Dikirim pada 2010-02-17 10:35:55 Oleh admin
JAKARTA: Niat PT Industri Telekomunikasi (Inti) agar diakuisisi oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk tampaknya harus menunggu waktu, menyusul tidak adanya respons positif dari manajemen PT Telkom.
Direktur Utama PT Inti Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya membuka peluang merger atau akuisisi dengan perusahaan lain, termasuk Telkom. "Akuisisi oleh Telkom bisa saja dilakukan kalau hal itu mengarah ke perbaikan kinerja," ujarnya kepada Bisnis kemarin.
Dia menjelaskan perusahaan sangat terbuka membicarakan lagi akuisisi dengan Telkom. Saat dipegang manajemen lama, PT Inti menghentikan pembicaraan mengenai proses akuisisi oleh PT Telkom, bahkan sudah dipetieskan.
Pada Agustus 2007, manajemen PT Inti menolak diakuisisi PT Telkom seperti disarankan Kementerian BUMN. Dirut PT Inti saat itu, Abdul Aziz, mengungkapkan penolakan itu didasarkan atas optimisme prospek bisnis perusahaan.
Namun, setelah manajemen perusahaan tersebut berubah, BUMN bidang produsen perangkat telekomunikasi itu ingin membuka kembali persoalan tersebut. Inti akan melakukan reorientasi bisnis dengan merevitalisasi lini manufaktur yang sempat ditinggalkannya.
Irfan berharap lini produksi bisa dibangkitkan lagi, sebagaimana mengiringi BUMN itu pada masa kejayaannya periode 1980-1990. "Namun, kami tentu harus definisikan dulu seperti apa reindustrialisasi yang akan dilakukan. Karena lingkungan bisnisnya kan sudah berbeda."
Menurut dia, Telkom yang juga menyediakan ragam layanan telekomunikasi dan konten sangat cocok dengan lini bisnis Inti.
"Proses akuisisi atau merger adalah hal biasa, sehingga tidak tabu untuk membicarakannya dengan semua pihak, termasuk Telkom," katanya.
Pada tahun lalu, Inti mencoba terjun di segmen penyedia konten dan penyedia jasa Internet dengan mengikuti tender Internet Kecamatan, memproduksi games, dan mengajukan sertifikasi perangkat WiMax.
Belum ada rencana
Di tempat terpisah, Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengaku baru mengetahui adanya peluang pembahasan kembali akuisisi terhadap PT Inti. "Saya baru mendengarnya karena hal ini memang sudah lama tidak dibicarakan lagi."
Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno menyatakan belum ada rencana untuk membeli Inti. Perseroan akan melanjutkan akuisisi sejumlah perusahaan yang sudah masuk dalam daftar target.
"Sampai sejauh ini belum ada pembicaraan mengenai akuisisi PT Inti, dan kami tidak berencana membeli Inti. Kami akan menjalankan rencana sesuai dengan yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Menurut Sudiro, perseroan tetap mengalokasikan Rp1 triliun untuk keperluan akuisisi guna mendorong pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang dikembangkan menjadi layanan e-health itu akan dibeli dengan nilai akuisisi Rp100 miliar-Rp150 miliar.
Telkom mengalokasikan belanja modal perseroan sebesar US$2 miliar pada tahun ini. selain dari pinjaman, BUMN telekomunikasi ini juga akan mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi sebesar US$200 juta-US$300 juta. (Fahmi Achmad)
Oleh Bambang P. Jatmiko & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia
Direktur Utama PT Inti Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya membuka peluang merger atau akuisisi dengan perusahaan lain, termasuk Telkom. "Akuisisi oleh Telkom bisa saja dilakukan kalau hal itu mengarah ke perbaikan kinerja," ujarnya kepada Bisnis kemarin.
Dia menjelaskan perusahaan sangat terbuka membicarakan lagi akuisisi dengan Telkom. Saat dipegang manajemen lama, PT Inti menghentikan pembicaraan mengenai proses akuisisi oleh PT Telkom, bahkan sudah dipetieskan.
Pada Agustus 2007, manajemen PT Inti menolak diakuisisi PT Telkom seperti disarankan Kementerian BUMN. Dirut PT Inti saat itu, Abdul Aziz, mengungkapkan penolakan itu didasarkan atas optimisme prospek bisnis perusahaan.
Namun, setelah manajemen perusahaan tersebut berubah, BUMN bidang produsen perangkat telekomunikasi itu ingin membuka kembali persoalan tersebut. Inti akan melakukan reorientasi bisnis dengan merevitalisasi lini manufaktur yang sempat ditinggalkannya.
Irfan berharap lini produksi bisa dibangkitkan lagi, sebagaimana mengiringi BUMN itu pada masa kejayaannya periode 1980-1990. "Namun, kami tentu harus definisikan dulu seperti apa reindustrialisasi yang akan dilakukan. Karena lingkungan bisnisnya kan sudah berbeda."
Menurut dia, Telkom yang juga menyediakan ragam layanan telekomunikasi dan konten sangat cocok dengan lini bisnis Inti.
"Proses akuisisi atau merger adalah hal biasa, sehingga tidak tabu untuk membicarakannya dengan semua pihak, termasuk Telkom," katanya.
Pada tahun lalu, Inti mencoba terjun di segmen penyedia konten dan penyedia jasa Internet dengan mengikuti tender Internet Kecamatan, memproduksi games, dan mengajukan sertifikasi perangkat WiMax.
Belum ada rencana
Di tempat terpisah, Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengaku baru mengetahui adanya peluang pembahasan kembali akuisisi terhadap PT Inti. "Saya baru mendengarnya karena hal ini memang sudah lama tidak dibicarakan lagi."
Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno menyatakan belum ada rencana untuk membeli Inti. Perseroan akan melanjutkan akuisisi sejumlah perusahaan yang sudah masuk dalam daftar target.
"Sampai sejauh ini belum ada pembicaraan mengenai akuisisi PT Inti, dan kami tidak berencana membeli Inti. Kami akan menjalankan rencana sesuai dengan yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Menurut Sudiro, perseroan tetap mengalokasikan Rp1 triliun untuk keperluan akuisisi guna mendorong pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang dikembangkan menjadi layanan e-health itu akan dibeli dengan nilai akuisisi Rp100 miliar-Rp150 miliar.
Telkom mengalokasikan belanja modal perseroan sebesar US$2 miliar pada tahun ini. selain dari pinjaman, BUMN telekomunikasi ini juga akan mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi sebesar US$200 juta-US$300 juta. (Fahmi Achmad)
Oleh Bambang P. Jatmiko & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia