Memang perlu menulis berbundel-bundel petunjuk pelaksanaan dan tatacara kerja. Karena sudah semestinya kita tahu apa dan bagaimana menunaikan sebuah pekerjaan. Dan, ini bukan sekedar prasyarat ketertiban organisasi, melainkan juga upaya untuk meraih kinerja tertinggi. Sayangnya, nyaris musykil kita bisa menyusun semua itu dalam baris-baris penuturan. Kemajuan bergerak lebih cepat daripada ketrampilan kita menyalinnya ke lembaran kertas dan lontar. Perubahan melompat lebih jauh daripada kemampuan kita menggoreskan mata
pena. Bahkan sebuah titik yang baru saja kita tutulkan seringkali sudah
jadi masa lalu yang bolehlah dilupakan.
Bukannya semua itu tak berharga. Namun, sudah semestinya kita lebih paham, bahwa mencapai kesepakatan dan menumbuhkan komitmen di antara orang-orang takkan tergantikan oleh puluhan pasal dan ratusan ayat peraturan. Apa yang ada di atas kertas seringkali kosong. Apa yang digoreskan pena acapkali ompong. Namun, apa yang tersimpan dalam jabat tangan erat selalu hidup. Karenanya, biarkan lebih banyak jabat tangan dijabatkan, ketimbang tulisan dituliskan. Rekan-Kantor


"Dahulukan Jabat Tangan"   |   Dibaca 184 kali   |   1 Komentar    |   Login untuk berkomentar   

Komentar

User Image
@Rini pada 17 Mei 2001 - 10:45
Bukannya tidak setuju, tapi hal ini jadi enggak sejalan dengan prinsip ISO yang apa-apa harus dituliskan, dan bukankah ISO itu merupakan hasil kajian terus menerus ?