Dikirim pada 2014-11-11 10:53:30 Oleh purel
Jika kita melongok ke sayap kiri Lantai 1 Gedung Kantor Pusat (GKP) INTI, ada sesuatu yang unik di sana. Kini INTI memiliki sebuah ATM canggih. Jauh lebih canggih ketimbang gerai milik bank yang berjejer di samping gerbang kantor. ATM ini bekerja layaknya rumah sakit mini, bisa melakukan sejumlah pemeriksaan praktis, sebut saja tes darah untuk mendeteksi kadar kolesterol dan asam urat, tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan. Bagaimana bisa?
Jadi, Anjungan Tes Medik (ATM) ini merupakan turunan dari sistem Smart Clinic hasil kerja sama dengan INTI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Primkop IDI. Agenda besar dari konsep pemeriksaan praktis yang diadopsi dari Korea ini untuk membuat sebuah basis data kesehatan yang tersentralisasi, mulai dari level paling bawah.
"Ini salah satu langkah preventif kami mengatasi transisi epidemiologi, mulai dari lingkup kecil, tempat sehari-hari beraktivitas, sebelum akhirnya kita tindak lanjuti di klinik," ucap Sekjen IDI dr Daeng Mohammad Faqih, di sela peluncuran ATM Smart Clinic, Senin (10/10).
lanjutan berita dapat di klik Lebih Lanjut di bawah ini
Ide ATM ini sebenarnya muncul karena kecenderungan hidup manusia yang mulai 'nyaman' dengan semua kemudahan. Misalnya kemudahan akses lift, sarana transportasi, internet, dan banyak hal yang membuat orang semakin sedikit bergerak. Pola inipun membuahkan sebuah transisi epidemiologi. Istilah medis ini menunjukkan sebuah keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan dari ukuran jumlah kematian (mortalitas) dan keadaan sakit (morbiditas).
Dulunya manusia sakit lebih disebabkan oleh penyakit infeksi (infectious disease) atau penyakit menular (communicable disease), tapi kini menjadi lebih sering disebabkan oleh penyakit yang sifatnya kronis atau tidak menular (non-communicable disease) dan penyakit degeneratif.
Apabila kita bahasakan secara populer, penyakit degeneratif ini muncul karena kemunduran fungsi sel tubuh, yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Mungkin kita akan lebih sadar maksud istilah medis ini ketika mendengar penyakit diabetes melitus, jantung koroner, kardiovaskuler, dislipidemia atau kelainan kolesterol, dan sebagainya.
Rupanya, ketiga instansi tadi menginginkan adanya sebuah sarana preventif untuk menekan jumlah penderita penyakit yang membutuhkan biaya mahal ini, mulai dari lingkungan aktivitas sehari-hari. Sebab, tidak semua orang mau memeriksakan diri ke klinik hanya untuk hal preventif. Klinik lebih digunakan untuk mengobati, bukannya mencegah. Nah, ATM inilah yang menjadi alat untuk mengubah pola pikir itu.
Tim inipun berupaya agar konsep perventif ini bisa diaplikasikan di lingkungan badan usaha milik negara dan pemerintahan. Selanjutnya, dengan bantuan pemerintah atau alokasi corporate social responsibilty (CSR), ATM Smart Clinic ini bisa menyebar hingga desa terpencil.
Lalu bagaimana cara kerjanya ATM ini? Kita datangi ATM dan lakukan pemeriksaan standar tadi. Tes tersebut akan dibaca oleh tim dokter dari IDI pusat. Hasilnya kemudian dikirimkan pada pasien bersangkutan melalui surat elektronik dan atau pesan singkat. "Pasien akan diberi info tentang penyakitnya, link untuk melihat hasil lengkap pemeriksaannya, sekaligus rekomendasi pemeriksaan ke klinik lingkungannya," ucap Masta Kristina, tim Smart Clinic dari Divisi Sistem Teknologi dan Informasi (Sistekfo) PT INTI (Persero).
Dari proses yang terjadi ini, terbentuklah sebuah integrasi dengan sistem Smart Clinic yang dikembangkan oleh INTI. Jadi, konsep ini benar-benar menjangkau individu dari level lingkungan terdekat, menindaklanjutinya di klinik, dan apabila serius maka rekomendasi selanjutnya melalui penanganan rumah sakit. Harapannya, lanjut Masta, konsep Smart Clinic dan ATM yang merupakan hasil "kerja bareng" tim Sistekfo, Pengembangan Produk, Product Channeling and Management, IDI, dan Primkop IDI ini bisa menempel ke konsep Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat yang bersifat kuratif. "Kita masuk dari sisi preventifnya dan membantu menyusun demografi kesehatan," tuturnya.
Konsep yang menarik. Jadi, sambangi saja ATM Smart Clinic ini mulai 10 November 2014 hingga sebulan ke depan untuk memastikan tidak ada "penyakit mahal" di tubuh kita (PUREL/DP)