demotivasi. Salah satunya yang paling umum adalah jabatan dan gaji yang tak sesuai harapan, merasa tak dibutuhkan oleh lingkungan, atau konflik yang berlarut-larut. Biasanya ia akan menunjukkan sikap negatif, seperti; sering datang terlambat atau bahkan tidak masuk kerja, bekerja ogah-ogahan, pesimis terhadap berbagai kebijakan perusahaan atau yang lebih buruk lagi bila ia mulai menyebarkan kasak-kusuk yang dapat menularkan "penyakit" demotivasinya pada orang-orang lain. Bagaimana pun kita harus melakukan sesuatu agar si demotivasi ini dapat menemukan motivasinya kembali. Hal ini harus dilakukan bukan hanya untuk membantu dirinya namun juga mencegah lingkungan mengalami kemerosotan serupa.Pertama, kita perlu memahami apa yang ada dalam benak si demotivasi tanpa harus setuju dengannya. Libatkan pemimpin bila ternyata persepsi si demotivasi berbeda dengan persepsi perusahaan. Kita harus meyakinkan bahwa perusahaan tak pernah sengaja mengambil kebijakan yang merugikan karyawannya. Selain itu kebijakan perusahaan tidak harus berubah begitu saja karena sikap segelintir orang. Dengan demikian sungguh tak banyak gunanya mempertahankan kemauan sendiri.
Bila si demotivasi mulai luruh, maka tawarkan tanggung jawab apa yang dapat disumbangkannya dengan penuh senang hati, namun tetap harus berada dalam bingkai kepentingan perusahaan. Dengan demikian kita dapat menyatukan kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadi. Bagaimana pun kontribusi masing-masing anggota tim sangatlah penting meski tanggungjawab keseluruhan tetap di pundak pimpinan. Setiap anggota tim dapat menjadi pahlawan bagi keberhasilan bersama. Biasanya yang perlu dilakukan adalah menunjukkan nilai-nilai dan persepsi-persepsi baru yang bisa jadi sama sekali berbeda yang selama ini tersembunyi di balik demotivasinya.
Di samping itu, bila ia menghadapi kesulitan yang tak terselesaikan, minta
agar ia menunjukkan apa yang bisa kita bantu. Namun demikian jangan sampai kita terjebak untuk memberikan simpati yang akan memperburuk keadaan, yaitu menerima perilakunya sebagai hal yang wajar-wajar saja. Tegaskan bahwa apa yang ditunjukkannya sama sekali tak menguntungkan karenanya harus berubah.
Last but not the least. Kita perlu senantiasa menjaga ketahanan lingkungan dan organisasi dari berbagai pengaruh demotivasi. Sebarkan tujuan dan persepsi perusahaan pada seluruh bagian organisasi dan usahakan agar setiap karyawan mengerti apa yang diharapkan darinya. Jangan sampai kita menggunjingkan si demotivasi sebagai kambing hitam kegagalan tugas karena itu menunjukkan ketidakmampuan kita untuk memperbaiki keadaan. Namun, prestasi organisasi akan merosot bila salah satu rekan kita mengalami demotivasi, oleh karena itu tindakan terbaik adalah saling memotivasi sesama rekan. Bukankah dengan memotivasi orang lain kita pun turut termotivasi. Rekan-Kantor
Kenyataan demotivasi diantara kita memang bukan hal yang tabu dibicarakan, rasanya hampir semua orang mengalami demotivasi, sayapun pernah mengalami hal ini, dan saya mengikuti seminar "Personality Develpoment" sebagai usaha "pencerahan" diri saya, semoga komentar saya bermanfaat.