Dikirim pada 2001-05-31 08:51:36 Oleh Admin
Rasanya hidup ini banyak memberikan paradoks. Ketika seseorang berani
mengakui kesalahannya, ia tidak sedang mempertontonkan kelemahan, justru menunjukkan ketegaran. Dan, ketegaran adalah kekuatan. Diperlukan segenggam ketegaran agar kita mampu melihat dan mengakui kesalahan. Terlebih lagi, dibutuhkan sepikul kekuatan untuk meminta maaf dan mengikrarkan sebuah perbaikan. Akuilah kekhilafan anda. Ketuklah pintu perbaikan. Lakukan penuh takjim. Maka, anda temukan wajah lain dari kesalahan yang patut anda hargai.Sebagai manusia, kita tak bisa tak melakukan kesalahan. Kebijakan dan
pelajaran hidup tak didapat dari mengejar kesempurnaan. Melainkan dari
tindakan yang benar. Salah satunya: berani mengakui kesalahan. Rekan-Kantor
mengakui kesalahannya, ia tidak sedang mempertontonkan kelemahan, justru menunjukkan ketegaran. Dan, ketegaran adalah kekuatan. Diperlukan segenggam ketegaran agar kita mampu melihat dan mengakui kesalahan. Terlebih lagi, dibutuhkan sepikul kekuatan untuk meminta maaf dan mengikrarkan sebuah perbaikan. Akuilah kekhilafan anda. Ketuklah pintu perbaikan. Lakukan penuh takjim. Maka, anda temukan wajah lain dari kesalahan yang patut anda hargai.Sebagai manusia, kita tak bisa tak melakukan kesalahan. Kebijakan dan
pelajaran hidup tak didapat dari mengejar kesempurnaan. Melainkan dari
tindakan yang benar. Salah satunya: berani mengakui kesalahan. Rekan-Kantor