Dikirim pada 2001-05-31 17:01:09 Oleh Admin
Aku malu karena aku tidak melakukan "apa-apa".
Aku malu karena aku tidak menjadi "apa-apa".
Aku malu karena aku tidak menyumbang "apa-apa".
Sementara itu...
Aku malu karena aku menerima "apa-apa".
Duhai INTI ...
Aku bangga karena aku masih memiliki rasa malu.
Aku malu karena aku tidak menjadi "apa-apa".
Aku malu karena aku tidak menyumbang "apa-apa".
Sementara itu...
Aku malu karena aku menerima "apa-apa".
Duhai INTI ...
Aku bangga karena aku masih memiliki rasa malu.
Admin (Widoyo) : Siapapun yang menulis SAJAK ini patut untuk dihayati. Terima kasih Sajak-nya
"apa-apa" nya ini apa ?
apa-apa-apanyaa donk, dang,ding,dong,,daaang,ding,dong!
Suatu hari Umar bin Khattab r.a. dan seorang sahabatnya mendiskusikan seorang yang buta, tuli, bisu dan menderita sopak. Umar r.a. menanyakan pada temannya apakah orang tersebut patut bersyukur atas keadaannya. Temannya menjawab tidak. Umar membantah dengan mengatakan bahwa ia masih patut bersyukur karena ia masih bisa kencing dengan enak. Wallahualam.
Jangan kau malu karena kau tidak melakukan apa-apa.
(mungkin memang tidak ada yang harus dilakukan)
Jangan kau malu karena kau tidak menjadi apa-apa.
(yang jelas kau telah menjadi seorang anak manusia hamba Allah)
Jangan kau malu karena kau tidak menyumbang apa-apa.
(memang tak ada kemampuan untuk menyumbang ?)
Sementara itu:
Kau harus malu karena kau menerima apa-apa tanpa pernah memberi apa-apa.
Kau boleh bangga karena paling tidak kau masih punya rasa malu.