Dikirim pada 2001-09-17 08:12:05 Oleh Admin
Ada hasil survey yang cukup mengejutkan; yaitu ternyata cukup banyak
manajer yang berpendapat bahwa bagian Personalia (atau Human Resource Develoment) dapat menentukan jenjang karier mereka. Dengan kata lain, perusahaan telah menyiapkan suatu "carrier plan" atau rencana besar untuk diri mereka. Para manajer itu mencontohkan apa yang terjadi di organisasi militer dan kepolisian. Kalau ini benar terjadi, maka adalah hal yang tak mungkin bagi seorang trainee yang tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dapat mengharapkan promosi kenaikan jabatan dari perusahaannya.Padahal bukan itu yang terjadi. Perusahaan tak pernah menyusun rencana untuk karir CEO berikutnya.
manajer yang berpendapat bahwa bagian Personalia (atau Human Resource Develoment) dapat menentukan jenjang karier mereka. Dengan kata lain, perusahaan telah menyiapkan suatu "carrier plan" atau rencana besar untuk diri mereka. Para manajer itu mencontohkan apa yang terjadi di organisasi militer dan kepolisian. Kalau ini benar terjadi, maka adalah hal yang tak mungkin bagi seorang trainee yang tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dapat mengharapkan promosi kenaikan jabatan dari perusahaannya.Padahal bukan itu yang terjadi. Perusahaan tak pernah menyusun rencana untuk karir CEO berikutnya.
Ini menunjukkan bahwa nasib dan perkembangan karir anda menjadi tanggung jawab anda sendiri. Anda memang harus mengetahui keinginan anda, mendesain rencana untuk mencapainya, serta menentukan ketrampilan dan keahlian fungsional yang diperlukan untuk mencapai posisi puncak dalam organisasi.
Singkatnya, untuk meraih semua keinginan anda itu, beban tanggung jawab sepenuhnya berada di pundak anda sendiri. Rekan-Kantor
justru sekarang karir kita sudah ditentukan oleh tim Prores, dan karir hanya buat tim Prores sesuai dengan namanya promosi rekan-rekannya sendiri, lalu mau jadi apa karir kita ini, kawan.
melihat issue seperti ini serta urgensinya, mohon kepada Pak John Welly sebagai pimpinan tertinggi perusahaan sesegera mungkin meninjau ulang semua anak perusahaan dan institusi "aneh-aneh" lainnya yang berlindung di balik INTI ini. Bila perlu MEMBUBARKANNYA, sehingga yang ada hanya SATU INTI saja.
Membuat anak perusahaan atau institusi sejenis dibawah naungan PT INTI tujuan utamanya adalah melakukan diversifikasi usaha dimana dapat berkontribusi terhadap perusahaan induknya (maksudnya keuntungan),bukan diversifikasi jabatan.....tolong camkan iniiiiiii yach
Betul Mas Wid, Gimana PT. INTI mau maju kalau dibebani anak-anak perusahaan yang seperti benalu gitu (Order hanya dari PT.INTI dan lebih berkuasa dibanding PT. INTI sendiri). Bahkan besar kemungkinan PT INTI bisa lebih cepat bangkrut.
Ah masa kawah candradimuka. Yang bener nich ?
Kawah KKN, kali ya ?
Pasti yang berhasil duduk di anak perusahaan kroninya atau kadernya dan karirnya jelas akan melaju (persyaratannya kan kroni atau kadernya)
Memang perusahaan harus menyediakan tempat yang nyaman untuk ber- karir, bila ingin tetap survive. "Jangan biarkan karyawan menentukan karirnya tanpa sistem yang mendukung perusahaan untuk maju"! Bila dibiarkan akan terjadi KKN, sistem karir yang buruk (sengaja dibuat untuk menguntungkan pihak tertentu saja) dan tidak termotivasinya karyawan untuk menampilkan kinerja yang baik (demotivasi).
Karena pada umumnya seorang karyawan mengejar suatu jabatan adalah untuk mendapatkan kekuasaan, materi, fasilitas. Padahal kekuasaan, materi, fasilitas bukan tujuan dan hanya merupakan sarana untuk kelancaran dalam penyelesaian tugas.
Yang terbaik adalah tujuan para profesional mengejar suatu jabatan adalah untuk meningkatkan keahliannya termasuk kemampuan, ketrampilan, pengetahuan melalui pengalaman. Buktinya bila masa jabatannya sebagai CEO di suatu perusahaan sudah selesai, mereka akan turun dengan ihlas. Dan biasanya mereka selalu mendapat tawaran bekerja di perusahaan lain (karena keahliannya diakui didalam dunia bisnis). Contohnya Rini Suwandi, Robby Johan, IG Mantera, dll.
Oleh karena itu perusahaan seyogiyanya menyediakan "Sistem Karier yang membuat karyawannya menjadi profesional". Dan untuk menjamin bahwa di perusahaan ada pengembangan karir(keahlian) maka "atasanpun juga harus diberi tanggung jawab untuk meningkatkan karier bawahannya". Sehingga keahlian atasan maupun bawahan akan meningkat dari waktu ke waktu. Dan perusahaanpun selalu mampu meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu.
Catatan :
Memang disini besar sekali kemungkinan terjadi Like and Dislike, tetapi kemungkinan ini bisa diperkecil dengan sistem penilaian 360 derajat misalnya. Yang mana nilai seorang karyawan ditentukan banyak pihak sehingga dapat menguragi bias.
Oleh sebab itu, bagi PT INTI sebaiknya sudah saatnya menjadikan beberapa anak perusahaan bahkan anak perusahaan patungan seperti mitra bakti,ibp dan sejenisnya menjadi kawah candradimuka bagi karir karyawan PT INTI. Siapa yang berhasil duduk di anak perusahaan, maka ybs adalah kandidat untuk melaju lagi.
Wah usulannya memang benar, namun perlu MODAL yang tidak sedikit dan tidak mudah ya?
Menurut saya, asal kita bekerja secara baik dan selalu meingkatkan pengetahuan dibidang pekerjaan kita, saya yakin pasti suatu saat akan mendapatkan hasil. Hasil ini bisa saja hanya sekedar kepuasan, bisa yang lebih jauh berhubungan dengan pendapatan.
>Siapa yang berhasil duduk di anak perusahaan, maka ybs adalah kandidat untuk melaju lagi.
Lha yang ini contohnya 'berhasil', lha kalau tidak berhasil, bahkan bermain 'akal-akalan' apa tidak membuat 'jebol' kantong dan menyita waktu yang seharusnya bisa lebih positif.
Widoyo
Kalau kondisi seperti ini akan diberlakukan di INTI, tentunya ada prasyarat-prasyarat infrastruktur yang harus dipersiapkan dan dipenuhi sebelumnya . Hal ini penting, agar "paham filosofi kesisteman" tersebut bisa diimplementasikan secara penuh. Kalau tidak, yang terjadi adalah kecenderungan-kecenderungan untuk "menelan mentah-mentah" paham-paham tadi tanpa "mencernanya" lebih jauh. Akhirnya yang muncul adalah "akumulasi kegagalan" dan berakibat kepada hancurnya performansi sumber daya manusia perusahaan.