Dikirim pada 2018-01-17 09:45:14 Oleh purel
Jum’at 12 Januari 2018 Mengawali awal tahun 2018, dibawah pimpinan Direktur Utama PT INTI (Persero) Darman Mappangara menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pemasangan ADS-B Produksi Indonesia di Papua dengan Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto Rahardjo, yang disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Berita selengkapnya dapat di klik Baca Lebih Lanjut di bawah ini
Kerja sama yang mendapat dukungan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), serta Kementerian BUMN itu mencakup sejumlah hal. Di antaranya, sinergi yang meliputi peningkatan pelayanan navigasi penerbangan dalam bidang teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi serta pemenuhan kebutuhan peralatan navigasi penerbangan. Selain itu, sinergi inipun menitikberatkan pada upaya penyampaian pengetahuan dan pemahaman (transfer of knowledge), sekaligus pemeliharaan yang berkesinambungan terhadap peralatan telekomunikasi navigasi penerbangan.
Dengan ditandatanganinya PKS antara INTI dengan Airnav membuktikan bahwa PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) siap menggarap produk navigasi pesawat buatan dalam negeri pertama di Indonesia. Perangkat navigasi pesawat yang bernama Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) itu akan dipasang di sejumlah bandara di Papua yang berada dalam wilayah pengelolaan Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia.
Seperti diketahui, terdapat 295 bandara yang tersebar di seluruh Indonesia meliputi 13 bandara di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I, 14 bandara di bawah PT Angkasa Pura II, dua bandara di bawah pengelolaan TNI, 239 bandara di bawah Unit Penyelenggara Bandar Udara, dan 27 bandara di bawah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Daerah. Dari total 295 yang ada, sekitar 255 bandara non-radar di antaranya berpotensi membutuhkan perangkat ADS-B untuk Mini ATC dan Surface Movement Monitoring, serta penambahan Ground Station di lokasi lain. Namun, keseluruhan peralatan ADS-B yang terpasang masih merupakan produk negara lain. Keterlibatan industri lokal dalam sistem navigasi ruang udara masih sangat minim, dengan komposisi penyedia teknologi ADS-B untuk wilayah ruang udara di Indonesia saat ini dipegang oleh produk asing.
Komitmen produksi masal ADS-B inipun terkait pertimbangan bisnis yang menunjukkan tren positif industri penerbangan dengan proyeksi pertumbuhan rata-rata 5,5 persen dalam 10 tahun terakhir yang dirilis The International Air Transport Association (IATA). Dari proyeksi ini, kata Darman, prospek bisnis yang akan didapat dari produksi masal ADS-B ini sangat besar, terutama dalam menggarap agenda National Aviation Security System Integration (NASSI) 2014-2024. Selain itu, ADS-B tidak hanya bekal untuk bisnis yang sifatnya komersial, tapi juga menjadi jalan bagi PT INTI (Persero) untuk bisa menjalankan visi perusahaan “Best Smart Digital Devices Provider in The Regionâ€. “Jadi peluang bisnis untuk ADS-B sangat menjanjikan,†ujarnya.
Harapannya Perjanjian Kerja Sama yang telah disepakati ini berjalan lancar sesuai target, hingga diperoleh kerja sama lainnya dalam bidang yang sama maupun baru. Aamiin. (PUREL).