- Harapan menghubungkan dan memadukan seluruh rangkaian perusahaan (mulai dari pemasok, pelanggan, dan karyawan), bukan hanya apa yang terjadi dalam tubuh perusahaan.
- Harapan menciptakan semangat dan antusias mengenai apa yang dapat terjadi.
- Harapan melibatkan hati nurani (emosi), pikiran, dan tindakan.
Meskipun demikian, tugas pemimpin tidak hanya berharap, tetapi juga
bertindak. Mengalihkan harapan menjadi tindakan adalah menungkapkankan pernyataan suatu tujuan ke dalam serangkaian perilaku. Pemimpin masa depan tidak hanya mampu menggambarkan harapan muluk seperti: "mau menjadi penyedia produk global yang unggul" atau "mengantisipasi nilai pelanggan yang berubah melalui karyawan yang berdedikasi". Pemimpin harus mewujudkan harapan-harapan itu secara sadar dalam tindakan. Penilaian tidak cukup hanya ditulis, tetapi harus diwujudkan. Tidaklah cukup hanya menyelenggarakan lokakarya tentang visi karena visi itu harus tercermin dalam perilaku sehari-hari. Suatu tujuan tidak hanya diucapkan, karena itu pemimpin harus memperlihatkan hasil. Rekan-Kantor
Apa yang akan terjadi manakala Harapan tidak menjadi tindakan ?
Pertanyaan bodoh yang jawabnya tidak berguna bagi perbaikan perusahaan.
itulah contoh jawaban bodoh dari orang yang sangat ceroboh...
Mas menurut saya itu jawaban cerdas untuk pertanyaan bodoh. He..he..he.
sayang sekali, anda terlalu mudah berpuas diri dengan kecerobohan anda,,,,berpikirlah sebelum bicara, OK ?
Kembali ke pertanyaan sampeyan, sampeyan menulis:
Apa yang akan terjadi manakala Harapan tidak menjadi tindakan ?
Saya yakin sampeyan pasti sudah tahu jawabannya, sayapun tahu, orang di PT. INTIpun tahu, nenek sayapun tahu. Sekarang, tulis jawaban sampeyan pada kertas kosong, renungkan!, pikirkan dalam-dalam! Kemudian coba gunakan nalar sampeyan, apakah jawaban sampeyan berguna bagi perusahaan atau tidak? Saya yakin sampeyan tahu jawabnya.
Selanjutnya jika sampeyan membuat pertanyaan sebaiknya berpikir dulu. ok.
sampeyan nggak usah banyak ngomong, bisa menjawab apa nggak ? kalau nggak bisa jawab ya udah, diam!. Sampeyan itu sukanya menyalahkan orang, meremehkan orang, merasa pinter, kepingin menang dan lain sebagainya. Bagaimana orang seperti sampeyan bisa jadi pemimpin kalau kepribadian sampeyan seperti itu...cerewet lagi!
Lagi-lagi pertanyaan bodoh yang jawabnya tidak berguna bagi perbaikan perusahaan.
Mas, saya ini bukannya ingin menyalahkan orang tetapi ingin menyadarkan sampeyan, saya ini bukan ingin meremehkan orang tetapi ingin memberdayakan sampeyan, saya ini bukan ingin merasa pinter tetapi ingin berbagi ilmu sama sampeyan, saya ini bukan ingin menang sendiri tetapi ingin agar sampeyan tidak kalah melulu.
Mas, semua ini saya lakukan demi sampeyan. Saya ingin agar sampeyan bisa menjadi pemimpin yang berkepribadian, tangguh, cergas dan bisa membawa anak buah dengan contoh dan keteladanan menuju pulau harapan.
Terakhir, saya berharap, sampeyan tidak perlu tergesa-gesa membalas tulisan ini, tetapi lakukan perenungan yang mendalam, kembangkan pertanyaan-pertanyaan kritis sampai suatu saat nanti sampeyan akan mengalami suatu pencerahan.