Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Sejati yang juga merangkap penanggung jawab Mozaik mengatakan bahwa bila berita tersebut dipandang menjeneralisir, maka pihaknya meminta maaf dan segera akan dilakukan perbaikan. Namun pada intinya, pemberitaan tersebut adalah sebuah upaya kritik terhadap manajemen, yaitu berupaya meluruskan hal yang dirasakan bengkok menjadi lurus kembali. Hak jawab yang dilakukan oleh bapak Dirut tersebut merupakan contoh baik dalam etika jurnalistik yang patut diikuti oleh sumber berita yang lainnya bila pemberitaan tersebut dianggap menyimpang dan tidak benar.
Dalam kesempatan pertemuan antara redaktur Mozaik dengan salah seorang pejabat eselon 2 serta Bapak Dirut tersebut, beliau juga mengatakan bahwa mengenai permasalahan Baleno saat ini sudah dikeluarkan Surat Keputusan Direksi (SKD). Kedua SKD yang ditandatangani oleh beliau adalah SKD tentang pembentukan tim penaksir harga kendaraan yang diketuai oleh Buldan Hamdani SH dengan anggota masing-masing Nunu Nugraha, Asep Toto dan Zulvidal serta pembentukan panitia pelelangan / penjualan kendaraan yang diketuai oleh Drs. Amir Tasroen dengan anggota Sodikin Muchtar, Supardi, Kosasih Amin, Engkus K, Asep Edwin F, Herman Sujana, Wahyu Gumilar, serta Edward Alfons.
Tim penaksir ini bertugas melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dan instansi lain yang terkait serta melengkapi anggota sesuai dengan ketentuan, melaksanakan penaksiran harga kendaraan, melaksanakan survey pasar dan menetapkan harga untuk disetujui dan ditetapkan oleh Direktur Utama. Sedangkan tugas panitia pelelangan adalah mengurus perijinan, membuat tata cara pelelangan, melaksanakan pelelangan dan membuat laporan kepada Direkur Utama. Untuk tugas tim penaksir diberikan tenggang waktu selama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak disetujuinya proses pelelangan/penjualan kendaraan oleh pejabat yang berwenang.
Pojok Sejati
Direktur Utama PT INTI Ir John Welly meminta, agar Mozaik sebagai media informasi Serikat Pekerja Inti (Sejati) untuk tidak menjeneralisir permasalahan seolah - olah berlaku untuk semua.
Maaf, Pak. Kami "slip of the tongue". Kami juga percaya, yang masih baik seperti yang dikatakan bapak masih buanyaaak. (Sejati)
ternyata memang benar pimpinan kurang punya keberanian, buktinya proyek wech, banyak orang pada SPJ tidak jelas apa untuk INTI atau buat proyek sendiri. Sebab selidik punya selidik begitu besar kerugian sampai puluhan milyar rupiah pada triwulan satu ini. Mungkinkah ini akibat banyak orang jadi pemasar. Tanpa target yang jelas sehingga harus mengeluarkan biaya tinggi, tanpa hasil.
Sepertinya perlu dilakukan audit terhadap semua kejadian ini.ok.