Dikirim pada 2013-10-23 10:04:15 Oleh purel
Berita Foto : Jum'at 18 Oktober 2013 pukul 10.00 - 16.30 WIB,, PT INTI (Persero) mendapat kunjungan kerja dari Sekretariat Jendral Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (Sekjend DPD RI) yang terdiri dari pejabat eselon 2, 3, 4 dan Staff.
Sekjend DPD RI tersebut diterima oleh Kepala Divisi PE Yudi Limbar Yasik di Ruang Auditorium lt 1 GKP INTI, dan kunjungan kerja tersebut merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh PT INTI selaku penjual I-Perisalah ke pihak DPD RI yaitu memberikan Pendalaman Sistem I-Perisalah kepada pihak pembeli. (PUREL)
Berita lebih lanjut dapat di klik Baca Lebih Lanjut dibawah ini
Setelah sempat disambangi rombongan Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa bulan silam INTI kini kembali kedatangan tamu. Kali ini, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sengaja hadir ke Kantor Pusat INTI di Jalan Moh. Toha No77 Bandung , pada Jumat, 18 Oktober 2013 dengan agenda yang sama. Yaitu, mendalami seluk beluk sistem i-Perisalah. Ada apa gerangan sehingga mereka perlu mendalami salah satu produk andalan INTI? Ternyata Sekretariat Jenderal DPD RI telah memborong enam i-Perisalah portable untuk mempermudah kegiatan transkipsi semua sidangnya.
Kegiatan yang terangkum dalam Pendalaman system I perisalah untuk Transkriptor pada tanggal 18-19 Oktober 2013 itu , mengekor Sekretariat Jenderal DPR RI yang sebelumnya telah menggunakan i-Perisalah. Sebanyak 17 sistem i-Perisalah itu telah berhasil ditempatkan di Ruang Rapat Komisi serta Badan Anggaran DPR RI.
Kini, produk yang populer dengan nama Smart Meeting hasil penelitian Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) pada 2010 yang kemudian dikembangkan oleh INTI itu mulai diperhitungkan. Pengguna i-Perisalah pun terus bertambah. Diantaranya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, dan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi (Pusintek) Kementerian Keuangan.
Padahal, sebelumnya, perusahaan berbasis telekomunikasi dan teknologi informasi ini boleh dikatakan sempat patah semangat . Sebab, bukan hal mudah untuk dapat memasarkan produk yang dapat mentranskripsi suara menjadi teks berbahasa Indonesia (voice to text) ini ke pasaran. Apalagi, mayoritas orang, khususnya korporasi, belum melihat efek komersial produk ini. Alhasil, i-Perisalah sempat pun masih dipandang sebelah mata.
Faktanya, Perangkat ini sebenarnya bisa memberikan penghematan waktu kompilasi percakapan rapat. Umumnya, risalah rapat baru bisa dibaca oleh seluruh anggota pertemuan sekitar tujuh jam setelah rapat selesai. Nah, alat ini bisa menghemat sekitar 78% dari penyusunan risalah waktu normal. Bagaimana bisa? Sebab, produk ini menggunakan sebuah sistem pengenal wicara secara otomatis yang akan mentranskrip semua ucapan peserta pertemuan. Jadi, setiap hal penting dalam rapat akan langsung terdokumentasi secara berurutan.
Meski kesulitan, perusahaan ini tidak patah arang. Sambil terus berupaya menawarkan pada berbagai institusi, Divisi Pengembangan Produk pun terus mengulik, berupaya menciptakan inovasi agar produk ini layak dilempar ke pasaran. Mulai dari membenahi akurasi perekaman diskusi, memperkaya kosa kata, menciptakan i-Perisalah versi portable yang memiliki kapasitas transkripsi percakapan hingga 80 mikrofon, hingga merilis i-Perisalah versi mini-portable yang dilengkapi empat mikrofon.
Tidak hanya itu. INTI pun berupaya meyakinkan kehandalan i-Perisalah melalui uji coba di Mahkamah Konstitusi pada 6 Oktober 2011. Penggunaan perangkat inipun membuat lembaga tersebut hanya perlu mengalokasikan empat korektor dan satu editor untuk menyelesaikan transkripsi rapat dalam tempo 2 jam 45 menit.
Apabila dibandingkan, perangkat ini memperpendek periode pem buatan risalah rapat sekaligus mengurangi personil yang dialokasikan untuk menangani urusan itu. Pada metode konvensional, pembuatan risalah tersebut membutuhkan 12 transkriptor, empat korektor, dan satu editor dalam waktu sekitar empat jam. Secara persentase, perangkat ini memberikan efisiensi sebesar 35%. Bahkan, personil yang selama ini digunakan untuk satu rapat, dapat dialokasikan untuk menangani tiga rapat sekaligus. Uji coba pun membuahkan hasil, Mahkamah Konstitusi pun menjadi konsumen pertama produk ini.
Kerja keras pun membuahkan hasil. Kepala Biro DPD RI M Sururi bahkan menyebut bahwa otomasi sistem pembuatan risalah rapat diharapkan akan memudahkan setiap aktivitas penyusunan kebijakan negara. Terutama karena, perangkat yang dilengkapi dengan digital security signature ini memberikan jaminan unsur otentik dokumen sekaligus memberikan jaminan keamanan. “Zaman dulu, 1x24 jam setelah sidang umum, risalah rapat harus selesai. Itu manual. Nah, teknologi baru ini seharusnya bisa memberikan perubahan signifikan dalam pembuatan risalah,†tuturnya, pada Pembukaan Pelatihan i-Perisalah untuk Transkriptor DPD, di Auditorium Gedung Kantor Pusat (GKP) Lantai 1, Jumat (18/10).
Hal ini tentu membanggakan. Sebab, produk INTI berbasis teknologi ini akan terus terlibat dalam lahirnya rentetan kebijakan negara. Kepala Divisi Private Enterprises Yudi Limbar Yasik mengutarakan, teknologi baru ini memungkinkan setiap transkripsi suara hasil pertemuan atau rapat terjadi dalam waktu yang relatif cepat.
Sejak pertama dirilis, Gafrelly Mansur dari Divisi Operasi Celco dan Purnajual menyebut, INTI terus melakukan pengembangan sehingga memungkinkan berbagai kemudahan, contohnya i-Perisalah portable. “Ini membuat kita bisa menggelar rapat di manapun dan kapanpun, langsung mendapat risalahnya,†ujarnya.
Dalam kesempatan kali itu, Deputi Registrasi dan Sosialisasi Proyek Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) Pulung Bimarta pun sedikit memaparkan informasi tentang proyek nasional milik PT Pertamina (Persero). Bahwa proses implementasi yang telah digelar di 75 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta ini membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk DPD.
Kebijakan ini, lanjut dia, merupakan program pemerintah yang dibiayai negara melalui Pertamina dan dilaksanakan oleh INTI sebagai kontraktor sehingga pemasangan radio frequency identification (RFID) ini gratis untuk seluruh kendaraan bermotor (PUREL)