Dikirim pada 2012-06-19 17:07:26 Oleh nick
(Berita Foto)
Kepala Perwakilan Bisnis Indonesia Jawa Barat Hilman Hidayat (kedua kanan) menerima cinderamata dari jajaran Direksi INTI, yang diserahkan oleh Direktur Utama INTI, Irfan Setiaputra (kedua kiri), didampingi Direktur Keuangan Andy K. Saputra (kiri), dan Direktur Corporate Services Tikno Sutisna (kanan) saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Barat, Jalan Buah Batu Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/6).
Untuk uraian berita silahkan klik Baca Lebih Lanjut dibawah ini
PELEPASAN SAHAM PT INTI ALOT
Bisnis Indonesia (20/06) hal 9.
Bandung- PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) mengungkapkan rencana pelepasan 49% saham lewat mekanisme startegic partner masih alot dalam penentuan mitra.
Direktur Utama PT INTI, Irfan Setiaputra mengatakan pelepasan saham lewat strategic partner saat ini sudah masuk ke DPR.
"Diharapkan BUMN yang akan masuk benar-benar memiliki kekuatan modal untuk mendukung ekspansi INTI kedepan, bukan BUMN yang mengandalkan modal pinjaman, " katanya saat mengunjungi Kantor Perwakilan Bisnis Indonesia Jawa Barat di Bandung, Selasa (19/6).
Dia menjelaskan sampai saat ini INTI belum menerima secara formal ketertarikan BUMN untuk masuk sebagai investor strategis, termasuk kemungkinan saham tersebut dibeli TELKOM. "Ketertarikan baru offline dicussion. Kata-kata BUMN sejenis sangat mudah diinterpretasikan ke TELKOM. Padahal bisa PGN, Pertamina atau PLN. Jadi masih terbuka, " katanya.
Mengacu pada hal ini, ujar Irfan, INTI butuh partner yang bisa mengakses pasar lebih lebar. Jika BUMN sejenis diasumsikan pada perusahaan manufaktur teknologi semacam TELKOM atau LEN, menurutnya, ada persoalan.
"Mereka dalam posisi pasar INTI, bukan dalam posisi value membesarkan produk INTI untuk dijual kepasar lain, " katanya.
Pihaknya menilai BUMN mana yang akan membeli saham perusahaan yang sudah berdiri selama 37 tahun tersebut tidak terlalu penting dibandingkan dengan nilai tambah yang bakal didapat INTI.
Karena itu, tutur Irfan, meski saat ini banyak yang berminat, INTI berharap pembeli saham nantinya adalah BUMN yang kuat secara kapital."BUMN yang mau beli kita pake duit sendiri, jan gan pinjam bank."
Hasil diskusi di Kementerian BUMN, rencananya uang pembelian 49% saham tersebut bakal kembali masuk ke INTI, bukan ke kantong negara.
Menurutnya, dana yang didapat dari pelepasan saham tersebut dibutuhkan pihaknya untuk mengeksekusi rencana bisnis jangka panjang INTI, seperti pengembangan produk.
Dengan menggandeng BUMN lain, INTI menargetkan pertumbuhan keuntungan perusahaan bisa mencapai angka Rp 1 triliun pada 2016 (k57).