Dikirim pada 2013-05-23 09:36:04 Oleh purel
Belajar untuk Hidup....
Non scholae, sedvitae discimus..Peribahasa berbahasa Latin yang terlontar dari seorang filsuf Romawi, Lucius Annaeus Seneca, ini terbilang sederhana. Jika diterjemahkan, istilah ini bahkan hanya berpengertian tak lebih dari tiga kata. Yaitu, belajar untuk hidup. Kalimat yang singkat dan sederhana. Namun, kalimat ini memiliki filosofi yang sangat mendalam. Bahwa, setiap orang seharusnya tidak mencari ilmu hanya untuk mendapatkan nilai bagus atau sekedar menyenangkan gurunya, justru ilmu yang didapat dari belajar itu menjadi modal untuk menjalani kehidupan. Menggapai setiap hal yang selalu diidamkan, hal yang disebut cita-cita.
Kalimat singkat itu sejalan dengan hal yang dilontarkan Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Endang Yuliawaty saat menerima 144 pelajar plus 11 guru SMKN 3 Gunung Kidul Jurusan Audio dan Elektronika Industri yang berkunjung ke PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias INTI pada Rabu, 8 Mei 2013. Sosok rombongan yang sederhana itu datang jauh untuk belajar dari sang praktisi, mantan pelajar yang pernah sukses belajar, tapi bukan sekedar belajar untuk mengejar angka-angka luar biasa di lembar rapornya..
Untuk lanjutan berita dapat di klik Baca Lebih Lanjut dibawah ini
Setelah sambutan-sambutan acara dilanjutkan dengan penayangan video company profile INTI serta paparan singkat tentang perusahaan sekilas produk INTI oleh Tim Purel. Estafet kemudian, Yudistira Eka Putra dan JF Manoto dari Divisi Pengembangan Produk berikut penjelasan berbagai produk genuine INTI yang menggunakan prinsip sistem informasi pada aplikasinya.
Mulai dari i-Perisalah yang kini diberi nama populer Smart Meeting, sang 'pencatat' risalah pertemuan yang bisa menghemat waktu kompilasi percakapan rapat. Puas dengan penjelasan Smart Meeting, paparan pun berlanjut pada alur perakitan produk meter listrik prabayar (MLPB) fase tunggal berbasis token yang disebut INTI Prima-1110 Smart Energy.
Adapula cerita singkat tentang Flood Forecasting and Warning System (FFWS). Selanjutnya, INTI pun memamerkan sistem produk bertajuk INTI Surveillance Radar (ISRA) yang berfungsi sebagai pemantau area lepas pantai dengan radius pengawasan sejauh 30 kilometer dan Smart Clinic. Sistem yang teraplikasi pada Smart Clinic itu memungkinkan sebuah klinik memiliki basis data pasien, profil kesehatan, rekam jejak pengobatan, jenis alergi, dan pemegang jaminan pasien. Sehingga, nantinya pasien bisa langsung mendapat penanganan.
Kemudian, pelajar itupun kembali dibuat takjub dengan pengembangan Smart Cash. Sistem yang khusus dibuat persis setelah INTI dan Telkomsel menyepakati nota kesepahaman alias memorandum of understanding (MoU) pada akhir 2012 lalu itu disebut bakal menjadi salah satu andalan perusahaan pula. Sebab, peluang bisnis yang terjaring dari operator telekomunikasi ternyata jauh lebih besar ketimbang perbankan. Dan siswa/siswi SMK Gunungkidulpun pun bertanya-tanya, mengapa? Coba saja bandingkan jumlah pelanggan Telkomsel sebanyak 120 juta nomor dengan nasabah sebuah perbankan. Riuh suara tepuk tangan pun mewarnai Auditorium Gedung Kantor Pusat (GKP) Lantai 1.
Adalagi? Ya, INTI pun memaparkan INTI Smart Fuel. Produk berbasis teknologi informasi yang sengaja dibuat untuk mendapatkan proyek skala nasional Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP) itu memungkinkan Pertamina melakukan sebuah pengelolaan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara lebih teratur, Produk yang dipamerkan terakhir ini langsung menuai banyak pertanyaan. Para siswa ini ternyata cukup kritis dengan mekanisme pelaksanaan proyek itu dan dengan penuh antusias baik siswa maupun guru pendamping pun mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan SMP BBM. Dan dalam kesempatan itu pun Tim Purel sekilas menyampaikan pesan apabila dalam waktu dekat di daerah mereka ada sosialisasi untuk proyek tersebut, diharapkan seluruh peserta yang hadir turut mendukungnya karena itu adalah salah satu proyek besar INTI.
Tampaknya mereka berupaya tidak sekedar duduk menjadi pendengar. Mereka berkeinginan belajar, bukan untuk sekedar memenuhi label angka memuaskan di laporan kunjungan studi mereka. Ada hal yang lebih dari itu yakni "Belajar untuk hidup.. " (Purel INTI)