Dikirim pada 2016-05-04 16:23:55 Oleh purel

Rabu 04 Mei 2016 Bertempat di Ruang Rapat SAP Lantai 2 GKP telah berlangsung Pelatihan tentang KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul) dengan nara sumber Andi Eko Kristus yang diikuti oleh sekitar 30 orang karyawan/ti INTI. KPKU adalah suatu sistem penilaian yang dibuat oleh Kementerian BUMN sebagai panduan untuk membangun, menata, dan memberdayakan kesisteman dan sumber daya perusahaan untuk mencapai kinerja unggul. Dan KPKU juga dapat dijadikan sebagai alat untuk pelaksanaan self-assessment BUMN dan pemberian umpan balik kepada masing-masing BUMN.
Informasi lebih lanjut tentang KPKU dapat di klik Baca Lebih Lanjut di bawah ini
Membangun kinerja yang unggul adalah merupakan suatu tuntutan utama bagi suatu perusahaan dalam pencapaian kinerja financial dan non financial terbaik pada tingkat nasional maupun regional sebelum menjadi world class company. Dimana perlu diketahui juga bahwa dalam kerangka peningkatan kemampuan dan daya saing BUMN, Kementerian BUMN telah memutuskan untuk membangun dan mengimplementasikan sistem pengelolaan dan pengendalian kinerja BUMN berbasis Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) yang diadopsi dan diadaptasi dari Malcom Baldrige Criteria For Performance Excellence.
Dengan demikian ketika Kementerian BUMN menggunakan KPKU sebagai alat untuk mengukur Kinerja BUMN, maka kelak dapat diketahui posisi kinerja BUMN kita berada dimana dibanding dengan perusahaan kelas dunia.
Penerapan KPKU dilatarbelakangi oleh tuntutan kepada BUMN agar mampu meningkatkan daya saing sekaligus siap menghadapi era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Ada sebelas tata nilai dan konsep yang dimiliki perusahaan-perusahaan berkinerja tingi yang perlu diteladani dan dicontoh. Sedangkan kategorinya tetap tujuh poin, dengan enam poin berfokus pada proses dan satu poin membahas tentang hasil. Tata nilai dan konsep tersebut meliputi kepemimpinan yang memiliki visi, keunggulan yang digerakkan pelanggan, pembelajaran organisasi dan individu, menghargai tenaga kerja dan mitra, kelincahan (agility), fokus ke masa depan, manajemen inovasi, manajemen berdasarkan fakta, tanggung jawab kemasyarakatan, fokus pada hasil dan penciptaan nilai, serta perspektif kesisteman.
Sementara tujuh kategori yang berisikan beragam pertanyaan tentang kondisi riil perusahaan adalah kepemimpinan; perencanaan strategis; fokus pelanggan; pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan; fokus tenaga kerja; fokus operasi; dan hasil.
Harapannya, semoga para peserta pelatihan dapat menyerap dan memahami semua yang disampaikan oleh narasumber sehingga dapat diimplementasikan di perusahaan ini. Aamiin. (PUREL)