Dalam Raker II Dephan tanggal 24 Nopember 2009, kembali didengungkan semangat penggunaan produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan ALUTSISTA (Alat Utama Sistim Pertahanan). Sudah banyak tokoh/pejabat bahkan Presiden RI yang mendorong sinergi BUMN untuk mampu mengisi kebutuhan Alutsita Dephan ini, tapi pada kenyataannya masih jauh dari harapan/kemandirian yang diharapkan. Masing-masing menyajikan argumentasi untuk mematahkan semangat ini dari masalah kualitas, pola pendanaan dan lain-lain yang pada ujungnya kita hanya akan menjadi pasar dan selalu dalam posisi yang lemah.



Untuk membangun Industri sendiri diperlukan komitmen dan tanggung jawab bersama. Industri dalam negeri harus dilibatkan secara maksimal seperti industri rancang bangun, industri manufaktur, industri perbankan dan lain-lain. Keterjaminan pasar dan pembayaran sangat menentukan perkembangan industri Alutsista ke depan. Kalaupun bangsa kita masih harus mengimpor produk asing seharusnya industri dalam negeri juga dilibatkan untuk meningkatkan kompetensinya.



Dalam diskusi sesi II yang menampilkan pembicara dari INTI, PT. CMI, PT. LEN dan PT. DI terungkap bahwa industri dalam negeri siap bersinergi membangun industri alutsista. Direktur Pemasaran INTI, Adiaris mengatakan untuk membangun industri pertahanan dibutuhkan komitmen dan biaya yang besar. Industri memerlukan ketersediaan pasar dalam jangka tertentu. Sebaiknya dikembangkan semacam breeding ground yang melibatkan berbagai unsur industri dalam negeri. (humas INTI/AS/KSN)



"News: Revitalisasi Industri Alutsista Indonesia"   |   Dibaca 302 kali   |   0 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar