Dikirim pada 2010-01-26 13:04:55 Oleh admin
Dalam rangka rapat koordinasi BUMNIS dan penyerahan tahap tiga sebanyak 33 kendaraan panser buatan PT PINDAD tipe APS (6x6) kepada Menteri Pertahanan RI, kementerian BUMN menyelenggarakan pameran sehari sinergi BUMNIS. Pameran diikuti oleh INTI, PT Dirgantara Indonesia, Bharata, PAL, INKA, Bank BNI, Bank Mandiri, Dahana, LEN, Krakatau Steel, dan tuan rumah PT PINDAD, yang berlangsung di halaman PT PINDAD Bandung, 13 Januari 2010.
Hadir dalam acara penyerahan panser itu Menhankam Purnomo Yusgiantoro, Meneg BUMN Mustafa Abu Bakar, Menteri Negara Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, serta Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kemhan, Marsekal Madya Eris Heryanto.
Dalam kesempatan itu, Mustafa Abu Bakar mengatakan, "pemerintah akan menekankan industri dalam negeri terutama sinergi BUMN untuk membangun alutsista (alat utama sistem pertahanan)". Hal ini ditegaskan pula oleh Purnomo Yusgiantoro, di mana pemerintah akan menggodok kebijakan yang berpihak kepada industri dalam negeri khususnya BUMN, dalam hal pengembangan alutsista. Apabila peralatan alutsista dibuat di dalam negeri, tentunya banyak biaya-biaya yang mampu direduksi, misalnya biaya pemeliharaan, transportasi, tenaga ahli, dll.
"Dengan tumbuhnya industri dalam negeri diharapkan akan meningkatkan perekonomian seluruh lapisan masyarakat Indonesia", demikian tandas Mustafa.
Dalam rapat kordinasi BUMNIS, banyak dikemukakan oleh para komisaris dan direksi BUMN mengenai keseriusan pemerintah dalam sinergi BUMNIS, terutama dalam masalah harga jual produk, perlakuan pajak, maupun kebijakan ekspor dan impor. Sinergi ini dapat diwujudkan, misalnya dalam pembuatan kapal perang oleh PT PAL, bajanya bisa diambil dari Krakatau Steel, sarana komunikasinya oleh INTI, energinya oleh LEN, dan sebagainya. Meneg BUMN menyambut sangat antusias sinergi BUMN tersebut, dan Meneg sudah mengetahui "benang merah" permasalahan BUMN yang selama ini terjadi. (INTI/KSN/HH).
Hadir dalam acara penyerahan panser itu Menhankam Purnomo Yusgiantoro, Meneg BUMN Mustafa Abu Bakar, Menteri Negara Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, serta Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kemhan, Marsekal Madya Eris Heryanto.
Dalam kesempatan itu, Mustafa Abu Bakar mengatakan, "pemerintah akan menekankan industri dalam negeri terutama sinergi BUMN untuk membangun alutsista (alat utama sistem pertahanan)". Hal ini ditegaskan pula oleh Purnomo Yusgiantoro, di mana pemerintah akan menggodok kebijakan yang berpihak kepada industri dalam negeri khususnya BUMN, dalam hal pengembangan alutsista. Apabila peralatan alutsista dibuat di dalam negeri, tentunya banyak biaya-biaya yang mampu direduksi, misalnya biaya pemeliharaan, transportasi, tenaga ahli, dll.
"Dengan tumbuhnya industri dalam negeri diharapkan akan meningkatkan perekonomian seluruh lapisan masyarakat Indonesia", demikian tandas Mustafa.
Dalam rapat kordinasi BUMNIS, banyak dikemukakan oleh para komisaris dan direksi BUMN mengenai keseriusan pemerintah dalam sinergi BUMNIS, terutama dalam masalah harga jual produk, perlakuan pajak, maupun kebijakan ekspor dan impor. Sinergi ini dapat diwujudkan, misalnya dalam pembuatan kapal perang oleh PT PAL, bajanya bisa diambil dari Krakatau Steel, sarana komunikasinya oleh INTI, energinya oleh LEN, dan sebagainya. Meneg BUMN menyambut sangat antusias sinergi BUMN tersebut, dan Meneg sudah mengetahui "benang merah" permasalahan BUMN yang selama ini terjadi. (INTI/KSN/HH).