Dikirim pada 2009-03-18 16:25:58 Oleh admin
Dirut baru PT INTI Irfan Setiaputra mengatakan sebagai salah satu industri strategis selama lebih dari tiga dasawarsa pihaknya siap mewujudkan misinya menjadi salah satu penggerak utama kebangkitan industri dalam negeri.
"Memimpin suatu BUMN merupakan tantangan baru dan ini amanah bagi saya yang ingin berkontribusi mengembangkan bisnis PT INTI di masa depan," ujarnya melalui pesan singkat kepada bisnis.com hari ini.
Dia menjelaskan langkah pertama yang akan dilakukan adalah memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi PT INTI saat ini, baik internal maupun eksternal. Sehingga dalam waktu tidak terlalu lama sudah ada strategi dan rencana pengembangan untuk 2-3 tahun ke depan.
Mantan direktur pelaksana PT Cisco System Indonesia ini optimistis banyak pengalamannya selama di industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan relevan membantunya dalam mewujudkan visi dan misi PT INTI yang siap menghadapi tantangan sekaligus peluang bisnis yang baru.
PT INTI memproyeksikan pertumbuhan laba bersih pada 2009 sebesar 23,5% dari proyeksi nilai kontrak tahun ini Rp 808 miliar. Nilai kontrak yang diraih INTI dipastikan menurun dari tahun lalu yaitu Rp 860 miliar sehingga menciptakan tantangan bagi manajemen.
Sejumlah peluang bisnis potensial yang masih dapat digarap INTI pada tahun ini terutama dalam jasa pengelolaan jaringan komprehensif (managed service) operator telekomunikasi. Selain managed service, potensi lainnya adalah sejumlah tender dari proyek telepon pedesaan dan WiMax.
Dalam persiapan tender telepon perdesaan itu, PT INTI berencana mengaktifkan kembali lini manufaktur di kantor pusat Bandung untuk memproduksi perangkat, seperti picocell dan VSAT. (sumber: Bisnis Indonesia Online)
"Memimpin suatu BUMN merupakan tantangan baru dan ini amanah bagi saya yang ingin berkontribusi mengembangkan bisnis PT INTI di masa depan," ujarnya melalui pesan singkat kepada bisnis.com hari ini.
Dia menjelaskan langkah pertama yang akan dilakukan adalah memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi PT INTI saat ini, baik internal maupun eksternal. Sehingga dalam waktu tidak terlalu lama sudah ada strategi dan rencana pengembangan untuk 2-3 tahun ke depan.
Mantan direktur pelaksana PT Cisco System Indonesia ini optimistis banyak pengalamannya selama di industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan relevan membantunya dalam mewujudkan visi dan misi PT INTI yang siap menghadapi tantangan sekaligus peluang bisnis yang baru.
PT INTI memproyeksikan pertumbuhan laba bersih pada 2009 sebesar 23,5% dari proyeksi nilai kontrak tahun ini Rp 808 miliar. Nilai kontrak yang diraih INTI dipastikan menurun dari tahun lalu yaitu Rp 860 miliar sehingga menciptakan tantangan bagi manajemen.
Sejumlah peluang bisnis potensial yang masih dapat digarap INTI pada tahun ini terutama dalam jasa pengelolaan jaringan komprehensif (managed service) operator telekomunikasi. Selain managed service, potensi lainnya adalah sejumlah tender dari proyek telepon pedesaan dan WiMax.
Dalam persiapan tender telepon perdesaan itu, PT INTI berencana mengaktifkan kembali lini manufaktur di kantor pusat Bandung untuk memproduksi perangkat, seperti picocell dan VSAT. (sumber: Bisnis Indonesia Online)