan Pak Wahyu. Mengapa tidak pernah menulis lagi? Jangan karena tidak ada lawan (Roy) lalu tidak menulis. Ayo kita ramaikan Jaring ini !! Saya yakin banyak gagasan-gagasan orsinil Bapak yang belum sempat dituangkan dalam Jaring, siapa tahu gagasan-gagasan brilian Bapak dapat menjadi insipirasi Direksi untuk memajukan perusahaan ini.

Saya yakin Pak Gultom dan Pak Wahyu akan segera merespon tulisan ini, mengingat reputasi bapak-bapak selama ini, yang kepakarannya sudah tidak diragukan lagi.


Euis S
 
User Image
@ pada 20 Maret 2002 - 10:47
Hidup kata seorang philsuf itu absurd. Mau tahu contohnya absurd?. Ketika rumah kita tengah malam di masuki maling, lantas kepergok oleh kita dan mengatakan : hayo..ngapain kamu masuk rumah saya, mau mencuri?. Saking absurdnya, maka sang maling tidak menjawab pertanyaan kita malah ia membacokkan goloknya kepada kita. Itulah absurditas.
Illustrasi ini hanya ingin menunjukkan, bahwa kadang-kadang kita dihadapkan pada kondisi yang serba salah. Ketika Jaring di tutup ( untuk sementara), maka ramailah protes berdatangan dengan berbagai argumen. Namun juga ketika jaring di buka, tak urung juga yang protes seperti beberapa rekan kita.
Rasanya, yang perlu dilakukan oleh kita adalah otokritik, yaitu mengkritik orang lain sekaligus mengkritik diri sendiri. Rasanya, janganlah kita tidak bisa menyanyi namun musik yang disalahkan, rasanya, janganlah kita tidak pandai menari, lantai yang dianggap miring.
Jaring hanya sebuah media komunikasi, dia hanyalah alat. Sebagai alat bila sudah tidak berfungsi dan tidak dipakai orang boleh tidak membukanya, bahkan membuangnya, namun rasanya tidak bagus kalau mengajak teman untuk sama-sama tidak membuka jaring dan mengajak sebaiknya ditutup karena kebutuhan informasi diri sendiri tidak didapatkan. Manusia katanya bukanlah seperti sebuah sisir, semua rata .Bila teh Neneng dan rekan "kami" ( misalnya ) tidak mendapatkan informasi dari Jaring, teh Neneng dan rekan "kami" bisa mendapatkan dari sumber lain. Namun jangan samakan kebutuhan informasi teh Neneng akan sama dengan kebutuhan rekan lainnya.
Sebagai sebuah media, pembentukan pengelola Jaring hanya "memenejemeni".Ini tentu agar nantinya jaring tidak jadi "kebun binatang". Jaring justru ingin menjadi media yang sehat . Yaitu ketika orang melontarkan gagasan,ide , kritikan melalui jaring, dengan dada yang busung ia menepuk: ini tulisan saya. Caranya, tentu agar dikenal bahwa itu tulisannya adalah dengan menyebutkan nama. Ini perlu agar jangan sampai ide yang brilian, kritikan yang setajam pisau, ide yang sedahsyat angin topan tidak dicatut orang lain. Rasanyapun Fordis ( forum diskusi ) juga tidak di tutup. Lalu kalau tidak ada yang meramaikan, mengapa "singgungannya" ke pengelola jaring?. Kenapa tidak rekan-rekan yang memberi komentar pada rubrik ini segera melontarkan sesuatu yang bisa menjadi ramai?. Kenapa tidak memulai duluan, namun justru menyuruh orang agar meramaikan?. Kalau kita pernah hajatan misalnya nanggap dangdut, lalu tidak ramai, kenapa kita tidak memulainya dengan berjoget sehingga orang yang"malu-malu"ikut berjoget, Kenapa kita hanya berteriak-teriak untuk meramaikan dari balik gordeng?.
Melanjutkan kutipan diatas , mudah-mudahan nulis philsufnya tidak salah, maklum orang sunda, sang philsuf tersebut selanjutnya mengatakan: Bila Hidup itu absurd, mengapa kita tidak bunuh diri saja ?.Namun memang kita tidak memiliki keberanian untuk itu.Sebab memang sayang hidup yang indah ini mesti sia-sia begitu saja-saja.
Terima kasih kepada teh Euis yang "ngefans"berat sama saya. Saya hanya ingin mengatakan:Nulis itu kata yang ahli nulis perlu "mood",perlu nuansa dan suasana namun ada saatnya juga untuk nulis dan tidak nulis.
Salam hangat.
Wahyu G
 
User Image
@ pada 10 April 2002 - 14:54
teh Euis .... , pak Wahyu lagi tidak mood sama jagonya.
 
User Image
@ pada 12 April 2002 - 14:57
Kang wahyu mah kalo sudah dielus-elus jadi terlena (lagu Ike-u).
 
User Image
@ pada 10 April 2002 - 14:47
kalau semua dikerjakan oleh tim, lalu kerjanya manajemen apa? apakah cuma bikin tim , sebab setahu saya yang namanya Tim .... tidak pernah dibubarkan, dan tak ada uang pesangon.ok.