Dikirim pada 2013-07-05 18:43:01 Oleh purel
Go Get Your Dreams..
Asap hitam mengepul dari knalpot mobil komersial skala besar yang memadati lalu lintas kawasan industri di Jakarta Utara. Warna dan baunya yang pekat memperkuat udara panas khas pesisir yang setia menghiasi langit kecamatan Cilincing setiap harinya. Tidak ada yang berjalan santai kali itu.
Bahkan, ratusan mobil penumpang dan motor yang berseliweran pun berusaha memacu
kendaraannya secepat mungkin, berusaha sesegera mungkin meninggalkan jalanan
padat, meski memang mereka sepakat menyingkir, memilih memberikan jalan luas
untuk tronton yang hilir mudik.
Uniknya, gerombolan pelajar putih abu yang berjalan beriring di sisi Jalan Akses Marunda Kecamatan Cilincing itu tampak tak terusik dengan ratusan tronton yang silih berganti, yang sewaktu-waktu bisa saja menyambar Mereka. Mereka pun tampak tak keberatan dengan cuaca panas dan udara yang bercampur kepulan asap hitam ratusan kendaraan berat yang melintas. Di pagi hari yang panas itu, tepatnya pukul 06.15 WIB, mereka justru asyik memasuki area permukiman padat nan kurang tertata.
Berbekal setumpuk buku yang menggelantung di tas punggung, mereka pun berjalan menuju sebuah bangunan sekolah yang tersembunyi di balik jalanan sempit dan rumah-rumah warga yang berhiaskan jemuran yang bergelantungan. Meski demikian, pemandangan dan kondisi itu tidak mengganggu mereka sama sekali. Sebab, ada hal istimewa yang bakal terjadi di sekolahnya hari itu.
Lanjutan berita dapat di klik Baca Lebih Lanjut di bawah ini
Tepat pada momen Kebangkitan Nasional yang selalu diperingati pada 20 Mei, siswa kelas 11 itu antusias karena bakal kedatangan direktur wanita dari salah satu perusahaan pelat merah. Ya, Direktur Corporate Services PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias INTI, Dayu Padmara Rengganis pagi itu menyambangi sekolah yang berlokasi di Jalan Pedongkelan Cilincing Bakti, Jakarta Utara.
Dayu yang mengenyam pendidikan menengah atas di Jakarta Selatan itu memutuskan untuk berbagi kisah dengan para pelajar di kawasan industri itu. Sebab, menurut Wakil Kepala SMAN 114 Bagian Kesiswaan Evaliesti Noviendi, kepedulian orang tua pelajar soal pendidikan yang mayoritas berdomisili di sekitar sekolah itu kurang begitu tinggi. Mungkin, masalah ekonomi menjadi pemicu hal tersebut. Ditambah lagi, para siswa pun terkadang mengalami demotivasi karena label ‘sekolah pinggiran’.
Makanya, begitu pihak sekolah mendapat kabar bahwa salah satu direktur berniat berbagi cerita inspiratif pada para siswa, tentu saja Eva senang. Apalagi, pelajar sekolah itu memang butuh sosok yang bisa memberikan sebuah inspirasi. Sebanyak 127 siswa itupun menyimak paparan inspiratif dari Dayu yang tersaji dalam 45 halaman presentasi penuh foto. Meski harus duduk berdesakan di ruangan yang sempit dan panas, mereka tetap antusias dengan cerita yang dilontarkan Dayu. Apalagi, sesekali mantan Group Head Regulatory PT Indosat Tbk itu menyemarakkan acara dengan sejumlah permainan. Alhasil, koneksi nan interaktif antara Dayu dan pelajar itupun terbentuk. Bahkan, waktu sharing yang dimulai pukul 08.00 WIB usai upacara bendera pun tak terasa berlalu tepat pukul 10.00 WIB.
Waktu dua jam memang tidak cukup untuk dijadikan alat untuk mengubah pola pikir atau kebiasaan seseorang terhadap suatu hal.
Namun, Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan sempat bertutur pada Rapat Akbar dan Penghargaan BUMN 2013, bahwa pelajar membutuhkan seorang tokoh untuk menjadi inspirasi hidupnya. Guru di kelas memang telah memberikan semua tentang pendidikan, tapi pelajar membutuhkan lebih dari itu. “Guru di kelas tidak membuat murid bermimpi tinggi, yang dibutuhkan anak-anak itu adalah inspirasi,†ujarnya.
Inspirasi itulah yang membentuk visi seseorang. Makanya, setiap pelajar akan memiliki acuan cita-cita. Entah menjadi dokter, insinyur, guru, bahkan polisi pamong praja. Sebab, inspirasilah yang membentuk cita-cita seseorang. Tidak heran apalagi Dayu dan lebih dari 700 direktur badan usaha milik Negara (BUMN) di seluruh Indonesia pun berniat menyisipkan sebuah kisah inspiratif, berbagi kisah masa lalu, dan suka duka menggapai impian di benak para pelajar. Apalagi, para direktur ini pernah berada pada posisi yang sama dengan mereka. “Let your name in their future and use you to be an example for success story. Inilah intinya,†jelasnya.
Percaya atau tidak, pernyataan Anis Baswedan ini memang benar terjadi. Mantan Menteri BUMN Mustofa Abubakar yang kini menjadi Wakil Komisaris Utama Bank BRI pun mengutarakan tokoh yang sangat menginspirasinya saat dia masih di bangku sekolah dasar. Kala itu, seorang tentara datang berkunjung ke sekolahnya dalam program ABRI Masuk Desa dan memberikan sebuah teka teki yang bisa dibilang penuh makna. Hingga 40 tahun kemudian pun dia masih mengingat hal itu hingga sekarang. “Inilah inspirasi.
Makanya,tunjukkan masa lalu, gambarkan masa depan, tunjukkan prosesnya,†tambahnya.
Berpegang teguh pada hal inilah Dayu berusaha menyuntikkan pandangan dan impian positif tentang belajar, tentang sekolah, tentang kerja keras, tentang perjuangan. Bahwa setiap hal indah yang mengagumkan itu berawal dari mimpi yang diperjuangkan. Bahwa posisi tinggi dan hal menawan lainnya tidak dapat terwujud bila setiap orang terlalu sibuk bergumam tanpa bertindak.
Inilah makanya setiap orang musti memperjuangkan mimpinya. So, go get your dreams.... (TIM PENDAMPING DIREKTUR CORPORATE SERVICES)