Dikirim pada 2015-03-19 15:36:07 Oleh PUREL
Selasa, 17 Maret 2015, tepat pukul 15.20 WIB, seluruh karyawan/ti INTI baik pegawai perusahaan maupun kontrak penuh sesak memenuhi Auditorium Lantai 1 Gedung Kantor Pusat (GKP) INTI. Semua karyawan antusias untuk mengetahui informasi terbaru soal kondisi perusahaan setelah lebih dari setahun tidak ada forum komunikasi antara manajemen dan karyawan atau dikenal dengan istilah FORKOM.
Mayoritas yang hadir menampakkan mimik muka penuh tanda. Adapula yang menunjukkan gelagat biasa-biasa saja, bahkan tak sedikit yang sibuk menebak informasi yang bakal disampaikan direksi.
Layaknya acara-acara lain yang sebelumnya sudah dihelat pada awal tahun, FORKOM kali ini pun digelar dengan sangat sederhana tanpa sedikitpun mengurangi makna forum komunikasi itu sendiri. Diawali dengan choir seluruh karyawan menyanyikan Mars INTI untuk menumbuhkan semangat terhadap perusahaan serta pembacaan doa oleh Aim Supendi, FORKOM pun akhirnya diawali dengan paparan kondisi perusahaan ini.
Lanjutan artikel dapat di klik Baca Lebih Lanjut di bawah ini
Dalam paparannya Dirut INTI Tikno Sutisna, menyampaikan laporan kinerja perusahaan tahun buku 2014 yang ditutup dengan posisi nilai penjualan sebesar Rp817,889 miliar dan rugi bersih mencapai Rp265,846 miliar dengan tingkat kesehatan perusahaan BBB skor 51,2 (kurang sehat). Tidak tercapainya target penjualan dan laba tersebut dikarenakan dua megaproyek andalan perusahaan tidak bisa mencatatkan hasil sesuai yang ditargetkan. Mari kita telusuri sebabnya..
Pada RKAP 2014, proyek modernisasi jaringan akses kabel tembaga menjadi kabel optik (trade in trade off/TITO) yang dipatok dapat berkontribusi sebesar 75,7% terhadap target penjualan Rp 1,77 T, ternyata hanya tercapai sebesar Rp467,74 miliar atau 26,4% dari target. Sementara pada proyek Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMPBBM) Bersubsidi dengan nilai kontrak sebesar Rp4,39 triliun untuk lima tahun ternyata diterminasi lebih cepat karena alasan keterlambatan penyelesaian dan perubahan kebijakan dari pemerintahan baru. Kita tidak tinggal diam ko.. Kita berupaya mencari solusi untuk menggeser posisi rugi yang tercatat sebelumnya menjadi pendapatan lain-lain, salah satunya melalui restitusi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proyek SMPBBM oleh Pertamina. Surat kesepakatannya sudah terbit pada 12 Maret 2015, surat itu menggunakan pijakan hukum "pemutusan sepihak" sehingga biaya, pengeluaran, dan pengadaan material yang terjadi sebelum 12 Maret 2015 dapat diklaim dan mendapat penggantian penuh dari Pertamina.
Kenyataan ini pun membuat Tikno Sutisna kembali menyebut tahun 2014 sebagai periode terburuk sepanjang sejarah INTI. Namun, segala hal pahit pasti menuai banyak pelajaran. Pelajaran apa? Bisa dibilang, INTI belum siap mengerjakan proyek dengan skala besar, meski memang banyak sekali faktor yang menyebabkan molornya penyelesaian pekerjaan. Yang jelas, tahun ini menjadi momen untuk kita bangkit..
Pada kesempatan diskusi dan tanya jawab, banyak sekali hal yang ingin diketahui oleh karyawan. Sebab, selama setahun penuh tanpa momen FORKOM, karyawan pun dibuat bertanya-tanya soal hal yang terjadi. Dan, kemarin, akhirnya semua bisa mendapat jawaban, meski memang karena keterbatasan waktu, hanya empat penanya, yaitu Andi Supriyatna (Divisi Project 1), Zainiswar Zain (Divisi Human Capital Management), Ade Mina (Unit Spare Part Management System), serta Zamzami M Fadhil (Divisi Pengadaan dan Logistik), yang bisa menyampaikan pertanyaannya. Kira-kira, beginilah simpulan yang bisa ditarik dari sekian banyak pertanyaan itu..
1. Setiap level struktur organisasi memiliki tanggung jawab. Level menengah tetap bertanggung jawab atas pekerjaan di bawahnya.
2. Untuk tenaga alih daya hanya akan diadakan dalam keadaan sangat penting dengan lebih selektif.
3. Terbitnya surat keputusan tertanggal 12 Maret 2015 akan memberikan nilai positif bagi perusahaan. Harapannya, semua biaya, pengadaan material, dan berbagai beban akibat proyek itu akan mendapat penggantian penuh atas dasar pijakan hukum ‘pemutusan kontrak sepihak’ dari Pertamina. Surat keputusan ini nantinya berpotensi membuat INTI menggeser angka yang sebelumnya diakui sebagai kerugian menjadi pos pendapatan lain-lain.
4. Manajemen akan tetap mengupayakan gaji Maret 2015 dengan tetap memprioritaskan pada pemenuhan utang pihak lain. Sementara pendapatan non-rutin, seperti uang cuti dan uang pendidikan, akan diberikan saat kondisi keuangan memungkinkan.
Masih ada secercah harapan untuk INTI dapat kembali berdiri, dan tentu saja perlu dukungan dari semua pihak. Kepala Divisi Perencanaan dan Pengendalian Proyek Aji Reksoprodjo berujar, seminim apapun pengetahuan kita tentang proyek, apabila kita bersedia berkontribusi penuh, percepatan penyelesaian proyek akan segera tercapai terutama hal mengenai kelengkapan dokumen. Perusahaan sudah mengusahakan hal itu dengan mendirikan posko kelengkapan dokumen di Auditorium Lantai 1 Sayap Selatan GKP INTI yang dimulai awal pekan depan.
FORKOM pun ditutup tepat pukul 18.30 WIB. Harapannya, seluruh keluarga besar INTI tetap semangat melakukan yang terbaik pada bidangnya masing-masing untuk kebangkitan perusahaan yang kita cinta yaitu PT INTI (PERSERO). Be the best you can be. Let’s do it our best for our INTI. (PUREL)