Dikirim pada 2017-02-22 14:41:00 Oleh purel
Selasa, 22 Februari 2017 Telah berlangsung Pelatihan mengenai Awareness dan Internal Audit : ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015 bagi Tim Audit masing-masing unit kerja di PT INTI (Persero), kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka pengembangan kompetensi Awareness dan Internal Audit Quality & Risk Management, dan berlangsung selama tiga hari di Ruang Kelas Lt. 10 GKP INTI.
Lanjutan berita dapat di klik Baca Lebih Lanjut di bawah ini
Penerapan sistem manajemen mutu merupakan keputusan strategis bagi suatu organisasi yang dapat membantu untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan dan memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan yang berkelanjutan.
Kegiatan Pelatihan yang diikuti oleh 20 orang karyawan/i INTI ini terselenggara atas kerjasama antara Divisi Corporate Services dan PT Bintang Solusi Utama selaku trainer.
Dalam paparannya Faiq Nur Zaman salah seorang instruktur dari 1st service center menyampaikan bahwa pada perkembangannya , versi 2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektifitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan prefentive action , maka versi 2008 bahwa proses corrective dan prefentive yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi dalam organisasi. Selain itu penekanan pada control proses outsourching menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001 ini.
Pembaharuan versi terakhir ISO 9001:2015 datang dengan fokus yang benar-benar berbeda dari versi sebelumnya yang terlalu banyak persyaratan dokumen dan form. ISO 9001:2015 tidak lagi terlalu mempersoalkan dokumen, ia fokus pada performa perusahaan dengan pendekatan pemikiran berbasis resiko (risk-based thinking) dan konsep PDCA rencanakan – lakukan – periksa – perbaiki (Plan – Do – Check – Action) yang diterapkan diseluruh level organisasi.
Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa hal :
1.Tidak ada lagi istilah 6 prosedur wajib
2.Tidak ada pemisahan antara prosedur dan form. Keduanya kini disebut informasi terdokumentasi. Artinya salah satu diantara keduanya sudah terwakili.
3.Manual mutu kini tidak wajib dimiliki.
ISO 9001:2015 juga tidak lagi bergantung pada perwakilan manajemen (management refresentative) yang selama ini dianggap sebagai satu-satunya yang paling bertanggungjawab terhadap penerapan ISO 9001. Sekarang setiap bagian bertanggungjawab atas bagiannya masing-masing, ungkapnya.
Pelatihan tersebut cukup menarik, namun tentunya perlu konsentrasi yang penuh selama mengikutinya. Semoga apa yang disampaikan oleh para Trainer tersebut dapat diserap oleh para peserta, sehingga dapat diimplementasi pada pelaksanaanya. Aamiin. (PUREL/AD)