Dikirim pada 2009-11-16 14:24:54 Oleh admin
Bekerjasama sama dengan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kita telah menyalurkan bantuan bagi korban gempa di Sumatera Barat. Jumlah Donasi yang diserahkan Rp. 10.000.000 dari PKBL dan Rp. 15.596.000 dari sumbangan karyawan. Dana ini digunakan untuk mendukung program Psychological Recovery for West Sumatera dicanangkan oleh Aksi Cepat Tanggap.
Berbeda dengan bantuan-bantuan bencana sebelumnya yang diserahkan dalam bentuk uang atau barang-barang, bantuan kali ini kita arahkan untuk program pemulihan kehidupan mereka selanjutnya. Implementasi realnya adalah kegiatan bantuan untuk menghilangkan trauma (trauma healing) bagi korban gempa yang selamat. Layanan taruma healing dibutuhkan oleh semua korban selamat yang mengalami stress dan depresi berat, baik itu orang tua maupun anak-anak.
Guncangan hebat, kehilangan anggota keluarga, kehilangan harta benda, menyaksikan korban yang luka atau meninggal dapat meninggalkan trauma yang dalam bagi para korban yang selamat. Trauma yang dialami bisa dalam bentuk ringan seperti kekhawatiran ketika memasuki rumah, serasa selalu ada gempa sampai ke tingkat yang parah seperti tidak bisa tidur, selalu ketakutan mendengar suara atau getaran keras, tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup atau linglung. Mereka merasa masa depannya gelap karena kehilangan keluarga, kehilangan rumah dan kehilangan mata pencaharian. Ada korban yang tiba-tiba lumpuh karena shock. Pada anak-anak trauma dapat muncul dalam bentuk ketakutan memasuki rumah, tidak mau jauh dari ibu, murung, selalu menangis, tidak mau sekolah atau perilaku lebih nakal setelah kejadian gempa.
Dua kegiatan utama dalam psychological recovery for West Sumatera adalah program bantuan trauma healing dan pelatihan therapist trauma healing. Besarnya dampak dan kompleksitas permasalahan pasca gempa, memerlukan penanganan pasca bencana secara sistematis dan terpadu. Kegiatan ini harus melibatkan masyarakat korban dan masyarakat Sumatera Barat secara aktif. Diperlukan banyak relawan therapist agar dapat menjangkau daerah yang jauh. Dalam kurun waktu 26 Oktober 2009 sampai dengan 1 November 2009 telah dilatih sebanyak 120 calon relawan therapist yang berasal dari mahasiswa Universitas Andalas dan guru/dosen Universitas Bung Hatta. Setelah menjalani pelatihan mereka langsung terjun ke lapangan untuk mempraktekkan ilmu. Selanjutnya mereka siap turun ke daerah untuk membantu para korban selamat.
Untuk kegiatan trauma healing sendiri telah dilakukan di 4 sekolah dasar dan di Integrated Community Shelter (ICS) di Ambung Kapur Sungai Sariak. Layanan pemulihan trauma dilakukan di SDN 03 Ambung Kapur, SD 09 dan 10 Berok Muaro Kota Padang, serta SDN 12 Kota Padang. Di SD No. 09 dan SD 10 kita menemukan 5 orang anak dan 2 orang guru yang mengalami trauma. Satu orang diantaranya, Eko Satrio kelas 6 SD, kehilangan orang tuanya dan menjadi yatim piatu. Kehilangan orang-orang yang dicintai, kehilangan rumah dan sebatang kara membuat anak yang cerdas ini mengalami perubahan perilaku. Eko menjadi lebih nakal. Ketika ditanya kenapa, dia jawab karena sudah tidak ada lagi yang memperhatikannya. Saat itu Eko langsung diterapi oleh Tim Trauma Healing, dan alhamdulillaah kita akhirnya berhasil mencarikan orang tua asuh bagi Eko.
Di ICS Ambung Kapur, kita menemukan Aulia, bayi berumur 1 tahun yang selamat dari timbunan bangunan. Saat terjadi gempa Aulia tertinggal di ayunan karena sang ibu berlari keluar rumah menyelamatkan kedua kakaknya. Setelah seluruh bangunan rubuh dan goncangan reda barulah sang ibu menyadari bahwa bayinya yang masih berusia 1 tahun tertinggal di dalam. Aulia ditemukan dalam keadaan selamat di lantai berbantal batu bata dan tersenyum kepada orang-orang yang menyelamatkannya. Namun sejak kejadian itu si mungil ini menjadi sering rewel, susah makan, mengalami penurunan berat badan dan sering terbangun jika tidur di malam hari. Saat kami datangi Aulia sedang demam panas. Setelah diterapi Quantum Touch bersama ibunya, panas badan Aulia langsung turun. Saat akan pulang ke rumah Aulia sudah dapat tersenyum kepada kami.
Selain Aulia ada seorang ibu separuh baya yang mengalai trauma fisik dan psikis. Saat gempa terjadi beliau tertimpa pintu sehingga mengalami cidera pada kepala, dada, pinggang dan kaki. Ketika kami datang sisa-sisa memar di punggung dan kakinya masih ada. Dengan sepenuh hati team trauma healing kita mencoba memahami apa yang beliau rasakan dan memberikan beberapa sesi terapi. Walaupun belum mengalami kesembuhan total, namun beliau merasa lebih ringan dan berharap beberapa waktu ke depan team trauma healing akan berkunjung kembali ke daerahnya.
Pada setiap kunjungan ke sekolah atau komunitas kita membangun kontak dan jaringan, sehingga ketika keluhan psikis muncul, pihak sekolah atau keluarga dapat menghubungi ACT untuk meminta bantuan penanganan. Kegiatan Trauma Healing ini akan berlangsung sampai dengan tahun 2010.
Selain bantuan dalam bentuk trauma healing, dana bantuan INTI dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah-sekolah darurat. Bantuan yang diserahkan berupa alat-alat tulis dan perlengkapan ruangan kelas. Dibanding dengan BUMN atau perusahaan yang lain, mungkin sumbangan kita terhitung tidak besar. Namun kita berupaya agar bantuan yang diberikan bisa lebih berarti dan memberikan dampak jangka panjang bagi kehidupan yang akan mereka jalani ke depan. Kebutuhan logistik masyarakat korban sudah terpenuhi bahkan cenderung sudah berlebih. Saatnya sekarang memikirkan dan menjalankan proses pemulihan ekonomi, infrastruktur pendidikan, kesehatan dan rumah-rumah ibadah. Pekerjaan belumlah selesai. Jiwa-jiwa peduli kita masih di panggil. (INTI/Yanti)
Bantuan Therapi Trauma Healing Bagi Seorang Korban Selamat di ICS Ambung Kapur
Therapi Masal Trauma Healing Anak-anak SDN 03 Ambung Kapur
Sekolah Di Tenda Darurat, Berdesak-desakan di SDN 03 Ambung Kapur
Kegiatan Trauma Healing di SDN 09 dan SDN 10 Berok Muaro Kota Padang
Eko, yang menjadi sebatang kara setelah gempa, dibantu seorang therapist
Belajar di Sekolah Darurat
Berbeda dengan bantuan-bantuan bencana sebelumnya yang diserahkan dalam bentuk uang atau barang-barang, bantuan kali ini kita arahkan untuk program pemulihan kehidupan mereka selanjutnya. Implementasi realnya adalah kegiatan bantuan untuk menghilangkan trauma (trauma healing) bagi korban gempa yang selamat. Layanan taruma healing dibutuhkan oleh semua korban selamat yang mengalami stress dan depresi berat, baik itu orang tua maupun anak-anak.
Guncangan hebat, kehilangan anggota keluarga, kehilangan harta benda, menyaksikan korban yang luka atau meninggal dapat meninggalkan trauma yang dalam bagi para korban yang selamat. Trauma yang dialami bisa dalam bentuk ringan seperti kekhawatiran ketika memasuki rumah, serasa selalu ada gempa sampai ke tingkat yang parah seperti tidak bisa tidur, selalu ketakutan mendengar suara atau getaran keras, tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup atau linglung. Mereka merasa masa depannya gelap karena kehilangan keluarga, kehilangan rumah dan kehilangan mata pencaharian. Ada korban yang tiba-tiba lumpuh karena shock. Pada anak-anak trauma dapat muncul dalam bentuk ketakutan memasuki rumah, tidak mau jauh dari ibu, murung, selalu menangis, tidak mau sekolah atau perilaku lebih nakal setelah kejadian gempa.
Dua kegiatan utama dalam psychological recovery for West Sumatera adalah program bantuan trauma healing dan pelatihan therapist trauma healing. Besarnya dampak dan kompleksitas permasalahan pasca gempa, memerlukan penanganan pasca bencana secara sistematis dan terpadu. Kegiatan ini harus melibatkan masyarakat korban dan masyarakat Sumatera Barat secara aktif. Diperlukan banyak relawan therapist agar dapat menjangkau daerah yang jauh. Dalam kurun waktu 26 Oktober 2009 sampai dengan 1 November 2009 telah dilatih sebanyak 120 calon relawan therapist yang berasal dari mahasiswa Universitas Andalas dan guru/dosen Universitas Bung Hatta. Setelah menjalani pelatihan mereka langsung terjun ke lapangan untuk mempraktekkan ilmu. Selanjutnya mereka siap turun ke daerah untuk membantu para korban selamat.
Untuk kegiatan trauma healing sendiri telah dilakukan di 4 sekolah dasar dan di Integrated Community Shelter (ICS) di Ambung Kapur Sungai Sariak. Layanan pemulihan trauma dilakukan di SDN 03 Ambung Kapur, SD 09 dan 10 Berok Muaro Kota Padang, serta SDN 12 Kota Padang. Di SD No. 09 dan SD 10 kita menemukan 5 orang anak dan 2 orang guru yang mengalami trauma. Satu orang diantaranya, Eko Satrio kelas 6 SD, kehilangan orang tuanya dan menjadi yatim piatu. Kehilangan orang-orang yang dicintai, kehilangan rumah dan sebatang kara membuat anak yang cerdas ini mengalami perubahan perilaku. Eko menjadi lebih nakal. Ketika ditanya kenapa, dia jawab karena sudah tidak ada lagi yang memperhatikannya. Saat itu Eko langsung diterapi oleh Tim Trauma Healing, dan alhamdulillaah kita akhirnya berhasil mencarikan orang tua asuh bagi Eko.
Di ICS Ambung Kapur, kita menemukan Aulia, bayi berumur 1 tahun yang selamat dari timbunan bangunan. Saat terjadi gempa Aulia tertinggal di ayunan karena sang ibu berlari keluar rumah menyelamatkan kedua kakaknya. Setelah seluruh bangunan rubuh dan goncangan reda barulah sang ibu menyadari bahwa bayinya yang masih berusia 1 tahun tertinggal di dalam. Aulia ditemukan dalam keadaan selamat di lantai berbantal batu bata dan tersenyum kepada orang-orang yang menyelamatkannya. Namun sejak kejadian itu si mungil ini menjadi sering rewel, susah makan, mengalami penurunan berat badan dan sering terbangun jika tidur di malam hari. Saat kami datangi Aulia sedang demam panas. Setelah diterapi Quantum Touch bersama ibunya, panas badan Aulia langsung turun. Saat akan pulang ke rumah Aulia sudah dapat tersenyum kepada kami.
Selain Aulia ada seorang ibu separuh baya yang mengalai trauma fisik dan psikis. Saat gempa terjadi beliau tertimpa pintu sehingga mengalami cidera pada kepala, dada, pinggang dan kaki. Ketika kami datang sisa-sisa memar di punggung dan kakinya masih ada. Dengan sepenuh hati team trauma healing kita mencoba memahami apa yang beliau rasakan dan memberikan beberapa sesi terapi. Walaupun belum mengalami kesembuhan total, namun beliau merasa lebih ringan dan berharap beberapa waktu ke depan team trauma healing akan berkunjung kembali ke daerahnya.
Pada setiap kunjungan ke sekolah atau komunitas kita membangun kontak dan jaringan, sehingga ketika keluhan psikis muncul, pihak sekolah atau keluarga dapat menghubungi ACT untuk meminta bantuan penanganan. Kegiatan Trauma Healing ini akan berlangsung sampai dengan tahun 2010.
Selain bantuan dalam bentuk trauma healing, dana bantuan INTI dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah-sekolah darurat. Bantuan yang diserahkan berupa alat-alat tulis dan perlengkapan ruangan kelas. Dibanding dengan BUMN atau perusahaan yang lain, mungkin sumbangan kita terhitung tidak besar. Namun kita berupaya agar bantuan yang diberikan bisa lebih berarti dan memberikan dampak jangka panjang bagi kehidupan yang akan mereka jalani ke depan. Kebutuhan logistik masyarakat korban sudah terpenuhi bahkan cenderung sudah berlebih. Saatnya sekarang memikirkan dan menjalankan proses pemulihan ekonomi, infrastruktur pendidikan, kesehatan dan rumah-rumah ibadah. Pekerjaan belumlah selesai. Jiwa-jiwa peduli kita masih di panggil. (INTI/Yanti)
Bantuan Therapi Trauma Healing Bagi Seorang Korban Selamat di ICS Ambung Kapur
Therapi Masal Trauma Healing Anak-anak SDN 03 Ambung Kapur
Sekolah Di Tenda Darurat, Berdesak-desakan di SDN 03 Ambung Kapur
Kegiatan Trauma Healing di SDN 09 dan SDN 10 Berok Muaro Kota Padang
Eko, yang menjadi sebatang kara setelah gempa, dibantu seorang therapist
Belajar di Sekolah Darurat