Ramadhan dan Idul Fitri : Indahnya Berbagi Back to Zero



Assalamualaikum…
Tidak terasa kita telah menggenapi sebulan berpuasa. Coba saja lihat kalender di meja anda, kita bahkan sudah melewati perayaan Lebaran. Hari Raya Idul Fitri, hari raya semua orang, hari ketika tidak ada batasan hanya muslim saja yang mendapat keberkahan. Inilah momen ketika semua orang dengan cara apapun merasa sangat berbahagia dengan datangnya Hari Kemenangan.

Dalam bukunya yang berjudul "Kado dari Langit" : Menghampiri Mihrab Ramadhan, Muhammad Ray Syahri bertutur, puasa dalam satu bulan itu seharusnya dapat membawa dampak positif berupa rasa solidaritas dan kepedulian antar saudara, rasa kemanusiaan yang mendalam atas penderitaan sesama manusia. Apalagi, dalam satu bulan itu, setiap orang dari lapisan ekonomi apapun merasakan kondisi yang sama. Sama-sama lapar, sama-sama haus.

Bahkan, kita semua mendapat didikan yang sama dari Sang Pencipta. Didikan tentang penataan kehidupan secara lahir batin. Didikan tentang Syahrul Jihad untuk fokus pada pengendalian hawa nafsu diri sendiri. Didikan bagi setiap individu untuk napak tilas perjanjiannya dengan Sang Pencipta, syahadatnya, sebagai manusia yang dilahirkan dan berkembang untuk menjalani hidup dengan kesadaran kudus. Makanya tersebutlah sebuah momen penyendirian total pada 10 hari terakhir Ramadhan, momen untuk merenungi, momen napak tilas langsung dengan Sang Pencipta yang disebut dengan Iti’kaf.

Uraian artikel berita dapat di klik Baca Lebih Lanjut di bawah ini




Namun, perlu diingat, Ramadhan bukanlah momen untuk mencari berkah sendiri. Ramadhan bukan periode ketika pahala terkumpul saat kita sibuk beribadah sendiri. Ramadhan adalah bulan keberkahan masal.



Coba saja ingat, pada Kamis, 4 Juli 2013, perusahaan memulai keberkahan masal itu dengan memberikan bantuan pendidikan pada putra-putri yang berprestasi dari karyawan/ti INTI . Didampingi oleh Direktur Corporate Services Dayu Padmara Rengganis, Direktur Keuangan Andy K. Saputra, Direktur Utama INTI, Tikno Sutisna pun memberikan secara langsung bantuan pendidikan kepada putra-putri berprestasi tingkat SD sebanyak 34 orang, SMP sebanyak 37 orang, serta SMA sebanyak 16 orang, Momen ini sejalan dengan tema Kuliah Umum pada pagi harinya yang bertema “Menggapai ridho Alloh dengan menjadi Muslim yang Cerdas” oleh Usin Susanto SE. MM. yang mengingatkan kita semua agar senantiasa menjadi insan cerdas. Cerdas dalam berpikir, cerdas dalam bertindak.




Berlanjut kemudian, belum genap sebulan lalu, tepatnya Minggu 28 Juli 2013, sebagian dari kita tergabung dalam satu wadah untuk membahagiakan 224 anak-anak yatim piatu dan dhuafa beserta pembimbing, memberikan sedikit senyum, dan menyampaikan amanah dari orang yang ingin berbagi rejeki dengan mereka. “Sehari Bersama Anak-anak Panti Asuhan dan Dhuafa” demikian nama kegiatan tersebut.



Semua rela, semua ikhlas, meski kita sama sekali tidak mencicipi secuilpun bayaran atas tetesan peluh dan lelah yang menempel di raga. Padahal yang kita lakukan hanya memberikan sebuah permainan sederhana. Apabila dibanding dengan kesedihan yang
musti mereka tanggung seumur hidupnya tanpa keluarga, apalah arti permainan menghias kue, kreasi toples, karya kain perca, dan kolase yang kita sajikan untuk mereka. Namun, ada senyum di wajah mereka. Itulah yang mungkin jadi pahala kita.

Kehadiran Direktur Keuangan Andy K. Saputra dan Direktur Utama INTI Tikno Sutisna beserta Isteri di Masjid An-Nur pada pukul 16.00 WIB dan beberapa orang kepala divisi, cukup membuat anak-anak itu gembira, karena mereka tahu bahwa sesi pembagian
hadiahpun akan segera dimulai, momen yang ditunggu-tunggu oleh mereka. Dalam sambutannya Tikno Sutisna Direktur Utama INTI menutup dengan sebuah permintaan
kepada seluruh anak-anak panti asuhan dan dhuafa untuk senantiasa mendo’akan INTI agar lebih maju dan sukses.

Kebahagiaan lainnya terpancar saat mereka berbuka puasa bersama dengan hidangan ta’jil, makan malam gokana, buah Apel dan Ice cream untuk mereka nikmati bersama, kemudian ketika mereka pulang, selain hasil karya mereka dapat dibawa pulang, mereka pun memboyong berbagai macam oleh-oleh seperti goodybag untuk masing-masing anak,Parcel snack & minuman ringan, satu doos mie ditambah uang bantuan sebesar Rp, 1,5 juta/ panti serta penggantian uang transport kisaran Rp, 300.000 s/d Rp. 500.000,- disesuaikan dengan jarak domisili panti berada.

Tidak hanya 224 anak-anak yatim piatu dan dhuafa dari 16 panti asuhan yang menikmati rejeki dan kebahagiaan pada tahun ini, namun ada 10 panti lainnya yang turut menikmatinya di tempatnya masing-masing. Dengan kata lain semua dana yang mengalir untuk Kegiatan Sehari Bersama Ana-anak Panti Asuhan dan Dhuafa insya Alloh sudah terbagi habis tidak ada yang disisakan.

Ingatkah pula bahwa beberapa hari kemudian, Selasa 30 Juli 2013, kita pun kembali disibukkan dengan momen berbagi rejeki dari perusahaan untuk masyarakat di sekitar INTI, juga untuk mereka yang selama ini membantu kita. Para office boy, cleaning service, satuan pengamanan, dan ta'mir Masjid An-Nur.



Dengan kerendahan hati, tanpa bermaksud menyombongkan kelebihan rejeki, kita pun kembali rela melakukan semua itu tanpa iming-iming apapun. Bahkan, direksi pun antusias melakukan hal itu. "Ini semua bentuk berbagi kebahagiaan dan silaturahmi yang ada di sekitar perusahaan ini. Harapannya, tentu akan mendoakan INTI agar lebih baik lagi," ungkap Direktur INTI Tikno Sutisna yang didampingi Direktur Keuangan Andy K. Saputra, Direktur Operasi dan Teknik Adiaris, serta Direktur Corporate Services Dayu P. Rengganis, di area halaman Masjid An-Nur.



Dengan tempaan pendidikan yang begitu luar biasa itu, wajarkah jika kita tidak meneruskan semangat ikhlas itu? Padahal prosesi ibadah Ramadhan sempat menciptakan sebuah dimensi religius yang begitu kuat pada setiap individu. Sebut saja, beribadah berjamaah, menyantuni anak yatim piatu, dan beramal pada masyarakat sekitar yang menciptakan sebuah kelegaan.



Indahnya berbagi dengan sesama...
So mari kita teruskan keindahan ini walaupun Ramadhan telah lewat..., jangan singkirkan semangat itu meski waktu telah berganti bulan. Jangan biarkan tolak ukur ketakwaan kita luntur pada 11 bulan mendatang. Sifat-sifat tercela yang sudah terbakar habis pada saat Ramadhan seharusnya menjadi bekal setiap individu menjalani takdirnya pada bulan-bulan berikutnya. Bukan untuk membuat dosa baru, tapi pencerahan dalam berbuat baik. Tidak bergunjing, mengelola emosi, meningkatkan semangat beribadah, hingga ikhlas bersedekah.



Sebab, back to zero tidak berarti bahwa setiap orang berhak membuat dosa baru. Let's back to zero then!!! (PUREL)



"NEWS: RANGKAIAN KEGIATAN PERUSAHAAN BULAN JULI - AGUSTUS 2013"   |   Dibaca 135 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar