Dikirim pada 2001-01-26 10:24:28 Oleh Admin
Amati sekeliling anda. Mungkin akan anda jumpai seseorang atau beberapa
orang yang menyandang beban di pundak mereka. Bukan hanya beban mereka
sendiri, melainkan juga beban orang lain. Bahkan beban anda juga. Beban itu
teramat berat. Namun seringkali mereka seolah berdiri tanpa teman dan
menanggung tanggung jawab itu sendiri. Beban itu semakin berat karena banyak
orang menganggap bahwa mereka sepantasnya melakukan itu sendiri. Tahukah
anda siapakah mereka?Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang anda angkat. Anda meletakkan harapan
pada mereka. Anda meminta mereka bekerja dan menunjukkan jalan. Sementara
anda mengekor di belakang. Semestinya anda turut mengangkat cangkul,
menggemburkan bumi dan menebar benih kemakmuran. Orang-orang yang tak tahu
diri hanya bisa berteriak bahwa jalan itu salah, tanpa mau menyingsingkan
lengan baju membantu membersihkan semak belukar. Memang tak mudah menjadi
pemimpin, apalagi seorang yang sejati. Karena itu hanya segelintir saja yang
bersedia berdiri di depan. Sedangkan para pecundang bersembunyi di barisan
terbelakang. Namun berlari paling kencang ketika masa panen tiba. Dimana pun
pecundang tak memiliki setetespun rasa malu.
orang yang menyandang beban di pundak mereka. Bukan hanya beban mereka
sendiri, melainkan juga beban orang lain. Bahkan beban anda juga. Beban itu
teramat berat. Namun seringkali mereka seolah berdiri tanpa teman dan
menanggung tanggung jawab itu sendiri. Beban itu semakin berat karena banyak
orang menganggap bahwa mereka sepantasnya melakukan itu sendiri. Tahukah
anda siapakah mereka?Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang anda angkat. Anda meletakkan harapan
pada mereka. Anda meminta mereka bekerja dan menunjukkan jalan. Sementara
anda mengekor di belakang. Semestinya anda turut mengangkat cangkul,
menggemburkan bumi dan menebar benih kemakmuran. Orang-orang yang tak tahu
diri hanya bisa berteriak bahwa jalan itu salah, tanpa mau menyingsingkan
lengan baju membantu membersihkan semak belukar. Memang tak mudah menjadi
pemimpin, apalagi seorang yang sejati. Karena itu hanya segelintir saja yang
bersedia berdiri di depan. Sedangkan para pecundang bersembunyi di barisan
terbelakang. Namun berlari paling kencang ketika masa panen tiba. Dimana pun
pecundang tak memiliki setetespun rasa malu.
sekarang pecundangnya lagi pada sembunyai dimana, tolong tunjukkin dong.
Apakah pemimpin di PT. INTI semacam pemimpin yang digambarkan pada artikel ini? Rasanya tidak, maksud saya tidak semuanya.
Dimana-mana memang lebih enak jadi komentator, bisa teriak, bisa komentar sesuka hati, bisa protes, de el el, tapi ketika dikasih kesempatan sebagai pemimpin .... bingung deh, itu sebabnya pemimpin dibayar mahal - soalnya mesti beli kapas buat tutup kuping rapat rapat.
Karena menginkuti saran tadi, maka gajinya naikkan sendiri tak kira-kira mBak mungkin buat beli kapas ya, sebab banyak kritik, protes, de el el atas kebijakan beliau.
Pemimpin di PT.INTI hanya bisa bicara tetapi tidak bisa kerja (sebagian besar ) bergaji besar tanpa rasa ada malu begitu.
ah....masa iya sich ?
Memang tidak mudah memimpin orang-orang bodoh yang sok pinter.
Pemimpin
kalau memang bodoh maka segera di sekolahkan.
sabar dong ...... ! sebab telah ditetapkan dalam target kinerja tahuan: 20 jam/karyawan.