disebabkan oleh alasan-alasan yang bertujuan baik, namun lebih banyak karena alasan-alasan yang tidak layak bahkan sepertinya menjadi kebiasaan yang tak mudah dihentikan. Alasan paling umum adalah kemacetan lalu lintas, kendaraan mogok, terlambat bangun, sakit perut atau pusing, mengantar anak ke sekolah, ada saudara jauh datang. Barangkali memang sebagian alasan itu benar dan sulit dihindari namun bila hal itu berlangsung berulang-ulang maka ada yang tak beres dalam diri terjangkit.
Ada nasehat klasik pula untuk mengatasi hal itu, misal, berangkatlah lebih
awal, periksalah kendaraan secara teratur, bangunlah lebih pagi, jangan
tidur terlalu larut malam, pilihlah rute yang lebih cepat atau bila perlu
pindah kediaman ke lokasi yang lebih dekat tempat kerja. Banyak orang tahu nasehat itu, mereka bisa melakukannya namun sayangnya sedikit sekali yang mau memenuhinya.
Di tingkat organisasi, banyak perusahaan yang berupaya memperkecil tingkat keterlambatan dengan membuat berbagai peraturan. Ada yang menyediakan penghargaan dan bonus bagi yang tak pernah terlambat dalam periode waktu tertentu. Sebaliknya ada yang menerapkan sanksi potongan income atas setiap keterlambatan. Ada yang menyediakan jasa antar jemput, uang transport atau bahkan mess karyawan. Tetapi sedikit sekali upaya tadi memberikan hasil yang memuaskan. Bila ada, perubahan hanya terjadi di awal-awal penerapan kebijakan. Setelah itu, seolah tak berbekas.
Banyak pakar manajemen dan psikologi meneliti persoalan ini hingga mereka mengungkapkan bahwa keterlambatan lebih banyak disebabkan oleh faktor sikap bukan alasan itu sendiri. Sikap adalah keseluruhan kecenderungan yang mengarah pada sesuatu. Sikap merupakan unsur kepribadian yang dapat berkembang dan berubah. Meski tidak selalu seperti yang diharapkan, sikap berkaitan erat dengan tindakan. Kekuatan sikap merupakan ukuran arti penting sikap itu bagi seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa "penyakit" telat, apa pun alasannya, menunjukkan bagaimana sikap si penderita dalam memandang pekerjaannya. Singkat kata ia tak cukup memiliki
penghargaan terhadap pekerjaannya karena sebenarnya ia tak memiliki cukup harga diri bahwa pekerjaan membutuhkan dirinya.
Jadi jangan harap kita mendapatkan penghargaan dari rekan-rekan kantor, tim kerja atau perusahaan, bila kita sendiri tidak menunjukkan sikap menghargai mereka. Perhatikan wajah-wajah mereka yang menunggu kita datang telat dalam suatu rapat. Mereka menganggap bahwa kita mengabaikan mereka. Barangkali kita merasa diri kita begitu penting sehingga mereka mau menunggu, namun sesungguhnya kita tak cukup menghargai mereka bahkan sebenarnya tak sedang menghargai diri kita sendiri. Oleh karena itu bila kita tak mendapat kesempatan untuk memperoleh banyak kepercayaan dari lingkungan maka salahkan diri kita sendiri yang tak memiliki harga diri ini. Rekan-Kantor -- Self Esteem
Nanti pada suatu saat, entah kapan, setelah organisasi ini tidak mengutamakan wadah dan tempat secara fisik, anda semua akan bebas dari "persoalan klasik" ini.
Anda bisa bekerja sambil bercengkerama bersama keluarga, anda akan menjadi orang yang "highly self motivated" dan "smart". Anda sangat berdedikasi untuk memenuhi kebutuhan orang lain, tetapi anda masih tetap dapat menikmati kehidupan anda. Konsumen sangat merasakan kepuasan layanan anda semua - yang tidak saja karena kualitasnya yang bagus, harganya yang kompetitif, Delivery tepat waktu,- tetapi juga karena menjunjung standard moralitas yang bagus.
aku jadi malu sendiri......, soalnya hampir semua di bagian ku suka gini...?
Tentu saja tidak cukup dengan malu. Lalu tindakan apa yang anda lakukan dengan kondisi yang demikian. Tentu anda tidak terus ikut-ikutan larut dalam 'BUDAYA' terlambat.
He..he..he.. padahal saya sendiri setiap bulan ada saja potongan absen.
supaya tidak telat karena macet, jam kerjanya diubah dari jam 5.00 (jam 4.00 juga boleh, mandi di kantor) s/d jam 14.00,,,, lalu lintas pasti masih sepi (kecuali lewat pasar pagi), oksigen masih banyak, bebas polusi, nafas segar, pikiran segar, sehat, dan,,,,berani tampil beda!!...cuma butuh pengorbanan aja kok....!